4 Kendala Ini Akan Anak Temui Ketika Belajar Berteman
Selain untuk mengembangkan kemampuan sosial, mengajarkan anak berteman juga sangat penting sebagai salah satu keterampilan untuk bertahan hidup lho, Moms.
Sayangnya, banyak orang tua yang mengira bahwa setiap anak secara alami memiliki kemampuan untuk menjalin pertemanan dengan sendirinya, sehingga mengabaikan berbagai kendala yang dihadapi anak saat belajar berteman.
Agar bisa menanamkan pondasi keterampilan sosial yang kuat dan baik, Moms perlu membantu balita mengatasi beberapa kendala anak saat belajar berteman berikut:
Dikucilkan
foto: hopeunbroken.com
Diabaikan atau dikucilkan saat belajar berteman sudah pasti terasa menyakitkan dan membingungkan bagi seorang anak ya, Moms?
Terlebih lagi, kendala ini juga lebih sulit terdeteksi ketimbang bila anak mengalami perundungan alias bullying.
Moms perlu lebih jeli mengenali perilaku anak yang dikucilkan, di antaranya:
- Sering bersikap gugup atau cemas
- Sering mendadak sakit kepala atau sakit perut saat akan pergi sekolah atau menghadiri acara sosial
- Sering bercerita bahwa dia duduk atau bermain sendiri
- Mengeluh tentang tidak punya teman
Menurut Lawrence Cohen, Ph.D., psikolog spesialis permainan anak dan terapi bermain, cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan mendorong Si kecil untuk memulai pertemanan secara one-on-one alias dengan satu orang anak dalam satu waktu, ketimbang langsung bergabung kedalam satu kelompok besar.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membantu Anak Menghadapi Bullying?
Sikap Agresif
foto: arrowmontessori.com
Saat mengajarkan anak berteman, ada dua kemungkinan kendala yang timbul akibat sikap agresif, yaitu anak dikasari oleh teman atau justru anak yang bersikap agresif terhadap temannya.
Bila anak dikasari atau diganggu oleh teman yang bersikap agresif, Moms bisa mulai mengajarkan Si kecil untuk bersikap tegas serta menjauh dari situasi yang terjadi.
Sedangkan bila ia lah yang sering bersikap agresif terhadap anak lain, Moms harus mengajarkannya untuk mengungkapkan perasaan secara santun sekaligus memberitahukan konsekuensi dari perilaku agresif yang dilakukannya.
Tidak Suka Bermain dalam Kelompok
foto: bustle.com
Faktanya, memang ada anak yang lebih suka bermain sendiri ketimbang bersama anak lain atau dalam kelompok besar. Hal ini normal terjadi dan tidak selalu menjadi pertanda adanya gangguan dalam perkembangan sosial dan emosional anak.
Meski begitu, Moms bisa mendorong si kecil untuk keluar dari zona nyaman dengan mengajaknya berinteraksi dengan anak lain sambil melakukan kegiatan yang sama-sama disukai, seperti mengikuti kelas tari atau gimnastik.
Baca Juga: Ketika Anak Sulit Berbaur dengan Teman Sekolahnya
Dyssemia
foto: vaccinebox.com
Kendala anak saat belajar berteman lainnya adalah dyssemia atau kesulitan dalam membaca dan menunjukkan tanda non-verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh.
Anak yang mengalami kondisi ini seringkali sulit diterima oleh teman sebaya karena dianggap terlalu cuek dan tidak responsif.
Nah, untuk meningkatkan kemampuan anak dalam komunikasi non-verbal, Moms bisa melakukan hal berikut:
- Sering berdiskusi tentang emosi dan perasaan
- Bermain peran sambil menunjukkan berbagai ekspresi wajah dan nada suara dalam cerita
- Menggunakan gestur tangan dan ekspresi wajah saat berbicara dengan anak
- Bermain tebak ekspresi di depan kaca
Melihat berbagai kendala anak saat belajar berteman, ada baiknya Moms lebih jeli mengamati pola sosialisasi anak sambil terus memberikan dorongan dan panduan yang sesuai.
Nah Moms, apakah Si Kecil pernah mengalami satu atau beberapa kendala di atas saat belajar berteman?
(WA)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.