Mengapa Wanita Menangis Lebih Banyak dari Pria?
Menangis adalah sesuatu yang pernah dilakukan oleh semua orang, baik bayi hingga dewasa bahkan orang tua. Namun, ternyata menangis identik dengan wanita. Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata, wanita menangis juga memiliki penjelasan ilmiah.
Ada banyak alasan bagi seseorang untuk menangis. Misalnya karena rasa takut, tegang, bahkan rasa emosional saat menghadapi sesuatu yang sebenarnya membahagiakan. Apalagi wanita adalah makhluk perasa, pastinya akan ada banyak alasan lain yang bisa membuat seorang wanita menangis.
Dilansir American Psychological Association, ada penelitian terbaru mengenai apa arti air mata manusia dari perspektif sosial, psikologis dan ilmu saraf.
"Saya pikir studi tentang menangis, lebih dari kasus ekspresi emosional lainnya, dapat membantu kita mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang sifat manusia," kata peneliti air mata terkemuka Ad Vingerhoets, PhD, seorang profesor psikologi di Tilburg University di Belanda.
Ada beberapa alasan yang berdasar dengan penelitian ilmiah tentang mengapa wanita menangis, bagaimana jika dibandingkan dengan pria, seberapa lama wanita menangis dan jawaban dari pertanyaan tentang menangis yang akan membuat Moms terkejut dengan hasil dari berbagai penelitian tersebut.
Baca Juga: Sudah Besar Tapi Anak Masih Sering Menangis, Bagaimana Cara Atasinya?
Fakta tentang Wanita Menangis
Foto: Orami Photo Stock
Apa saja berbagai fakta dibalik pernyataan wanita menangis lebih banyak daripada pria? Yuk kita lihat, Moms.
1. Bergantung Gender, Budaya dan Air Mata
Beberapa faktor berperan dalam kecenderungan seseorang atau wanita menangis. Perbedaan gender misalnya, telah dieksplorasi selama beberapa dekade dan di seluruh dunia. Dan semua penelitian memiliki kesimpulan yang sama: wanita menangis lebih banyak daripada pria.
Secara biologis, ada alasan mengapa wanita menangis lebih sering daripada pria.
Testosteron dapat menghambat tangisan, sementara hormon prolaktin yang lebih tinggi pada wanita dapat meningkatkannya. Tetapi keinginan wanita menangis tidak semuanya bersifat alami.
Sebuah studi terhadap orang-orang di 35 negara menemukan bahwa perbedaan antara seberapa sering pria dan wanita menangis akan terlihat di negara-negara yang memungkinkan kebebasan berekspresi dan sumber daya sosial yang lebih besar.
Misalnya seperti Chili, Swedia, dan Amerika Serikat. Ghana, Nigeria dan Nepal yang melaporkan tingkat air mata yang sedikit lebih tinggi untuk wanita, menurut Cross-Cultural Research.
Penulis studi utama Dianne Van Hemert, PhD, seorang peneliti senior mengatakan bahwa orang-orang di negara-negara kaya mungkin lebih banyak menangis karena hidup dalam budaya yang memperbolehkannya.
“Orang-orang di negara-negara yang lebih miskin - yang mungkin pernah menangis lebih banyak menangis – dilarang melakukannya karena norma budaya yang tidak menyukai ekspresi emosional,” jelas Dianne.
2. Mencerminkan Keterikatan
Selain itu, menangis juga dapat mencerminkan gaya keterikatan. Dalam bukunya ‘Seeing Through Tears: Crying and Attachment’, psikoterapis Judith Kay Nelson, PhD, merangkum penelitian sebelumnya dan menyimpulkan bahwa orang yang memiliki keterikatan lebih nyaman mengekspresikan emosi dan menangis dengan cara yang dianggap normal.
Baru-baru ini, para peneliti dari Tilburg University telah menemukan bahwa orang-orang yang cenderung menghindari hubungan dekat dengan orang lain, lebih kecil kemungkinannya untuk menangis dan berusaha lebih keras untuk menahan air mata.
Wanita menangis lebih banyak karena lebih banyak memiliki keterikatan.
Baca Juga: Bayi Sering Menangis? Redakan dengan Teknik 5S
3. Memicu Gairah Seksual
Penelitian tentang wanita menangis lainnya menunjukkan bahwa air mata wanita dapat menjadi pemicu gairah seksual bagi pria.
Para peneliti menemukan bahwa para pria kurang terangsang ketika mereka mengendus air mata yang sebenarnya dibandingkan dengan larutan garam dikutip dari jurnal Human Tears Contain a Chemosignal.
