Lactulax, Obat Pencahar untuk Atasi Sembelit atau Konstipasi yang Kronis
Lactulax adalah obat yang termasuk dalam jenis pencahar atau laksatif. Obat ini mampu membantu untuk mengatasi masalah pencernaan, seperti sembelit atau konstipasi yang kronis.
Obat ini berbentuk sirup dalam beberapa varian ukuran. Pembelian obat ini tidak membutuhkan resep dari dokter atau dijual bebas.
Fungsi Lactulax
Foto: Orami Photo Stock
Obat ini dapat dikonsumsi untuk mengobati beberapa gangguan, seperti:
- Sembelit atau konstipasi kronis.
- Ensefalopati hepatik.
Mengutip Medline Plus, laktulosa yang merupakan kandungan utama dari obat ini adalah gula sintetis yang digunakan untuk mengobati sembelit.
Kandungan ini dipecah di usus besar menjadi produk yang dapat menarik air keluar dari tubuh dan masuk ke usus besar.
Air ini dapat melunakkan feses. Dengan begitu, sembelit atau konstipasi yang terjadi dapat dihentikan.
Laktulosa juga digunakan untuk mengurangi jumlah amonia dalam darah pasien dengan penyakit hati.
Obat ini bekerja dengan menarik amonia dari darah ke usus besar tempat dikeluarkannya dari tubuh.
Baca Juga: 4 Cara Menangani Konstipasi pada Ibu Hamil
Dosis Lactulax
Obat ini dapat dikonsumsi tanpa resep dari dokter. Untuk dosisnya sendiri dapat ditemukan di belakang kota dari obat ini. Nah, berikut rincian dosisnya mengutip dari Drugs:
Untuk sembelit kronis (dosis awal 3 hari pertama):
Orang Dewasa:
- Gangguan yang parah: 2 sendok makan (30 mL).
- Gangguan sedang: 1-2 sendok makan (15-30 mL).
- Gangguan ringan: 1 sendok makan (15 mL).
Anak-anak:
- Usia 6-14 tahun: 3 sendok teh atau 1 sendok makan (15 mL).
- Usia 1-5 tahun: 1-2 sendok teh (5-10 mL).
- Di bawah 1 tahun: 1 sendok teh (5 mL).
Untuk ensefalopati hepatik:
- Dewasa: 2-5 sendok teh (10-25 mL).
- Usia 7-14 tahun: 2 sendok teh (10 mL).
- Usia 1-6 tahun: 1-2 sendok teh (5-10 mL).
- Di bawah usia 1 tahun: 1 sendok teh (5 mL).
Efek Samping Lactulax
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi obat ini, yaitu:
- Masalah pencernaan, seperti diare, mual, atau muntah.
- Alami dehidrasi.
- Kekurangan kalium dalam tubuh (hipokalemia).
- Perut kembung.
- Perasaan tidak nyaman pada perut dan lambung.
- Kram pada lambung.
- Kehilangan elektrolit.
Selain itu, obat ini juga dapat menimbulkan reaksi alergi pada beberapa orang.
Beberapa gejala alergi yang timbul antara lain, seperti gatal-gatal, sulit bernapas, pembengkakan pada beberapa bagian tubuh, seperti wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan.
Baca Juga: Alami Sembelit? 20 Makanan Pelancar BAB Ini Solusinya!
Kontraindikasi Lactulax
Ada beberapa kontraindikasi atau kondisi yang tidak disarankan saat akan mengonsumsi obat ini, seperti:
- Menderita galaktosemia (membutuh diet rendah galaktosa).
- Penderita hipersensitif pada komponen obat.
- Alami obstruksi usus.
- Alami sumbatan saluran cerna.
- Terjadi peningkatan kadar galaktosemia di dalam darah.
Pastikan juga untuk memberitahu dokter sebelum mengonsumsi obat ini jika pernah mengalami:
- Diabetes.
- Lansia: Kandungan laktulosa pada meningkatkan efek samping mual.
- Jika pernah menjalani semua jenis tes pada usus menggunakan scope, seperti kolonoskopi.
- Sedang hamil atau menyusui.
Interaksi Lactulax
Foto: Orami Photo Stock
Ada beberapa obat yang dapat menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan Lactulax, seperti:
- Glutamine: Dapat menurunkan efek terapeutik.
- Neomisin: Dapat mengurangi manfaat yang diinginkan.
Jika dokter telah mengarahkan untuk menggunakan obat ini, kemungkinan interaksi obat sudah diperhitungkan dan mungkin terus melakukan pemantauan.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun sebelum berkonsultasi dengan dokter, penyedia layanan kesehatan, atau apoteker terlebih dahulu.
Baca Juga: 5 Cara Melancarkan BAB pada Ibu Hamil, Bisa Dicoba Nih Moms!
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Lactulax
Mengutip dari rxlist, ada beberapa peringatan yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi obat ini, seperti:
- Obat ini mengandung laktulosa. Jika alami alergi terhadap laktulosa atau bahan apa pun yang terkandung dalam obat ini, sebaiknya tidak mengonsumsinya.
- Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
- Hati-hati mengonsumsi obat ini jika memiliki kondisi diabetes mellitus dan galaktosemia.
- Pastikan memberitahu dokter jika berencana atau sedang hamil serta sedang menyusui.
Mengutip dari studi di Journal of the Indian Medical Association, perbandingan antara laktitol dan laktulosa dilakukan terkait efikasi pada konstipasi.
Hasilnya, laktitol lebih dipilih untuk mengatasi sembelit kronis karena tingkat kemanjurannya, efek samping lebih rendah, dan lebih mudah diterima oleh tubuh.
Itulah Moms informasi mengenai obat Lactulax, obat pencahar untuk atasi sembelit kronik. Meski dijual bebas, pastikan konsumsi sesuai petunjuk dan anjuran pemakaian, ya Moms!
Jika ada efek samping yang dirasakan atau jika sembelit tidak kunjung membaik, segera hubungi dokter, ya!
- https://www.rxlist.com/consumer_lactulose/drugs-condition.htm
- https://www.drugs.com/mtm/lactulose.html#interactions
- https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682338.html
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK536930/
- https://www.researchgate.net/publication/286533619_Lactitol_or_lactulose_in_the_treatment_of_chronic_constipation_Result_of_a_systematic
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.