Hak Asuh dan Keistimewaan Anak Yatim dalam Islam, Cek yuk!
Anak yatim yang ditinggal pergi oleh orang tua untuk selamanya tentu akan merasakan kepedihan yang mendalam.
Apalagi, jika anak yang ditinggalkan masih kecil dan tidak bisa berdiri sendiri.
Tidak heran, Islam menaruh perhatian besar kepada anak yatim.
Menyantuni anak yatim juga merupakan sebuah amalan yang sangat mulia di mata Allah SWT dan sesama manusia.
Ingin tahu keutamaan menyantuni atau merawat anak yatim? Yuk, cek info di bawah ini!
Baca Juga: Hukum Mencabut Uban dalam Islam, Wajib Dipahami!
Pengertian Anak Yatim
Kata 'yatim' berasal dari Bahasa Arab. Artinya, anak kecil yang kehilangan ayahnya karena meninggal.
Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Ibnu Abbas RA pernah menerima surat dari Najdah bin Amir yang berisi beberapa pertanyaan.
Salah satunya adalah tentang batasan seseorang disebut yatim.
Ibnu Abbas menjawab:
“Dan kamu bertanya kepada saya tentang seorang anak yatim, kapan terputus predikat yatim itu. Sesungguhnya predikat itu putus bila ia sudah baligh dan menjadi dewasa".
Lalu, bagaimana dengan kata 'piatu'? Kata ini bukan berasal dari Bahasa Arab. Piatu adalah bahasa Indonesia yang dinisbatkan kepada seorang anak yang ditinggal mati oleh ibunya.
Seorang anak disebut yatim piatu apabila ditinggal mati oleh kedua orang tuanya.
Baca Juga: 13+ Keutamaan Majelis Ilmu dan Adabnya, Umat Muslim Wajib Tahu!
Golongan Anak Yatim
Mereka yang disebut sebagai golongan anak yatim adalah ketika ditinggalkan ayah kandung sebelum usia dewasa atau baligh.
Hal tersebut sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis: “Tidak ada keyatiman setelah mimpi.” (HR Abu Daud).
Mimpi yang dimaksud dalam hadis di atas adalah mimpi basah, yang menjadi penanda baligh.
Selain itu, tanda baligh lainnya adalah tumbuhnya rambut kemaluan, sudah haid bagi anak perempuan, serta mencapai batasan umur 15 tahun.
Untuk anak yang ditinggal meninggal oleh ibunya, mereka termasuk sebagai kategori yatim.
Anak yang ditinggal mati ibunya punya istilah khusus, yaitu ‘ajiyy/’ajiyyah’, yang dalam bahasa Indonesia disebut piatu.
Adapun menurut istilah syara’ yang dimaksud dengan golongan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal mati oleh ayahnya sebelum baligh.
Diketahui juga, menurut para ulama, anak yatim adalah tanggung jawab seluruh umat muslim.
Anak yatim berhak mendapatkan hak asuh yang layak sebagai orang yang ditinggalkan sosok ayah sewaktu dirinya belum baligh atau dewasa.
Baca Juga: Hukum Aborsi dalam Islam, Umat Muslim Wajib Tahu!
Hak Anak Yatim dalam Islam
Islam mewajibkan kaum muslimin untuk senantiasa memperhatikan, berbuat baik, mengurus, dan mengasuh anak yatim sampai dewasa.
Islam juga memberi nilai yang sangat istimewa bagi orang yang benar-benar menjalankan perintah tersebut.
Ini karena Islam memperhatikan tumbuh kembang seorang anak yang harus ditinggal pergi selama-lamanya oleh orang yang seharusnya merawat dirinya.
Islam mengajarkan untuk berempati dengan memberikan kasih sayang kepada anak yatim.
Dalam Islam, ada beberapa hak anak yatim yang harus dipenuhi, seperti:
- Dididik dan Diberi Makan
Anak yatim berhak menerima kasih sayang dan makanan yang layak sehari-hari.
Allah SWT berfirman:
“Tahukah kamu seseorang yang mendustakan Agama, itulah seseorang yang menghardik seorang anak yatim piatu, dan tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin.” (QS. Al-Ma’un: 1 3).
- Diperlakukan dengan Baik
Selain itu, mereka yang tergolong anak yatim juga perlu diperlakukan dengan baik.
Allah SWT berfirman:
“Maka terhadap seorang anak yatim piatu, maka janganlah engkau berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap pengemis janganlah menghardik.” (QS Ad-Dhuha: 9-10).
- Dicukupi Kebutuhannya
Sebuah hadis dari Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang memberi makan dan minum seorang anak yatim piatu di antara kaum muslimin, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga, kecuali dia melakukan satu dosa yang tidak diampuni.”
- Diberi Kasih Sayang
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairoh RA sebuah hadits yang berbunyi:
“Dari Abu Hurairoh, bahwa seorang laki-laki mengadu kepada Rsulullah SAW akan hatinya yang keras, lalu Rasul berkata: Usaplah kepala seorang anak yatim piatu dan berilah makan orang miskin.”
Baca Juga: 5 Cara Bersyukur Kepada Allah SWT yang Benar dalam Kehidupan Sehari-hari
- Hak dalam Hal Harta
Maksudnya adalah larangan untuk membelanjakan harta yang anak yatim miliki di luar tujuan kemaslahatannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
“Dan janganlah kamu dekati harta seorang anak yatim piatu, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat hingga ia dewasa.” (QS Al-An’am: 152).
- Mendapat Perlindungan
Hak anak yatim untuk mendapatkan kehidupan yang layak, yakni mendapatkan sandang, pangan, papan, dan pendidikan.
Allah SWT berfirman:
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu.” (QS Ad-Duha: 6).
