Minum Jamu Pelangsing Badan, Apakah Aman?

Tanya :

Saya memiliki berat badan yang over (60 kg) dan tinggi kurang (157 cm). Orang tua saya, terutama Ibu, sering memaksa saya minum pil / jamu pelangsing.

Jelas saya tidak mau, karena saya tau sekali, bahwa pil/jamu pelangsing yang sembarangan bisa menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan (bener kan, dok?).

Saya sudah bilang ini ke ibu saya, tapi beliau tidak mau tau. Jadi, saya sering terpaksa harus menelan pil / jamu pelangsing tsb.

Yang ingin saya tanyakan: 1. Seberbahaya apakah pil / jamu pelangsing ? (ingin penjelasan yang lebih detail, supaya Ibu saya dapat mengerti)

2. Pil / Jamu pelangsing yang sudah tertelan, bagaimana menghilangkan / menetralisir efeknya?

3. Apakah ada pil / jamu pelangsing yang aman untuk tubuh? Bagaimana cara membedakan yang aman atau tidak.

4. Saat saya meminum pil / jamu pelangsing, yang saya rasakan adalah lemas, pusing, dan mual. Apakah itu memang efek wajar dari pil / jamu pelangsing tersebut?

Sekian, Dok. Terimakasih

Jawab :

1. Hal itu tergantung dari apa kandungan / isi dari jamu tersebut. Bila terbuat benar-benar dari bahan yang alami / benar dari ekstrak tumbuh-tumbuhan, maka risiko bahayanya tidak ada / relatif rendah.

Yang berbahaya adalah bila jamu / ramuan tersebut dicampur dengan bahan kimia seperti zat kafein / ephedrin dalam dosis yang tinggi, hal ini bisa membuat gangguan terhadap irama jantung dan memberikan keluhan seperti jantung yang berdebar-debar.

2. Tidak ada cara untuk hal tersebut. Bila pil / jamu-nya memang murni terbuat dari ektrak tanaman / tumbuhan / bahan alami, maka tidak ada efek buruknya. Bila mengandung kafein atau zat kimia lain, maka zat tersebut akan diolah dan dibuang oleh organ hati atau ginjal.

3. Ada (sesuai keterangan pada no 1 dan 2), cara membedakannya hanya bisa dilakukan dan di test di laboratorium, dan hal ini merupakan kewajiban dari badan POM.

4. Wajar / tidaknya hal itu tergantung dari kandungan zat apa yang terkandung dalam produk yang anda minum.

Dijawab oleh : dr. Janfrional

Sumber : meetdoctor.com