Mengenal Erosi Serviks Uteri dan Infertilitas
Apakah erosi serviks uteri? Mengapa gejala ini merupakan salah satu faktor infertilitas?
Menurut Free Dictionary, erosi serviks uteri atau disebut juga cervicitis didefinisikan sebagai ‘peradangan serviks’, yaitu bagian ujung bawah rahim yang terbuka ke dalam vagina.
Cervicitis merupakan hal yang sering terjadi. Menentukan penyebab cervicitis adalah hal yang sangat penting, terutama jika Moms sedang merencanakan kehamilan. Erosi serviks uteri ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, yaitu:
- Iritasi kimia atau fisik
- Infeksi akut
- Cedera sel yang melapisi leher rahim
- Alergi
Jaringan yang teriritasi atau terinfeksi ini bisa menjadi lendir merah, bengkak, serta cairan dan nanah, bahkan mungkin juga mudah berdarah saat disentuh.
Jamil Abdur-Rahman, M.D., dokter spesialis kandungan bersertifikat dan ketua kebidanan dan ginekologi di Vista East Medical Center di Waukegan, Illinois, menyatakan bahwa cervicitis sebagian besar bersifat ringan, tetapi bisa menjadi masalah jika tidak diobati. Penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore dan klamidia dapat menyebabkan penyakit serviks yang memicu penyakit radang panggul, infeksi organ reproduksi yang dapat meningkatkan risiko infertilitas, kehamilan ektopik, persalinan prematur, dan keguguran.
Apakah Penyebab Erosi Serviks Uteri?
Mengapa erosi serviks uteri merupakan salah satu faktor infertilitas? Sebab, jika terjadi infeksi, maka bisa menyebar keluar serviks menuju rahim dan saluran tuba, kemudian masuk ke rongga panggul dan perut sehingga menyebabkan infeksi akut yang mengancam jiwa. Hal ini merupakan salah satu faktor infertilitas dan bahkan bisa menyebabkan masalah pada janin yang belum lahir jika Moms sudah hamil.
Kasus peradangan serviks yang parah biasanya disebabkan oleh:
- Infeksi akut yang terjadi karena iritasi selama aktivitas seksual.
- Penyakit menular seksual (PMS) yang meliputi: gonore, klamidia, herpes genital, trikomoniasis, mycoplasma, dan ureaplasma.
- Alergi terhadap bahan kimia dalam spermisida, douching, atau karet lateks pada kondom.
- Iritasi atau cedera akibat tampon atau alat kontrasepsi lainnya.
- Ketidakseimbangan bakteri, karena bakteri sehat yang normal di dalam vagina diliputi oleh bakteri yang tidak sehat atau berbahaya, yang disebut juga bacterial vaginosis.
- Ketidakseimbangan hormon karena kadar estrogen atau progesteron yang relatif rendah dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mempertahankan jaringan serviks yang sehat.
- Menderita kanker atau sedang dalam pengobatan kanker.
Gejala Erosi Serviks Uteri
Banyak wanita dengan cervicitis tidak merasakan gejala apapun. Kondisi itu mungkin hanya ditemukan setelah pemeriksaan rutin. Tanda dan gejala tersebut jika muncul bisa meliputi:
- Keputihan kuning pucat atau keabu-abuan
- Perdarahan vagina tidak normal, seperti perdarahan setelah berhubungan seks atau antara siklus haid
- Nyeri luar biasa saat berhubungan seks
- Sulit buang air kecil, nyeri, bahkan disertai rasa panas, atau sering buang air kecil tetapi volume sedikit
- Nyeri panggul atau perut disertai demam, dalam kasus yang jarang terjadi
Bagaimana Cara Mencegah Erosi Serviks Uteri?
Moms dapat mengurangi risiko terkena peradangan serviks dengan langkah-langkah berikut:
- Mintalah pasangan Moms selalu menggunakan kondom saat berhubungan seks.
- Jangan berhubungan seks apabila pasangan Moms memiliki luka genital atau keluar cairan penis.
- Jika Moms mendapatkan pengobatan untuk penyakit menular seksual, tanyakan kepada dokter apakah pasangan Moms juga harus diobati.
- Jangan gunakan produk kebersihan wanita (douching), karena dapat menyebabkan iritasi pada vagina dan leher rahim.
- Jika Moms menderita diabetes, cobalah mempertahankan kontrol gula darah dengan baik yang dapat membantu meminimalkan infeksi akut.
(ROS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.