Mengenal Terapi Ikan, Apa Manfaat dan Efek Sampingnya?
Terapi ikan atau yang populer dengan spa ikan, mulai dikenal sejak awal tahun 2011. Terapi ini dilakukan dengan cara mencelupkan kaki ke dalam bak berisi ikan-ikan kecil yang disebut Garra Rufa atau 'ikan dokter'.
Ikan inilah yang nantinya akan menggerogoti kulit-kulit mati pada kaki dan membuat kulit baru.
Garra rufa berasal dari Turki dan beberapa negara Timur Tengah termasuk Suriah, Iran, dan Irak. Legenda mengatakan bahwa orang Turki telah menggunakan Garra rufa untuk pengelupasan kulit setidaknya selama 400 tahun.
Ikan ini digunakan sebagai pengobatan medis untuk mengobati berbagai penyakit kulit seperti psoriasis.
Dalam sebuah penelitian dalam jurnal Evidence-based Complementary and Alternative Medicine, menggambarkan keefektifan terapi ikan dalam pengobatan psoriasis yang dilakukan secara terkontrol di sebuah universitas kedokteran di Australia.
Namun, terapi ikan baru dikenal dan populer di masyarakat pada pertengahan tahun 2000-an, saat diperkenalkan oleh seorang pemilik resor di Turki, Jepang, dan Kroasia.
Terapi ikan Amerika pertama dibuka pada 2008, dan pada 2010 terapi tersebut terkenal di Inggris.
Biasanya, ikan disimpan di tangki komunal, kemudian ketika seorang pelanggan datang, sekitar 100 ikan di antaranya dipindahkan ke bak untuk terapi ikan.
Caranya pun sederhana, Moms hanya perlu melepaskan alas kaki lalu cek apakah ada luka dan infeksi pada kaki sebelum memasukkan kaki ke dalam kolam ikan.
Garra Rufa tertarik pada getaran kaki saat masuk ke dalam air. Ia akan berkumpul di bagian sel kulit mati kaki lalu menggigitnya.
Menurut sebagian orang, hal ini membuat mereka merasa geli dan sedikit menyakitkan. Terapi ikan biasanya berlangsung antara 15-30 menit.
Bagi Moms yang ingin membersihkan kulit mati pada kaki atau mengobati psoriasis, sebaiknya mempertimbangkan untuk mencoba pengobatan alternatif ini.
Baca Juga: Kapan Anak Membutuhkan Terapi Kesehatan Psikis?
Manfaat Terapi Ikan
Foto: completewellbeing.com
Terapi ikan memiliki banyak manfaat terutama untuk menghaluskan dan membersihkan kulit-kulit mati di jari kaki. Tak hanya itu, perawatan ini juga bisa dijadikan terapi sederhana yang efektif untuk menghilangkan kotoran pada kulit kaki.
Berikut ini sejumlah manfaat terapi ikan menurut penelitian dalam Journal of Fisheries Sciences oleh Shreya Bhattacharya, Ph.D. Student of Vidyasagar University ICAR-CIFE:
- Pengelupasan kulit dengan cara mengangkat sel kulit kering dan mati.
- Menjadikan kulit kasar, tidak rata menjadi lebih lembut, kenyal, halus, dan sehat.
- Menghilangkan kondisi kulit seperti eksim, psoriasis, kapalan, kutil, yang disebabkan oleh tekanan berulang, gesekan, atau infeksi.
- Membuka lapisan sel sehat yang terletak di bawahnya, sehingga mengembalikan kilau kulit.
- Mendorong pertumbuhan sel baru melalui sekresi enzim yang mengandung dithranol (anthralin).
- Mengurangi rasa gatal, noda, flek hitam, dan bekas luka di kaki.
- Menciptakan sensasi menggelitik, yang meningkatkan sekresi zat kimia yang disebut 'endorfin' di otak kita dan membuat kaki yang lelah terasa lebih rileks.
- Memberi 'pijatan ringan', yang membantu sirkulasi cairan tubuh lebih baik.
- Pengelupasan dengan terapi ikan dapat merangsang aliran darah dan meningkatkan sirkulasi, menghilangkan bakteri dan mengurangi bau kaki serta membantu mengatasi penyakit kaki.
