Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Methycobal, Obat untuk Penyakit Saraf
Methycobal bukan obat yang bisa digunakan tanpa pengawasan dokter.
Obat ini adalah obat keras, sehingga perlu resep dokter untuk mendapatkannya di apotek.
Bila Moms diresepkan obat ini, yuk, kenali lebih dalam manfaat hingga efek sampingnya berikut ini.
Manfaat Methycobal
Foto: medicalstore.com
Methycobal adalah obat untuk mengobati penyakit saraf, seperti neuropati perifer.
Neuropati perifer adalah kondisi kerusakan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh tubuh.
Nah, saraf perifer juga mengirimkan informasi sensorik ke sistem saraf pusat.
Kondisi ini menyebabkan mati rasa, nyeri, dan kelamahan pada tangan atau kaki yang bermasalah saraf perifernya.
Rasa sakit yang muncul digambarkan dengan sensasi ditusuk jarum, terbakar, atau kesemutan.
Selain itu, bisa juga menyebabkan masalah pencernaan, masalah sirkulasi darah, dan gangguan buang air kecil.
Terjadinya neuropati perifer dapat disebabkan oleh cedera traumatis, infeksi, masalah metabolisme, atau paparan racun pada tubuh.
Paling sering menyerang pengidap diabetes tipe 2 yang sudah parah.
Dalam banyak kasus, gejala neuropati perifer membaik dan dapat diobati dengan obat, salah satunya methycobal.
Obat ini komposisi utamanya adalah mecobalamin, yakni bentuk vitamin B12 untuk menjaga kesehatan sistem saraf dan sel darah tetap sehat.
Baca Juga: Mebendazole (Obat Cacing), Ketahui Fungsi, Dosis, dan Aturan Pakainya!
Dosis dan Aturan Minum Methycobal
Foto: Orami Photo Stock
Setiap orang dapat diresepkan dosis yang berbeda tergantung dengan usia, tingkat keparahan, dan kesehatan secara menyeluruh.
Namun berdasarkan situs MIMS, dosis yang biasanya digunakan adalah sebagai berikut.
Obat Kapsul
- Dewasa: dosisnya 500 mcg diminum sebanyak 3 kali sehari.
- Dosisnya dapat berubah mengikuti usia dan tingkat keparahan pasien.
Obat Injeksi
- Dewasa: dosisnya 500 mcg melalui injeksi intravena atau injeksi intramuskular diberikan sebanyak 3 kali seminggu.
- Dosisnya dapat disesuaikan dengan usia dan tingkat keparahan pasien.
Baca Juga: Ketahui Obat Meropenem: Fungsi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Dalam bentuk kapsul, minum obat ini persis sama dengan yang dokter arahkan atau sesuai dengan aturan pakai yang tertera di label kemasan.
Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa sepengetahuan dokter.
Jangan pula berhenti menggunakan obat tanpa pengawasan dokter, sekalipun kondisi sudah membaik.
Cobalah minum obat ini di waktu yang sama setiap harinya, agar tidak melewatkan dosis.
Jika terlewat, jangan menggandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
Sementara untuk obat injeksi, pemberian obat akan dilakukan oleh dokter.
Sebelum diberikan obat, pastikan melakukan konsultasi lebih dahulu untuk membuat jadwal suntik dan mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipersiapkan.
Baca Juga: Coparcetin: Fungsi, Dosis, hingga Efek Samping Pemakaiannya
Efek Samping Methycobal
Foto: Orami Photo Stock
Sama seperti jenis obat lainnya, methycobal bisa menyebabkan efek samping.
Efek sampingnya dapat berbeda-beda pada setiap orang.
Ini karena tubuh merespons obat dengan cara yang berbeda-beda pula.
Berikut ini efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan obat:
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Diare
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri pada bekas suntikan
Untuk nyeri pada bekas suntikan, efek sampingnya ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Jika mengalami gejala di atas dan dirasa cukup mengganggu aktivitas, segera konsultasi ke dokter.
Sebelum minum atau diberikan obat ini, beri tahu dokter jika memang pernah memiliki alergi pada obat sejenis.
Biasanya reaksi alergi ditandai dengan pembengkakan pada tubuh, ruam gatal, dan sesak napas.
Baca Juga: Ceftriaxone, Antibiotik Atasi Infeksi Bakteri dan Menular Seksual
Beri tahu dokter jika Moms sedang hamil atau menyusui.
Selama menggunakan obat, Moms dan Dads perlu menjalani tes darah secara rutin.
Tujuannya, untuk memeriksa respons tubuh terhadap obat tersebut.
Di samping itu, beri tahu juga pada dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan berikut ini.
- Aspirin, obat untuk nyeri dan peradangan sekaligus obat pengencer darah
- Antibiotik misalnya kloramfenikol dan neomisin
- Colchicine, yaitu obat asam urat
- Omeprazol atau ranitidin yakni obat untuk mengurangi produksi asam lambung.
- Pil KB
- Suplemen, obat herbal, atau obat tradisional Tiongkok
Baca Juga: Diltiazem, Obat Resep untuk Bantu Atasi Hipertensi
Daftar obat di atas dapat menimbulkan interaksi obat, entah itu mengurangi efektivitas atau menimbulkan masalah kesehatan lain jika dikonsumsi bersamaan dengan methycobal.
Penggunaan obat harus dihentikan jika selama berbulan-bulan obat ini tidak menunjukkan manfaatnya.
Namun, penghentian obat harus dengan pertimbangan dokter.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/peripheral-neuropathy/symptoms-causes/syc-20352061
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mecobalamin?mtype=generic
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/methycobal?type=brief&lang=id
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.