10+ Daftar Obat Darah Tinggi dari Herbal dan Apotek
Baik herbal dan obat apotek, keduanya menjadi obat darah tinggi yang dapat dikonsumsi oleh penderita.
Hipertensi atau yang dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah berada di atas 130/80 mmHg.
Kondisi tersebut menjadi penyebab munculnya penyakit serius yang mengancam nyawa. Terutama jika tidak ditangani segera.
Beberapa penyakit pun kerap menyertai, termasuk gagal jantung, stroke, dan penyakit ginjal.
Lantas, apa saja obat darah tinggi dari herbal dan apotek yang boleh dikonsumsi oleh penderita?
7 Tanaman Herbal Sebagai Obat Darah Tinggi
Menggunakan tanaman herbal sebagai obat darah tinggi sebenarnya tidak dilarang.
Namun, sebaiknya diskusikan terlebih dulu dengan dokter guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pasalnya, tanaman herbal yang digunakan bisa saja berinteraksi dengan obat darah tinggi yang diberikan oleh dokter.
Alih-alih bermanfaat, kondisi tersebut justru memicu masalah kesehatan baru, sehingga darah tinggi bisa saja semakin parah.
Tanaman herbal juga tidak mampu mengobati darah tinggi. Penggunaannya hanya dapat mengontrol tekanan darah dalam tubuh.
Berikut ini beberapa jenis tanaman herbal untuk mengatasi darah tinggi:
Baca juga: Ternyata, Ini Penyebab dan Cara Mengatasi Darah Tinggi saat Hamil!
1. Bawang Putih
Foto: Orami Photo Stock
Bawang putih bukan hanya mampu menambah cita rasa masakan saja.
Dilansir dari US National Library of Medicine, bawah putih menjadi salah satu tanaman herbal yang mampu menurunkan tekanan darah tinggi.
Manfaat tersebut dapat terjadi karena senyawa allicin dalam bawang putih.
Senyawa allicin dalam bawang putih bekerja dengan meningkatkan produksi oksida nitrat dalam tubuh, sehingga pembuluh darah menjadi lebih rileks.
Pembuluh darah yang rileks mampu menurunkan tekanan darah secara perlahan.
2. Kayu manis
Dilansir dari ResearchGate, kayu manis dapat digunakan sebagai salah satu obat alami untuk menurunkan tekanan darah.
Tanaman herbal ini berhubungan langsung dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada penderita diabetes tipe 2.
Seperti yang sudah diketahui bersama, diabetes merupakan salah satu pemicu hipertensi akibat resistensi insulin.
3. Jahe
Tanaman herbal ini bukan hanya mampu menghangatkan tubuh saja. Jahe termasuk ke dalam obat herbal yang digunakan untuk menurunkan darah tinggi.
Jahe bekerja dengan mengendurkan otot-otot di sekitar pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah pun meningkat.
Manfaat tersebut dapat dirasakan karena kandungan aktif dalam jahe, seperti saponin, flavonoid, amine, alkaloid, dan terpenoid.
Jahe juga ampuh dalam menurunkan kadar kolesterol yang merupakan salah satu penyebab darah tinggi.
4. Seledri
Foto: Orami Photo Stock
Dilansir dari Healthline, seledri menjadi salah satu bahan alami untuk mengatasi darah tinggi.
Seledri mengandung zat kimia alami yang dikenal dengan sebutan phthalide.
Obat ini bekerja dengan mengendurkan jaringan di dinding pembuluh arteri, sehingga tekanan darah pun menurun.
Kandungan magnesium dan kalium dalam seledri juga dinilai dapat membantu menjaga tekanan darah tetap dalam batasan normal.
5. Basil
Daun basil bukan hanya dapat melezatkan makanan, tetapi juga dapat membantu mengatasi tekanan darah tinggi.
Obat ini bekerja dengan menyerupai salah satu jenis obat darah tinggi, yaitu calcium-channel blocker.
Manfaat tersebut dapat dirasakan karena kandungan eugenol.
Eugenol sendiri merupakan zat kimia pemblokir reaksi kalsium, yang memberikan efek menyempitkan pembuluh darah.
6. Akar Kucing
Akar kucing menjadi salah satu obat alami penurun darah tinggi. Hampir serupa dengan daun basil, yaitu menghambat kalsium dalam sel tubuh.
Tanaman herbal ini memang sulit-sulit gampang ditemui. Namun, Moms bisa dengan mudah menemukannya di apotek dalam bentuk suplemen.
7. Kapulaga
Tanaman herbal sebagai obat darah tinggi yang terakhir adalah kapulaga.
