Kenali Fun Seeker, Tipe Kakek-Nenek yang Sering Manjakan Cucu
Hubungan kedekatan antara kakek dan nenek bersama cucunya memang terasa begitu spesial. Mungkin saja salah satunya adalah anak Moms. Keinginan untuk mengunjungi kakek-nenek atau sering dikunjungi kakek-neneknya menjadi bukti bahwa anak Moms menyayangi orangtua Moms dan pasangan.
Namun, masalah tetap dapat terjadi, yaitu ketika tipe kakek-nenek yang terlalu memanjakan cucunya sehingga ia menjadi anak yang manja dan sulit untuk diatur. Manja artinya selalu diberi hati, tidak pernah ditegur atau dimarahi, selalu dituruti semua kemauannya. Sedangkan arti memanjakan adalah memperlakukan seseorang dengan kasih sayang sehingga ia menjadi manja.
Tipe kakek-nenek yang dekat dengan cucu seperti ini sebenarnya memiliki sisi positif dan negatif. Kedua sisi ini harus diperhatikan dengan seksama agar tidak terjadi ketimpangan ke depannya. Biar bagaimanapun, pola asuh orangtua harus tetap menjadi teladan utama untuk anak, ya, Moms.
Baca Juga: 5 Kegiatan Yang Dapat Mendekatkan Anak dengan Kakek Nenek
“Ketika kakek-nenek perhatian pada cucunya, artinya ia ingin menunjukkan betapa berartinya cucu bagi hidup mereka. Namun, tindakan berlebihan dengan memberikan segala sesuatu, baik yang diminta ataupun tidak oleh cucu, tanpa memandang batasan dan peraturan yang diterapkan orangtua, dapat membuat dampak buruk untuk cucunya,” ujar psikolog klinis Pramudita Tungga Dewi, pada Kulwap Orami Community, Jumat (21/6) lalu.
Di antara semua tipe kakek-nenek dan cucunya, tipe yang paling mudah untuk membuat anak menjadi manja adalah tipe fun seeker. Apa yang dimaksud dengan fun seeker?
“Tipe kakek-nenek ini merencanakan berbagai kegiatan yang menyenangkan untuk dilakukan bersama cucu mereka. Namun sebenarnya, hal yang perlu diperhatikan dari tipe ini adalah cara menjaga agar kesenangan tersebut tidak bertentangan dengan pola asuh orangtua terhadap para cucu,” lanjut Pramudita menjelaskan.
Seringnya, tipe kakek-nenek fun seeker ini melewati batas sehingga mengakibatkan cucu menjadi manja. Mereka hanya berorientasi menyenangkan cucu tanpa memikirkan dampak bagi cucu. Dampaknya bisa meliputi sikap, perilaku, hingga kesehatan cucunya sendiri.
Cara kakek-nenek memanjakan cucunya pun beragam bentuknya, di antaranya membelikan hadiah yang mahal dan kadang tidak berguna untuk anak, memberikan jajanan yang disukai anak meskipun sebenarnya tidak sehat, atau sering mengajak anak mengunjungi tempat-tempat yang diinginkannya.
Tak ada yang salah dari bentuk kasih sayang kepada cucu, namun ketika kakek-nenek selalu mengikuti keinginan cucunya tanpa memerhatikan dampak yang bisa ditimbulkan, maka sudah waktunya Moms dan pasangan segera mengatasi hal tersebut.
Baca Juga: Anak Selalu Dibela oleh Kakek dan Nenek, Bagaimana Menghadapi Situasi Ini?
Atasi Perilaku Tipe Kakek-Nenek yang Manjakan Cucu
Foto: romper.com
Kedisiplinan anak harus dipupuk sejak dini, untuk itu pola asuh orangtua juga harus mendukung terlaksanannya hal tersebut. Namun, ketika kakek dan nenek terlalu memanjakan cucu, maka Moms harus mengendalikannya. Sebaiknya, buang semua rasa sungkan yang Moms rasakan dan ikuti tips berikut ini.
Moms dan pasangan harus sepakat dengan pola asuh yang ingin diberikan pada anak. Setelah itu, komunikasikan kepada orangtua (kakek-nenek) tentang hal tersebut. Beri pengertian kepada mereka, bahwa pola asuh ini harus dihargai dan diterapkan.
Moms dan pasangan dapat membuat aturan bersama orangtua (kakek-nenek) tentang cara memanjakan anak. Tak ada salahnya memberi batasan, lalu menentukan reward/punishment jika hal tersebut dilakukan atau dilanggar.
Lakukan kegiatan secara bersama dan berirama. Kakek-nenek memahami aturan dan pola asuh orangtua, sebaliknya orangtua memahami cara interaksi kakek-nenek dengan anak mereka.
Baca Juga: Perilaku Anak Berubah Setelah Liburan di Tempat Kakek Nenek, Apa yang Harus Dilakukan?
Jika tips ini dijalankan, maka lama kelamaan akan ada penyesuaian antara kakek-nenek dan orangtua, sehingga perilaku anak manja pun dapat dihindari.
(DG)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.