Temuan ini kemudian direplikasi dalam sebuah penelitian di Korea Selatan yang mengukur kadar testosteron pria yang terpapar air mata emosional dan garam yang memberikan hasil yang sama, menurut Public Library of Science.
Waktu Wanita Menangis
Foto: Orami Photo Stock
Ad Vingerhoets yang merupakan psikolog klinis di Universitas Tilburg dan penulis buku Why Only Humans Weep: Unraveling the Mysteries of Tears; merupakan salah satu dari sedikit peneliti yang mempelajari air mata emosional yang dipicu oleh perasaan.
Menurutnya, stereotip tentang wanita menangis lebih banyak adalah benar. Menurut penelitiannya, wanita menangis 30 hingga 64 kali setahun, sedangkan pria hanya menangis 6 hingga 17 kali per tahun.
Banyak dari penelitian yang bergantung pada laporan diri, yang berarti laki-laki mungkin tidak melaporkan seberapa banyak mereka menangis.
Tetapi, hasil dari penelitian Ad Vingerhoets ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dari Integrative Psychiatry yang dilakukan oleh orang lain.
Vingerhoets juga telah mempelajari rata-rata lamanya seseorang menangis. Dia mensurvei lebih dari 5.000 orang dewasa muda dari sekitar tiga lusin negara, dan menemukan bahwa wanita mengatakan bahwa mereka biasanya menangis rata-rata selama enam menit setiap kali menangis.
Namun hasil pada pria malah sebaliknya. Para pria mengatakan mereka menangis rata-rata sekitar dua sampai tiga menit saat menangis. “Kita dapat memahami bahwa pria lebih jarang menangis daripada wanita karena kondisi sosial,” ujar Ad Vingerhoets.
Menurutnya, menangis sebenarnya tidak sesuai dengan gambaran kita tentang kejantanan stereotip pada pria dan itu tidak diragukan lagi merupakan penjelasan yang jelas tentang mengapa pria lebih cenderung menahan air mata mereka.
Sselain karena stereotip, ada juga pandangan lain tentang menangis pada pria yang memberdakannya dengan pada wanita.
"Ada beberapa penelitian selama bertahun-tahun yang telah menunjukkan bahwa pria memiliki saluran air mata yang lebih besar di mata mereka, sehingga kecil kemungkinan air mata mengalir ke kelopak mata hingga ke pipi," kata Dr Geoffrey Goodfellow, seorang profesor di Illinois College of Optometry di Chicago.
Ada juga makalah ini dari tahun 1960-an, di mana seorang dokter dari Universitas Michigan melaporkan bagaimana dia menggunakan tengkorak pria dan wanita untuk mengukur panjang dan kedalaman saluran air mata, yang menemukan bahwa wanita lebih pendek dan lebih dangkal.
Baca Juga: 4 Manfaat Menangis untuk Kesehatan, Bisa Bikin Kuat!
Bergantung pada Hormon
Foto: Orami Photo Stock
Ternyata, hormon juga dapat memberikan penjelasan mengapa wanita menangis lebih banyak daripada pria. Misalnya, testosteron yang menurut Vingerhoets dapat menghambat tangisan.
Sebagai contoh lagi yang terjadi pada pasien kanker prostat pria yang cenderung menjadi lebih emosional saat dirawat dengan obat-obatan yang menurunkan kadar testosteron mereka.
Tapi ini bukan hanya tentang testosteron. Di tahun 1980-an, ahli biokimia William H. Frey dan timnya menganalisis susunan kimiawi air mata emosional dan membandingkannya dengan air mata yang disebabkan oleh iritan atau alasan lainnya seperti irisan bawang.
Para peneliti menemukan antara lain, bahwa air mata emosi cenderung mengandung prolaktin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari yang berhubungan dengan emosi.
Vingerhoets menyampaikan makalah tahun 2012 dari tim ilmuwan Nigeria yang dapat membantu menghubungkan hal ini dengan perbedaan gender dalam menangis.
Lauren Bylsma, seorang profesor psikiatri di University of Pittsburgh yang telah belajar menangis dengan Vingerhoets, mengatakan bahwa perbedaan dalam tingkat prolaktin dapat membantu menjelaskan perbedaan dalam menangis, serta perbedaan lain dalam ekspresi emosional dan kerentanan depresi antara pria dan wanita.
Ada beragam alasan mengapa wanita menangis, namun satu hal yang pasti bahwa menangis akan membuat seseorang merasa lebih lega karena dapat meluapkan emosinya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.