Tak Mau Buang Waktu, Makin Banyak Pasangan Muda Ikut Program Bayi Tabung
Sudah lama menikah tapi tidak juga dikaruniai momongan kadang masih dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, terutama di budaya Indonesia.
Tidak heran, ketika itu, berkonsultasi masalah infertilitas pun jadi sebuah hal yang tabu, bahkan kalau bisa dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut dibenarkan dr. Ivan Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, SpOG, selaku Sekretaris Jenderal PERFITRI.
“Dulu itu, orang berobat karena susah punya anak sampai diam-diam di belakang. Tunggu semua pasien selesai konsultasi baru masuk,” kata dr. Ivan pada media briefing Merck Specialty Care: Memahami Proses Bayi Tabung (IVF) Sebagai Pilihan Terapi Masalah Kesuburan di Doubletree by Hilton, Menteng, Kamis (30/8).
Mereka juga rata-rata sudah berusia di atas 35 tahun. Bahkan rata-rata yang berkonsultasi sampai akhirnya memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung usianya sudah 39-40 tahun.
Pasangan Muda Mulai Banyak Ikut Program Bayi Tabung
foto: shutterstock.com
Beberapa tahun belakangan, dr. Ivan mengakui telah terjadi pergeseran tren di masyarakat. Pasangan-pasangan berusia 39-40 tahun memang masih banyak yang datang.
“Tapi sekarang mulai banyak pasangan muda yang datang untuk berkonsultasi dan ikut program bayi tabung,” tuturnya.
Ia menilai bahwa pergeseran tren tersebut terjadi karena pengetahuan masyarakat tentang program bayi tabung sudah semakin meningkat. Menurutnya, mereka semakin menyadari bahwa semakin tua usia pasangan mengikuti program bayi tabung, kemungkinan berhasilnya juga semakin kecil.
Karena itu, belakangan banyak pasangan muda yang langsung mengambil jalan bayi tabung ketika mereka memang terdiagnosis susah memiliki keturunan secara alami.
Baca Juga: 5 Mitos Tentang Bayi Tabung, Ini Kata Ahli!
Seleb Indonesia Juga Melakukan Bayi Tabung
foto: instagram.com/tya_ariestya
Tya Ariestya yang mengidap PCOS (Polycystic Ovary Syndrome) dan sulit punya keturunan secara alami pun memilih program bayi tabung. Kini, Tya sedang melakukan program bayi tabung untuk anak keduanya.
Caca Tengker juga memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung. Belum lama ini, ia melahirkan bayi perempuan.
Usia mereka dan usia pernikahan mereka juga masih terbilang muda. Keputusan mereka untuk mengikuti program bayi tabung juga sempat mengundang komentar negatif netizen yang berpendapat bahwa mereka masih terlalu muda untuk ikut program tersebut.
Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), MPH, selaku Presiden PERFITRI, sependapat dengan dr. Ivan. Bukan hanya Tya dan Caca yang masih muda mengikuti program tersebut.
Berdasarkan data yang dimiliki PERFITRI dari klinik-klinik bayi tabung di Indonesia, sebanyak 56 persen pasangan yang berkunjung merupakan pasangan dengan usia di bawah 35 tahun.
“Sisanya 44 persen pasangan yang berusia di atas 35. Sebelumnya, angkanya terbalik. Lebih banyak yang di atas 35 tahun,” terang Prof Iko.
Prof. Iko menilai perubahan ini sebagai perubahan positif. Namun, memang masih belum cukup baik. Prof. Iko dan dr. Ivan sependapat bahwa masyarakat masih harus terus diedukasi terkait hal tersebut.
(AND)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.