4 Risiko Plasenta Previa dan Cara Menanganinya, Bumil Wajib Tahu!
Kesehatan selama kehamilan sangat penting untuk kita pantau. Hal ini dikarenakan banyak komplikasi dan masalah kehamilan yang bisa memengaruhi kesehatan janin, bahkan membahayakannya.
Salah satu masalah kehamilan yang cukup berisiko adalah Plasenta Previa. Kondisi ini adalah di mana plasenta terletak di bagian bawah rahim hingga menutupi mulut rahim.
Pada kondisi yang normal, plasenta seharusnya melebar menjauh dari mulut rahim, sedangkan pada kondisi plasenta previa plasenta tidak menjauh, namun malah menutupi mulut rahim.
Biasanya, tanda-tanda pertama plasenta previa akan muncul selama pemindaian USG rutin usia 20 minggu. Tanda-tanda awal ini tidak selalu menimbulkan kekhawatiran, karena plasenta sering lebih rendah di rahim selama bagian awal kehamilan.
Plasenta biasanya terkoreksi dengan sendirinya. Menurut Royal College of Obstetricians dan Gynaecologists, hanya 10 persen dari kasus akan berkembang menjadi plasenta previa penuh.
Plasenta previa ini bisa terjadi karena beberapa penyebab dan tentunya ada cara untuk menanganinya.
Pada umumnya, penyebab plasenta previa ini sebenarnya belum diketahui secara pasti. Tapi, ada beberapa faktor yang diduga bisa membuat Moms yang sedang hamil berisiko mengalami kondisi plasenta previa.
Moms berusia di atas 35 tahun, mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya, bentuk rahim tidak normal, posisi janin yang tidak normal juga, gaya hidup tidak sehat selama hamil, dan sebelumnya pernah melakukan tindakan operasi pada bagian rahim, baik itu pengangkatan kista/miom, caesar, dan keguguran.
Baca Juga: Insomnia saat Hamil? Atasi dengan 6 Cara Ini!
Risiko Plasenta Previa
Masalah kehamilan dengan kondisi plasenta previa ini tidak boleh kita abaikan, apalagi berisiko yang mengancam keselamatan Moms dan bayi. Apa saja risiko plasenta previa untuk ibu dan bayi yang dikandung? Simak ulasannya.
1. Pendarahan
Jika letak plasenta berada pada saluran keluar rahim, maka perdarahan dapat terjadi ketika serviks melebar atau membentang selama proses melahirkan. Maka, Moms dengan kondisi ini biasanya tidak disarankan untuk melahirkan secara normal.
2. Janin Abnormal
Plasenta previa dikaitkan dengan kelainan plasenta atau tali pusar lainnya. Dilansir dari Medicinenet, beberapa penelitian telah menunjukkan terhambatnya pertumbuhan janin pada ibu hamil dengan kondisi plasenta previa, dan letak plasenta di bagian bawah rahim sangat memungkinkan janin yang abnormal.
Baca Juga: Mengidap Lupus Saat Hamil? Ketahui Risikonya
3. Kelahiran Prematur dan Ketuban Pecah Dini
Pendarahan selama masa kehamilan dalam kondisi ini bisa menimbulkan kelahiran prematur dan ketuban pecah dini. Dua kondisi ini tentunya bisa membahayakan keselamatan ibu dan bayi.
4. Melahirkan Terlalu Sering
Dilansir dari Foxnews, Dr.Philip Darney, direktur Bixby Center for Global Reproductive Health, Universitas California, AS, mengatakan bahwa, semakin sering hamil, maka makin buruk dampaknya bagi kesehatan karena meningkatkan risiko kematian ibu, risiko kehamilan bermasalah, dan salah satu komplikasi yang mungkin dialami adalah perdarahan saat persalinan yang juga bisa disebabkan oleh plasenta previa.
Cara Mengurangi Risiko Plasenta Previa
Plasenta previa mungkin tidak bisa disembuhkan. Namun, Moms bisa mengurangi risikonya. Berikut cara-cara untuk mengurangi risiko plasenta previa.
1. Bed Rest
Dalam kondisi ini dokter pasti akan menyarankan Moms untuk bed rest atau beristirahat total, tak hanya itu Moms juga harus menghindari aktivitas yang berat, termasuk berhubungan intim.
Komunikasikan dengan Dads ya Moms perihal kondisi ini untuk saling menjaga kesehatan Moms dan janin, terutama kondisi janin.
2. Tidak Melakukan Persalinan Normal
Dikarenakan plasenta previa bisa menyebabkan pendarahan yang hebat, maka Moms tidak disarankan untuk melakukan persalinan normal.
Apalagi, jika Moms mengalami komplikasi dalam kondisi ini, biasanya dokter akan menyarankan untuk rawat inap agar kondisi Moms dan janin bisa diawasi.
Baca Juga: 7 Penyebab Program Bayi Tabung Gagal
3. Perawatan Dokter
Biasanya dokter akan melakukan penanganan untuk mencegah kelahiran prematur. Moms disarankan mengonsumsi obat untuk mencegah kontraksi sebelum waktunya.
Kemudian obat untuk mempercepat matangnya paru-paru janin, pemberian obat ini disarankan hanya ketika harus dilakukan tindakan lebih cepat atau janin harus segera dilahirkan sebelum waktunya.
Plasenta previa memang memerlukan penangan yang tepat sehingga berbagai risiko selama kehamilan dan proses persalinan bisa teratasi dengan cepat. Selalu berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter jika Moms mengalami kondisi ini.
(PSF/ERN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.