Ketahu Dosis Lodia, Obat Diare Akut hingga Kronis
Lodia adalah merek obat yang biasa digunakan untuk mengatasi berbagai jenis diare, termasuk diare ringan, diare akut nonspesifik, sindrom iritasi usus, hingga diare kronis.
Obat golongan agonis opioid reseptor ini mengandung loperamide hydrochloride dengan kandungan 2 miligram per tablet.
Seperti apa cara kerja, dosis, kontraindikasi, efek samping, dan interaksi Lodia? Berikut ini pembahasannya.
Baca juga: Kotrimoksazol, Antibiotik yang Punya Banyak Manfaat bagi Kesehatan Tubuh
Manfaat Obat Lodia
Foto: Orami Photo Stock
Secara umum, Lodia merupakan obat yang efektif untuk mengurangi gejala diare. Secara khusus, obat ini bekerja dengan cara berikut:
- Mengurangi kecepatan dan frekuensi kontraksi usus besar
- Mengurangi sekresi cairan di dalam usus besar
- Meningkatkan penyerapan cairan dan elektrolit ke dalam saluran usus
- Meningkatkan waktu transit feses melalui usus besar
- Meningkatkan tonus otot di sfingter anus, sehingga mengurangi kemungkinan keluarnya feses tiba-tiba
- Membantu mengurangi sakit perut
Loperamide HCL dalam Lodia memang belum secara langsung dibandingkan dalam studi klinis. Namun, sebuah studi klinis pada 1990 membandingkan penggunaan Loperamide HCL dengan Pepto-Bismol.
Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa Loperamide HCL dapat mengendalikan diare lebih cepat dan efektif daripada Pepto-Bismol. Hasil penelitiannya diterbitkan di The American Journal of Medicine.
Kontraindikasi Obat Lodia
Foto: Orami Photo Stock
Jangan menggunakan Lodia jika mengalami gejala seperti perdarahan pada dubur atau darah di feses.
Selain itu, hindari juga obat ini jika sedang demam atau memiliki tanda-tanda lain dari infeksi bakteri seperti C. diff , salmonella, atau E. coli .
Saat mengalami infeksi bakteri, justru dibutuhkan gerak usus yang cepat agar agen infeksi bisa segera dikeluarkan dari tubuh. Sementara Lodia bekerja dengan cara memperlambat gerak usus.
Baca juga: Cari Tahu Manfaat, Dosis, Aturan Pakai, dan Efek Samping Lactulose
Kontraindikasi lainnya adalah kehamilan. Saat sedang hamil, Moms tidak boleh menggunakan obat apa pun tanpa berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter. Termasuk menggunakan obat Lodia.
Sebuah studi kecil pada 2008 di jurnal Acta Paediatrica menemukan kemungkinan hubungan penggunaan Lodia dan kehamilan.
Ditemukan bahwa pada awal kehamilan, penggunaan obat ini dapat meningkatkan berbagai risiko bagi ibu dan janin.
Termasuk hipospadia (cacat lahir uretra terkait pembukaan penis), ukuran bayi besar, dan tingkat kelahiran caesar yang lebih tinggi.
Selain kehamilan, kondisi lain yang juga jadi kontraindikasi Lodia adalah penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD). Penderita IBD tidak boleh menggunakan obat ini tanpa pengawasan dokter.
Alasannya diungkapkan dalam sebuah ulasan pada 2007 di jurnal Reviews in Gastroenterological Disorders.
Para peneliti mengungkapkan bahwa obat antidiare seperti Lodia dapat membuat penderita IBD berisiko mengalami megakolon toksik. Ini adalah gangguan yang berpotensi mengancam nyawa.
Dosis dan Cara Penggunaan Lodia
Foto: Orami Photo Stock
Karena termasuk obat keras, Lodia hanya boleh dibeli dan digunakan dengan resep dokter.
Untuk tahu lebih pasti dosis yang tepat, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu.
Namun, secara umum, berikut ini dosis Lodia untuk mengatasi diare, berdasarkan jenisnya:
- Diare akut nonspesifik: dosis awal 4 mg atau 2 tablet sehari. Dosis selanjutnya 2 mg atau 1 tablet setiap setelah buang air besar.
- Diare kronis: dosis awal 4-8 mg atau 2-4 tablet per hari dalam dosis terbagi. Dosis maksimal 8 tablet per hari.
Agar efektivitasnya optimal, disarankan untuk minum Lodia di jam yang sama setiap harinya. Hindari menambah atau mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Efek Samping Lodia
Foto: Orami Photo Stock
Lodia umumnya ditoleransi dengan baik oleh banyak orang. Namun, terkadang dapat menyebabkan efek samping.
Beberapa efek samping yang umum dari obat ini adalah:
- Sembelit
- Pusing
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Mual
- Muntah
- Mulut kering
Efek samping yang serius dari Lodia jarang terjadi, tetapi perlu diwaspadai. Cari bantuan medis segera jika mengalami beberapa gejala berikut ini:
- Diare berdarah atau memburuk
- Pusing
- Pingsan
- Reaksi alergi yang parah, seperti ruam kulit, sulit bernapas, sesak di tenggorokan, pembengkakan di wajah, mulut, atau lidah
Interaksi Obat Lodia
Foto: Orami Photo Stock
Interaksi dapat terjadi jika mengonsumsi Lodia secara bersamaan dengan obat-obatan lain. Misalnya obat-obatan yang dapat menyebabkan irama jantung abnormal.
Contoh obat yang dapat meningkatkan risiko detak jantung tidak teratur jika dikonsumsi bersamaan dengan Lodia meliputi:
- Antibiotik tertentu, seperti klaritromisin, ciprofloxacin, moksifloksasin.
- Obat untuk detak jantung tidak teratur, seperti amiodaron, kuinidin, prokainamid, sotalol, disopiramid.
- Obat antipsikotik tertentu, seperti pimozida, haloperidol, quetiapine, ziprasidon, metadon.
Baca juga: Mengulik Obat Benzodiazepine: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Selain itu, mengonsumsi Lodia secara bersamaan dengan obat-obatan tertentu dapat meningkatkan kadar obat ini dalam tubuh. Hal ini bisa meningkatkan risiko efek samping dari Lodia.
Contoh obat yang dapat meningkatkan kadar Lodia dalam darah adalah:
- Itrakonazol (obat antijamur)
- Gemfibrozil (obat penurun lipid)
- Ritonavir (obat HIV)
Jika sedang menjalani pengobatan dengan obat-obatan yang tadi disebutkan, atau obat apapun, tanyakan pada dokter sebelum mengonsumsi Lodia.
Dengan begitu, risiko interaksi obat bisa dihindari.
- https://doi.org/10.1016/0002-9343(90)90270-N
- https://doi.org/10.1111/j.1651-2227.2008.00718.x
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/18192964/
- https://www.healthline.com/health/diarrhea/imodium
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/imodium#about
- https://www.verywellhealth.com/how-safe-is-imodium-1945154
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lodia
- http://pionas.pom.go.id/monografi/loperamid-hidroklorida
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.