Ketahui Fungsi, Dosis, dan Efek Samping Lopamid untuk Atasi Diare
Selain mengatasi diare, lopamid adalah obat yang digunakan untuk mengurangi jumlah tinja pada orang yang menjalani ileostomi.
Ileostomi adalah prosedur operasi pembuatan stoma pada dinding perut yang dihubungkan dengan ileum atau bagian akhir dari usus halus.
Obat ini dapat dibeli dengan atau tanpa resep dokter, tetapi pastikan lopamid digunakan sesuai anjuran.
Jika ingin menggunakannya, simak serba-serbi selengkapnya di bawah ini, ya!
Baca Juga: Penjelasan tentang Rhemafar, Obat Alergi dan Penekan Sistem Imun
Fungsi Obat Lopamid
Foto: Pixabay
Lopamid dikenal membantu mengatasi diare jangka pendek.
Namun, bisa juga digunakan untuk membantu atasi sindrom iritasi usus besar (IBS).
Obat ini juga digunakan untuk mengatasi diare berulang atau kronis akibat penyakit Crohn, kolitis ulserativa, dan sindrom usus pendek.
Jika memiliki kolostomi atau lubang di perut, penderita biasanya menumpuk kotoran dari tubuh.
Berkaitan dengan kondisi tersebut, lopamid dikonsumsi untuk menekan produksi kotoran dengan memperlambat proses makanan melewati usus.
Obat ini tersedia dalam beberapa bentuk, termasuk tablet, kapsul, dan cair.
Masing-masing memiliki dosis pemakaian yang berbeda.
Dosis Penggunaan Lopamid
Dosis dan bentuk obat yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi penderita.
Jangan mengurangi, menambahkan, atau memberhentikan obat tanpa anjuran dokter.
Moms bisa mengonsumsi obat dengan atau tanpa makanan.
Terkait dengan bentuknya, lopamid memiliki 3 jenis, yaitu:
- Kapsul dan tablet, yang diminum utuh dengan segelas air.
- Tablet hisap, yang dibiarkan meleleh dengan sendirinya dalam mulut.
- Cairan, yang diminum dengan gelas ukur dalam kemasan.
Dalam bentuk tablet dan kapsul, terkandung 2 miligram lopamid.
Sedangkan dalam bentuk cairan, mengandung 1 miligram dalam satu sendok takaran 5 mililiter.
Melansir dari National Health Service UK, ini dosis konsumsi yang dianjurkan:
Dewasa di atas 18 tahun, dengan diare ringan atau sindrom iritasi usus
Dosis awal penggunaan adalah:
- Kapsul atau tablet: 2 kapsul atau tablet. Lalu, 1 kapsul atau tablet setiap setelah buang air besar.
- Cairan: 4 sendok 5 mililiter. Kemudian, 2 sendok makan setiap setelah buang air besar.
Jika setelah mengonsumsi obat gejala langsung mereda, segera hentikan penggunaan.
Berikut dosis maksimum dalam 24 jam:
- 6 kapsul atau tablet, jika membeli tanpa resep dokter.
- 16 sendok makan obat cair dengan takaran masing-masing 5 mililiter.
Jangan mengonsumsi lopamid selama lebih dari 48 jam tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Baca Juga: Mengenal FODMAP Diet untuk Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
Dewasa di atas 18 tahun dengan diare kronis atau berulang
Sebagian besar kasus diare membaik dalam 5 hingga 7 hari.
Jika diare tidak berhenti dalam 7 hari, segera periksakan diri ke dokter.
Jika dokter meresepkan lopamid untuk diare berkepanjangan, dosis awal penggunaan sebagai berikut:
- 2-4 kapsul atau tablet, dengan jarak waktu konsumsi yang sama.
- 4-8 sendok obat cair dengan takaran masing-masing 5 mililiter, dengan jarak waktu konsumsi yang sama.
Dokter akan menyesuaikan dosis dengan gejala dan kondisi penderita.
Berikut dosis maksimum dalam 24 jam:
- 8 tablet atau kapsul dalam 24 jam.
- 16 sendok makan lopamid cair dengan takaran masing-masing 5 ml dalam 24 jam.
Dokter biasanya merekomendasikan membagi dosis harian.
Jadi, disarankan mengambil setengah di pagi hari dan setengah di sore atau malam hari.
Baca Juga: 9 Tips Memberikan Makanan untuk Anak Diare, Simak di Sini!
Dosis anak-anak
Jangan memberikan lopamid kepada anak di bawah 12 tahun tanpa rekomendasi dokter.
Biasanya, ini dosis yang disarankan:
- Usia 12 tahun ke atas dengan diare jangka pendek: dosisnya sama dengan orang dewasa.
- Usia 12-17 tahun dengan sindrom iritasi usus atau diare kronis: ikuti petunjuk dan resep dokter.
- Usia di bawah 11 tahun: ikuti petunjuk dan resep dokter.
Pada anak, biasanya dokter menggunakan berat badan atau usia untuk menentukan dosis yang tepat.
Dosis juga tergantung pada gejala yang muncul.
Jika melewatkan dosis, jangan khawatir, ya!
Moms bisa mengonsumsinya setelah buang air besar.
Jangan mengambil dosis ganda untuk menebus dosis yang terlupa.
Baca Juga: 7 Cara Menghitung Dosis Obat untuk Anak, Perlu Diperhatikan, Nih Moms!
Efek Samping Penggunaan Lopamid
Foto: Orami Photo Stock
Melansir dari Mayo Clinic, ini beberapa efek samping langka yang dialami:
- Kembung
- Sembelit
- Kehilangan selera makan
- Mual
- Sakit perut
- Muntah
- Penurunan frekuensi buang air kecil
- Kesulitan buang air kecil
- Jantung berdebar
Beberapa efek samping yang terjadi biasanya tidak memerlukan perhatian medis khusus karena dapat sembuh dengan sendirinya.
Efek samping mungkin saja hilang selama perawatan berlangsung karena tubuh telah menyesuaikan diri dengan obat
Baca Juga: Kenali Obat Methylergometrine: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Itulah fungsi, dosis, dan efek samping yang bisa saja dialami oleh pengguna lopamid dengan kondisi kesehatan tertentu.
Efek samping lain yang tidak tercantum bisa dapat terjadi pada beberapa pengguna obat.
Jika melihat efek lain, segera periksakan diri ke dokter, ya!
- https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/lopamide-oral-route/side-effects/drg-20064573
- https://www.nhs.uk/medicines/lopamide/
- https://www.everydayhealth.com/drugs/lopamide
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.