Mengajak Bayi Lakukan Ragam Kegiatan Sosial Memberikan Banyak Manfaat Untuknya!
Oleh Rahmiana Rahman/Ammy (31 th), Ibu dari Adli Salam (9 bln), Member WAG Orami Newborn, dan Mompreneur
Selain menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, aku juga sibuk menjadi social worker, mendatangi daerah-daerah terpencil atau yang terdampak bencana untuk melakukan berbagai program sosial.
Kalau dulu, aku melakukannya dengan teman, saat ini, aku melakukan berbagai aktivitas ini bersama suami, para relawan kami di komunitas Rumah Relawan Remaja di Aceh, serta bayiku bernama Adli Salam yang saat ini berusia 9 bulan.
Banyak yang bertanya, kenapa aku selalu membawa Adli kemana-mana? Kenapa tidak dititip saja dengan nenek dan kakeknya di kampung? Apa tidak berbahaya bagi bayi ketika dibawa ke berbagai tempat, apalagi acapkali aku membawanya ke daerah yang jauh dari perkotaan.
Jawabannya, BIG NO.
Baca Juga: Siaga Bencana, Stok Makanan Ini Harus Ada di Rumah
Penuhi Kebutuhan Bayi
Foto: Orami/Rahmiana Rahman
Untuk membawa bayi bepergian, apalagi bukan sekadar jalan-jalan, tentu saja aku dan suami tetap memerhatikan berbagai kebutuhan asupan dan pakaian, serta kesehatan bayi kami. Apalagi, Salam sekarang sudah beberapa bulan mendapatkan MPASI.
Meski terkadang harus makan dari bubur MPASI terfortifikasi yang menurutku memang sah-sah saja, sering juga aku membuatkan MPASI buatan rumah karena kebetulan kami menumpang di rumah penduduk.
Sejauh ini, selama kebutuhan bayi terpenuhi, semuanya akan aman dan terkendali, kok.
Meskipun kadang lebih repot, misalnya, harus menggendong Adli sambil mengikuti kegiatan, aku merasa lebih tenang. Karena ia berada didekatku, dan aku bisa melihat apakah kebutuhannya terpenuhi atau tidak.
Daripada Si Kecil dititip dan membuatku tidak tenang, tentu hal ini akan mengganggu pikiran saat aku beraktivitas, bukan?
Baca Juga: Bingung Berbelanja Kebutuhan Bayi Baru Lahir? Simak Tipsnya!
Sering Berjumpa dengan Banyak Orang Membuat Bayi Mudah Membaur
Foto: Orami/Rahmiana Rahman
Karena kami tinggal di komunitas bersama para relawan lain, ditambah lagi kegiatan sosial yang membuat kami sering bertemu banyak orang di berbagai kesempatan, aku melihat baby Salam menjadi sosok yang murah senyum dan tidak rewel saat berada di keramaian.
Ini terbukti saat aku dan suami membawanya melihat kondisi para pengungsi di Palu, Sulawesi Tengah, dan membuat kegiatan Trauma Healing di sana.
Aku membawanya ke Majene, Sulawesi Barat, mengunjungi perpustakaan komunitas kami, mengikuti serangkaian pelatihan dan kegiatan perdamaian di Korea Selatan, serta membawanya mengikuti Sekolah Damai yang dilaksanakan di pelosok Aceh, tepatnya di Desa Balingkarang, Kab. Aceh Tamiang.
Ada kalanya dia menangis, tapi itu sangat wajar sebagai bagian dari komunikasinya.
Tapi, Alhamdulillah, perjalananku dan para relawan menjadi langkah awal baginya untuk beradaptasi dan memberikan senyum kepada banyak orang.
Baca Juga: 5 Kiat Membantu Balita Yang Sulit Bersosialisasi
Kerja Sama sebagai Suami dan Istri Semakin Terbentuk
Foto: Orami/Rahmiana Rahman
Saat berkunjung ke desa-desa terpencil, banyak hal-hal miris yang kami temukan.
Terkadang, hal ini membuat kami semakin berempati pada kondisi yang ditemukan tersebut. Perasaan inilah yang ingin kutularkan pada baby Salam.
Semoga kelak, dia tumbuh menjadi laki-laki yang peduli pada berbagai hal di sekitarnya.
Segala kemudahan yang kujalani saat ini adalah hadiah dari Allah, melalui suami yang dengan senang hati bekerjasama dan berbagi tugas.
Ini tidak hanya kami lakukan di rumah, tapi juga pada berbagai kondisi, apalagi pekerjaan dan kegiatan kami yang dilalui bersama-sama.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.