5 Makanan Awetan dari Bahan Nabati, Ada Kimchi dan Tape!
Saat pergi ke pasar maupun supermarket, Moms mungkin pernah menemukan makanan awetan dari bahan nabati.
Makanan ini sebenarnya bisa dimakan segar, tapi pengawetan menjadi pilihan lain untuk menjaga agar kualitasnya tidak cepat rusak.
Sudah tahu apa itu makanan awetan dari bahan nabati dan pilihannya yang biasanya tersedia di pasaran?
Baca Juga: Semakin Langka, 6 Manfaat Buah Bisbul untuk Kesehatan Tubuh
Metode Pengawetan Makanan
Proses pengawetan makanan adalah metode menyimpan atau memperpanjang umur makanan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Pengawetan makanan salah satunya dapat diolah dari bahan nabati.
Makanan awetan dari bahan nabati dibuat guna mencegah pembusukan setelah dipanen
Selain itu, proses pengawetan juga berguna agar kandungan gizinya tetap baik dan aman meski tidak langsung dikonsumsi.
Beberapa metode pengawetan makanan dari bahan nabati yakni:
- Pendinginan
- Pembekuan
- Pengalengan
- Pengeringan
- Fermentasi
- Pasteurisasi
- Iradasi
- Penambahan bahan kimia
Baca Juga: Daun Singkong untuk Ibu Hamil, Amankah Dikonsumsi?
Proses Pengawetan Makanan
Kemajuan teknologi dalam pengemasan makanan awetan dari bahan nabati pun penting untuk menjaga kualitasnya agar tetap baik dan aman.
Ide pengawetan makanan ini berasal dari harapan untuk mencegah terlalu banyak makanan yang terbuang karena proses pembusukan.
Pembusukan makanan adalah perubahan yang membuat makanan jadi tidak aman dan tidak layak lagi untuk dikonsumsi.
Proses pembusukan makanan umumnya disebabkan oleh pertumbuhan atau kontaminasi mikroorganisme di dalamnya.
Mikroorganisme khas yang menyebabkan pembusukan makanan adalah:
- Bakteri (misalnya, Lactobacillus)
- Ragi (misalnya, Saccharomyces)
- Jamur (misalnya, Rhizopus)
Pembusukan bisa juga terjadi karena berbagai faktor lainnya, seperti:
- Serangga
- Perubahan pada kandungan enzim yang secara alami di dalam bahan pangan
- Perubahan fisik dan kimia bahan pangan
Penurunan mutu lainnya pada bahan pangan salah satunya bisa disebabkan oleh aktivitas alami di dalam pangan tersebut.
Ambil contoh, pelunakan yang berlebihan pada buah akibat enzim, sehingga jadi terlalu matang.
Tak hanya itu, reaksi kimia dalam bahan pangan juga dapat menurunkan kualitas makanan. Alhasil, tekstur bahan pangan rusak dan nutrisinya pun hilang.
Kerusakan dan kehilangan kualitas di dalam bahan pangan inilah yang menjadi salah satu alasan terciptanya makanan awetan dari bahan nabati.
Kelebihan Mengawetkan Makanan
Mengolah makanan awetan dari bahan nabati bukan tanpa alasan. Ya, proses ini tentu punya tujuannya, Moms.
Berikut tujuan dilakukannya proses pengawetan makanan:
1. Mencegah Pembusukan Makanan
Tujuan utama membuat makanan awetan dari bahan nabati adalah untuk mencegah makanan cepat membusuk sampai saatnya dikonsumsi.
Ini karena biasanya perkebunan atau sumber pemasok bahan pangan dapat menghasilkan terlalu banyak makanan dalam satu waktu.
Jika semuanya dijual dalam kondisi segar, takutnya akan banyak bahan pangan yang membusuk dan terbuang karena belum laku dijual.
Sementara, jika bahan pangan tersebut diawetkan, jangka waktu konsumsinya bisa lebih lama.
Hal ini tentu akan meminimalkan pembusukan makanan yang bikin mubazir.
2. Punya Berbagai Stok Makanan
Dengana danya makanan awetan dari bahan nabati, variasi olahan makanan bisa semakin banyak.
Sebagai contoh, jika tadinya suatu jenis makanan segar hanya bisa diolah dengan cara ditumis atau direbus, kini bisa dimakan langsung.
Pasalnya makanan yang sudah diawatkan sudah kaya rasa, bahkan disimpan dalam jangka waktu lama.
Jadi, Moms bisa punya banyak stok makanan tapi dengan variasi olahan yang berbeda-beda.