Namun, terlepas dari manfaatnya, terapi ini juga dapat memberikan beberapa efek samping yang bisa berisiko. Karena itu, penting untuk memerhatikan higienitas dan metode dilakukannya terapi ini.
Baca Juga: Terapi Pijat Untuk Meningkatkan Kesuburan
Efek Samping Terapi Ikan
Meskipun terapi ikan termasuk dalam perawatan tubuh alternatif, saat ini banyak salon kecantikan bahkan restoran menawarkan pelayanan serupa.
Padahal apabila terapi ikan tidak dilakukan dengan baik dan benar maka akan menimbulkan infeksi hingga luka bagi para konsumen. Berikut ini efek samping terapi ikan.
1. Luka atau Lecet
Foto: Orami Photo Stocks
Meskipun ikan Garra rufa tidak bergigi, laporan penelitian Emerging Infectious Diseases dari CDC menunjukkan bahwa mereka dapat merusak kulit jika menggigit terlalu lama di satu tempat.
Hal ini bisa menyebabkan kulit kaki luka dan lecet lalu berdarah. Darah yang terkontaminasi ini dapat menularkan penyakit dari satu konsumen ke konsumen lainnya.
Infeksi bakteri juga mungkin terjadi, terutama jika Moms memiliki riwayat eksim, psoriasis, atau kulit rusak.
Baca Juga: Hydrotherapy atau Terapi Air, Manfaatnya Banyak untuk Perkembangan Bayi!
2. Tertular Virus Mematikan Melalui Darah
Virus seperti HIV dan hepatitis yang terbawa dalam darah secara teori dapat ditularkan melalui air.
Apabila seseorang dengan luka atau lecet menggunakan tangki yang berisi jejak darah dari orang yang terinfeksi dengan luka maka orang berikutnya akan tertular penyakit tersebut.
Meskipun mungkin secara ilmiah, hanya ada sedikit kasus infeksi yang terbukti akibat pedikur ikan.
Namun, Britain’s Health Protection Agency merekomendasikan bahwa orang dengan kondisi termasuk diabetes, virus yang ditularkan melalui darah, sistem kekebalan tubuh yang terganggu atau dermatitis (pada kaki atau tungkai) harus menghindari spa ikan.
Baca Juga: Terapi Sentuhan untuk Mengatasi Depresi
3. Tidak Higienis
Foto: health.clevelandclinic.org
Kebersihan adalah kunci utama untuk melakukan terapi ikan. Oleh karenanya sebaiknya Moms melakukan terapi ikan di tempat yang profesional dan terjaga kebersihannya.
Pada 2018, media internasional meliput kisah seorang wanita yang kuku kakinya berhenti tumbuh setelah tertular onikomikosis di spa ikan.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyatakan bahwa pedikur ikan tidak dapat dianggap sepenuhnya higienis karena meskipun sebagian besar prosedur tata rias menuntut alat-alat sanitasi atau dibuang setelah digunakan, hal ini jelas tidak mungkin dilakukan jika alat tersebut adalah ikan hidup.
Akibatnya, pedikur ikan telah dilarang di setidaknya 10 negara bagian AS.
Baca Juga: 6 Terapi Sederhana yang Bisa Dilakukan Agar Cepat Hamil
4. Infeksi Bakteri
Bakteri tertentu diidentifikasi memiliki risiko infeksi yang lebih besar pada terapi ikan. Misalnya, Staphylococcus aureus dapat menginfeksi kulit orang lain apabila si penderita memiliki riwayat penyakit eksim atau psoriasis.
Selain itu, bakteri Mycobacterium marinum, yang ada dalam kolam ikan dan kolam renang tanpa klorin, dapat menyebabkan bisul mengenai kulit yang luka.
5. Infeksi Jamur
Foto: Orami Photo Stocks
Jamur diketahui bertahan hidup di permukaan benda mati untuk waktu yang lama dan oleh karena itu, dapat ditularkan oleh klien yang terinfeksi karena berjalan tanpa alas kaki.
Itulah manfaat dan efek samping dari terapi ikan.
Jika Moms tertarik mencoba terapi ini, pastikan untuk melakukannya dengan tenaga profesional dan kebersihannya terjamin agar terhindar dari bakteri maupun virus yang merusak kulit.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.