Sama seperti daun basil dan akar kucing, kapulaga bekerja dengan menghambat reaksi kalsium dalam tubuh.
Selain mengonsumsi bubuk kapulaga, Moms bisa mencampurkan bubuk tersebut ke dalam masakan.
Baca juga: 13+ Makanan Penurun Darah Tinggi yang Lezat, Ada Greek Yogurt dan Pisang!
Obat Apotek untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Foto: Orami Photo Stock
Selain tanaman herbal, berikut ini daftar obat darah tinggi yang dapat dengan mudah ditemukan di apotek:
1. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor)
Dilansir dari American Heart Association Journals, obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi hormon angiotensin yang mampu menyempitkan pembuluh darah.
ACE inhibitor bekerja dengan merileksasi dan melebarkan otot dinding pembuluh darah, sehingga tekanan pun dapat berkurang.
Obat ini diberikan pada penderita berusia di atas 65 tahun atau penderita dengan kondisi medis lain, seperti penyakit jantung, gagal jantung, kelainan ginjal, dan diabetes.
Efek samping dari ACE inhibitor, yaitu sakit kepala, batuk kering, hiperkalemia, dan ruam kulit.
2. Angiotensin II Receptor Blocker (ARB)
Cara kerja obat ini sama dengan ACE inhibitor. ARB biasanya diberikan pada penderita yang tidak cocok dengan ACE inhibitor.
Efek samping dari ARB, yaitu sakit kepala dan risiko tinggi kematian janin jika diberikan pada ibu hamil.
3. Beta Blockers
Dilansir dari Mayo Clinic, beta blockers bekerja dengan menghambat efek hormon epinefrin atau adrenalin.
Kedua hormon tersebut berperan dalam meningkatkan aliran dan tekanan darah dalam tubuh.
Obat jenis ini dapat memicu perlambatan denyut jantung, serta penurunan tekanan darah.
Efek samping beta blocker, yaitu pusing, sakit kepala, mual, kelelahan, susah tidur, dan sesak napas.
Obat ini tidak disarankan dikonsumsi oleh penderita hipertensi yang memiliki asma.
4. Calcium Channel Blocker (CCB)
Obat ini bekerja dengan menghambat masuknya kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah tubuh.
Hal tersebut membuat sel-sel jantung dan pembuluh darah otot mengendur dan rileks, sehingga tekanan darah pun menurun.
Efek samping CCB, yaitu sakit kepala, pembengkakan pada tungkai, dada berdebar, dan sembelit.
5. Diuretik
Obat ini bekerja dengan membuang kelebihan air dan natrium dalam tubuh melalui urine.
Hal tersebut berdampak pada penurunan jumlah cairan dan garam dalam pembuluh darah tubuh, sehingga tekanan darah pun menurun.
Efek samping diuretik, yaitu sering haus, peningkatan frekuensi buang air kecil, kram otot, dehidrasi, ruam kulit, dan gejala asam urat.
6. Nitrat
Obat ini bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah menuju organ jantung pun meningkat.
Dengan begitu, jantung tidak perlu memompa darah lebih kuat.
Efek samping nitrat, yaitu pusing, wajah kemerahan, mual, tekanan darah rendah, dan rasa tidak nyaman di mulut.
7. Alpha Blockers
Obat ini bekerja dengan cara menghambat hormon norepinefrin yang dapat menyempitkan aliran darah dan memicu kontraksi otot.
Alpha blockers membuat otot pembuluh darah menjadi lebih rileks, sehingga tekanan darah pun menurun.
Efek samping alpha blocker, yaitu pusing dan penurunan tekanan darah saat tubuh berubah posisi.
Baca juga: Mengenal Penyakit Darah Tinggi, Si 'Silent Killer' Tanpa Gejala
Sejumlah langkah pengobatan tersebut dapat ditunjang dengan penerapan pola hidup sehat.
Beberapa pola hidup tersebut, termasuk mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang, rutin berolahraga, melakukan diet sehat, berhenti merokok, berhenti mengonsumsi alkohol, dan mencukupi waktu istirahat.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4266250/
- https://www.researchgate.net/publication/322445846_Ameliorative_impact_of_cinnamon_against_high_blood_pressure_an_updated_review
- https://www.healthline.com/nutrition/herbs-to-lower-blood-pressure#:~:text=Cinnamon&text=People%20have%20used%20it%20for,the%20blood%20vessels%20(%2031%20).
- https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/01.cir.0000075957.16003.07
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-pressure/in-depth/beta-blockers/art-20044522#:~:text=Beta%20blockers%20work%20by%20blocking,arteries%20to%20improve%20blood%20flow.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.