Baca Juga: 5 Resep Selai Nanas untuk Teman Makan Roti dan Isian Nastar
3. Lebih Hemat
Selain agar awet, salah satu tujuan membuat makanan awetan dari bahan nabati yakni dinilai lebih ekonomis.
Namun, hal ini mungkin tidak bisa disamakan pada masing-masing orang.
Karena ada berbagai hal yang memengaruhi biaya pengawetan makanan, terlebih bila dilakukan secara mandiri di rumah. Ini mungkin mencakup:
- Biaya peralatan.
- Makanan segar.
- Tenaga manusia.
- Bahan bakar yang dipakai untuk memproses dan menyimpan makanan.
Supaya lebih murah, Moms bisa langsung membeli makanan awetan dari bahan nabati yang memang sudah diproses dan dijual di pasaran.
Pilih dan beli yang dirasa paling terjangkau dan hemat sesuai kemampuan Moms.
Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Berikut beberapa contoh olahan makanan awetan dari bahan nabati:
1. Buah Kaleng
Buah kaleng mengandung komposisi berupa:
- Buah
- Gula
- Air
- Asam sitrat
Semua bahan ini dimasukkan ke dalam kaleng, ditutup rapat, kemudian disterilkan dan dipanaskan untuk menghancurkan mikroorganisme di dalamnya.
Proses sterilisasi juga berguna untuk mengurangi bahkan menghilangkan oksigen di dalam kaleng sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang butuh oksigen.
2. Kimchi
Kimchi adalah hidangan tradisional asal Korea yang terdiri atas kombinasi:
Semua campuran tersebut diasamkan dan difermentasikan agar lebih tahan lama. Kimchi punya rasa khas asam karena merupakan hidangan fermentasi.
Selama proses fermentasi, bakteri menghasilkan asam laktat sehingga menciptakan rasa asam yang tajam.
Selain itu, bawang putih yang kerap dicampurkan ke dalam kimchi juga memberikan rasa yang khas.
Makanan awetan dari bahan nabati yang satu ini sebenarnya terasa pedas. Namun, seberapa pedas rasa kimchi tergantung jumlah cabai yang dipakai dalam proses pembuatannya.
Baca Juga: 5 Resep Tempoyak Durian, Makanan Tradisional Khas Jambi
3. Keripik
Keripik juga jadi salah satu makanan awetan dari bahan nabati. Biasanya, kripik terbuat dari umbi-umbian seperti:
- Kentang
- Ubi
- Singkong
Namun, ada juga keripik yang terbuat dari buah-buahan, misalnya:
- Apel
- Nangka
- Salak
- Pisang
4. Asinan
Disebut asinan karena proses pembuatannya yang melibatkan banyak garam.
Tak hanya garam, ada pula air dan cuka yang dicampurkan ke dalam bahan-bahan dasar pembuatan asinan, seperti buah dan sayur.
Penambahan garam, air, dan cuka ini bertujuan untuk mengawetkan sayur dan buah tersebut agar tidak mudah basi.
Asinan pun biasanya semakin awet bila disimpan di dalam kulkas.
5. Tape
Mengutip dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), proses pembuatan tape dimulai dari singkong yang dibersihkan, kemudian dikupas kulitnya.
Setelah itu, singkong yang sudah lunak tersebut ditaburi ragi, lalu dibungkus daun atau plastik dan kemudian dimasukkan ke dalam keranjang.
Singkong tersebut didiamkan selama beberapa hari agar permukaannya lebih lunak dan rasanya lebih manis.
Ini terjadi karena adanya proses fermentasi yang mengubah pati singkong jadi gula.
Namun Moms, sebaiknya tape yang baru jadi sebaiknya langsung dikonsumsi atau diolah, ya.
Sebab jika dibiarkan terlalu lama, rasa tape bisa jadi pahit dan teksturnya lembek serta berair karena terbentuknya alkohol.
Baca Juga: 17 Makanan Penunda Lapar, Ampuh Bikin Kenyang Lebih Lama
Nah, itulah tadi Moms pengertian, contoh-contoh, dan pembahasan lainnya seputar makanan awetan dari bahan nabati.
Jika tertarik, Moms bisa langsung mencarinya di pasar atau supermarket terdekat, ya!
- https://www3.epa.gov/ttnchie1/ap42/ch09/final/c9s08-1.pdf
- https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/canned-fruit
- https://www.thespruceeats.com/kimchi-1328777
- http://lipi.go.id/berita/tape-buatan-jogja-cepat-matang-dan-tahan-lama/543
- https://www.britannica.com/topic/food-preservation
- https://ucanr.edu/sites/MFPOC/Food_Preservation/
- https://edis.ifas.ufl.edu/publication/EP004
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.