- Menerima Hak Warisan
Setelah ditinggalkan pergi oleh ayahnya, seorang anak yatim jarus mendapatkan jatah warisannya.
Bagian harta waris yang ia terima wajib dijaga oleh pengasuh atau penanggungjawabnya.
Harta tersebut harus dikembalikan kepada anak yatim saat ia telah dewasa.
Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Journal Plos One menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis anak yatim secara signifikan lebih rendah daripada teman mereka yang memiliki orang tua.
Karenanya, anak yatim juga harus mendapatkan perhatian penuh dari setiap orang di sekelilingnya.
Baca Juga: Doa Naik Kapal Laut dan Penjelasan Artinya, Amalkan Moms!
Keutamaan Mencintai Anak Yatim
Sebagai uswatun hasanah, Rasulullah SAW telah memberikan contoh untuk mencintai dan menyayangi anak yatim.
Apalagi, bagi mereka yang masih kecil, tidak mampu menghidupi diri sendiri, dan membutuhkan bantuan untuk menjalankan kehidupan.
Dilansir Dompet Dhuafa, inilah beberapa keutamaan yang akan didapatkan bagi orang-orang yang mencintai anak yatim:
1. Termasuk Amal Shalih
Penjelasan mengenai menyantuni anak yang yatim telah dijelaskan dalam salah satu ayat dalam Alquran.
Allah SWT berfirman:
“Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.” (QS Al-Baqarah: 220).
Memperbaiki di sini maksudnya adalah bersikap dermawan kepada anak yang yatim, merawatnya dengan perilaku yang baik, dan menjamin kehidupannya.
2. Allah Menyukai Hamba yang Senang Berdermawan
Keutamaan lain dari mencintai golongan anak yang yatim adalah mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Hal ini tertulis pada hadis berikut:
"Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan.
Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.
Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.” (QS Al-Baqarah: 215).
Allah SWT menyukai nafkah yang diberikan untuk anak yang yatim. Sebab, hal tersebut menjadi kemuliaan sendiri bagi seseorang, karena telah berbagi kepada sesama, terutama yang sangat membutuhkan.
Harta tersebut tentu akan lebih baik daripada yang dipergunakan untuk diri sendiri.
Baca Juga: Hukum dan Bahaya Ujub dalam Islam, Waspada!
3. Menjadi Jalan Masuk Surga
Umat muslim yang mencintai dan menyantuni anak yang yatim akan masuk surga, seperti pada salah satu hadis sahabat Rasulullah SAW.
"Rasulullah SAW bersabda: ‘Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini.’
Kemudian Rasulullah SAW mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah, serta agak merenggangkan keduanya.” (HR Bukhari).
Bagi orang yang menanggung kehidupan anak yang yatim, seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka Allah SWT menjanjikannya masuk surga.
4. Jauh dari Azab Allah
Keutamaan lain dari menyanyangi anak yang yatim adalah dijauhkan dari azab yang pedih.
Rasulullah SAW bersabda:
“Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, di hari kiamat Allah SWT tidak akan mengazab orang yang mengasihi anak yatim dan berlaku ramah kepadanya, serta manis tutur katanya.
Dia benar-benar menyayangi anak yatim dan mengerti kekurangannya, dan tidak menyombongkan diri pada tetangganya atas kekayaan yang diperoleh Allah kepadanya.” (HR Thabrani).
Baca Juga: Sejarah Haramnya Babi dalam Islam, Umat Muslim Wajib Tahu!
5. Terpenuhi Kebutuhan Hidup
Bukan hanya dijanjikan pahala melimpah dan masuk surga, mengurus anak yang yatim dengan sungguh-sungguh juga dijanjikan oleh Allah SWT akan dipenuhi kebutuhan hidupnya.
Apabila seseorang menyantuni anak yang yatim, maka dirinya termasuk telah berinfak di jalan Allah SWT.
Selain itu, Allah SWT juga akan melipatgandakan harta bagi hamba yang menyantuni anak yang yatim.
“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” (HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib).
6. Memperbaiki Urusan Dunia dan Akhirat
Apabila seseorang selalu mengasihi sesama yang berada di muka bumi, maka niscaya juga akan dicintai oleh Allah SWT.
Sehingga, apapun urusannya di akhirat dan juga di dunia akan diperbaiki, seperti yang telah dijanjikan oleh Allah SWT pada hamba-Nya.
Penjelasannya dalam sebuah hadis, yakni:
“Orang-orang yang pengasih akan dikasihi oleh Ar Rahman (Yang Maha Pengasih) Tabaaroka wa ta’ala. Kasihilah siapa yang ada dibumi niscaya engkau dikasihi oleh yang di langit.” (HR Abu dawud, Tirmidz).
Baca Juga: 5+ Manfaat Sifat Malu dan Hikmahnya dalam Ajaran Islam
Ajaran Islam memberikan kedudukan yang tinggi kepada seorang anak yang yatim dengan memerintahkan kaum muslimin untuk berbuat baik dan memuliakan mereka.
Bahkan, orang-orang yang melakukan perbuatan terpuji tersebut akan diberi balasan pahala yang besar. Karenanya, tetap sayangi dan santuni anak yang yatim di mana pun berada, ya, Moms!
- https://almanhaj.or.id/7452-apa-definisi-anak-yatim.html
- https://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/kemuliaan-mencintai-anak-yatim
- https://dalamislam.com/dasar-islam/hak-anak-yatim-piatu-dalam-islam
- https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0195377
- https://yayasanpapi.org/hikmah-dan-keutamaan-menyantuni-anak-yatim/
- https://baznas.go.id/artikel/baca/Keistimewaan-Menyantuni-Anak-Yatim/122
- https://infakyatim.id/inspirasi/siapakah-yang-disebut-anak-yatim
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.