Sanprima Forte Antibiotik untuk Mengobati Infeksi Bakteri, Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya
Sanprima Forte adalah obat golongan antibiotik yang biasa diresepkan dokter untuk mengatasi berbagai kondisi infeksi bakteri.
Mulai dari infeksi pada saluran pernapasan, pencernaan, saluran kemih, dan lain-lain.
Lebih lanjut mengenai manfaat, dosis, dan efek samping dari Sanprima Forte, bisa Moms simak berikut ini.
Baca juga: Beneuron, Suplemen Vitamin B Kompleks untuk Cegah Gangguan Saraf
Manfaat dan Kegunaan Sanprima Forte
Foto: Orami Photo Stock
Sanprima Forte memiliki kandungan bahan aktif cotrimoxazole, yaitu antibiotik kombinasi trimethoprim dan sulfamethoxazole.
Manfaat dan kegunaannya adalah untuk mengobati kondisi berikut ini:
1. Infeksi Saluran Pernapasan
Sanprima Forte dapat digunakan untuk mengobati eksaserbasi akut bronkitis kronis yang disebabkan oleh pneumoniae atau H. influenzae.
Terutama jika obat golongan penicillin tidak dapat digunakan.
Obat ini juga dapat mengatasi otitis media akut yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae atau Haemophilus influenzae.
2. Infeksi Saluran Pencernaan
Kegunaan lain dari obat ini adalah sebagai pencegahan traveller diare yang disebabkan oleh bakteri E. coli.
Selain itu juga sebagai alternatif antibiotik golongan quinolon.
3. Infeksi Saluran Kemih
Sanprima Forte juga bermanfaat untuk pengobatan infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri E. coli, Klebsiella, dan Enterobacter.
4. Brucellosis
Obat ini juga bisa digunakan sebagai antibiotik alternatif untuk pengobatan brucellosis.
Terutama untuk pasien yang tidak bisa menggunakan tetracycline, misalnya anak-anak.
5. Infeksi Mikobakteri
Ini adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh Mycobacterium marinum. Pengobatannya juga bisa menggunakan antibiotik ini.
6. Demam Tifoid dan Infeksi Salmonella Lain
Umumnya demam tifoid dapat diobati dengan antibiotik golongan quinolon atau cephalosporin generasi ketiga seperti ceftriaxone dan cefotaxime.
Namun, antibiotik seperti Sanprima Forte juga dapat digunakan sebagai alternatif.
Selain berbagai kondisi tadi, antibiotik ini juga banyak diteliti untuk digunakan pada berbagai kondisi lain.
Seperti studi pada 2015 di jurnal The Lancet Infectious Disease.
Peneliti menemukan potensi obat ini untuk mengurangi kematian pada anak-anak setelah anemia berat atau malnutrisi akut yang parah.
Dosis Sanprima Forte
Foto: Orami Photo Stock
Sanprima Forte adalah obat keras, yang penggunaan dan penentuan dosisnya harus dengan resep dokter.
Namun, secara umum, dosis obat ini untuk mengobati infeksi pada orang dewasa adalah 1 kaplet, diminum 2 kali sehari.
Dosis tersebut dapat ditingkatkan pada kondisi infeksi yang lebih berat, dengan pertimbangan dari dokter.
Pengobatan dilakukan paling sedikit 5 hari atau 2 hari setelah gejala hilang.
Baca juga: Clindamycin (Antibiotik): Manfaat, Dosis, dan Efek Samping Obat
Minumlah obat ini secara utuh, dengan bantuan segelas air putih.
Untuk mencegah gangguan pencernaan, sebaiknya minumlah obat setelah makan.
Minumlah banyak cairan saat menjalani pengobatan dengan obat ini untuk menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.
Untuk efek terbaik dan membantu mengingat, minum antibiotik ini pada waktu yang sama setiap harinya.
Lanjutkan minum obat ini sampai jumlah yang ditentukan oleh dokter, bahkan jika gejalanya hilang setelah beberapa hari.
Menghentikannya terlalu dini dapat membuat bakteri terus tumbuh, yang dapat menyebabkan kekambuhan infeksi.
Beri tahu dokter jika kondisi berlangsung lama atau memburuk.
Risiko Efek Samping Sanprima Forte
Foto: Orami Photo Stock
Seperti obat-obatan lainnya, Sanprima Forte juga dapat menyebabkan efek samping, dari yang ringan hingga serius.
Beberapa efek samping umum dari obat ini meliputi:
- Mual.
- Muntah.
- Diare.
- Kehilangan nafsu makan.
Jika salah satu dari efek samping tersebut bertahan atau memburuk, beri tahu dokter segera.
Ingatlah bahwa obat ini telah diresepkan karena dokter telah menilai bahwa manfaatnya lebih besar daripada risiko efek sampingnya.
Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.
Namun, beri tahu dokter segera jika mengalami efek samping yang serius, termasuk:
- Kelemahan otot.
- Perubahan mental atau suasana hati.
- Tanda-tanda masalah ginjal, seperti perubahan jumlah urine atau ada darah dalam urine.
- Rasa kantuk yang ekstrem.
- Tanda-tanda gula darah rendah, seperti berkeringat tiba-tiba, gemetar, detak jantung cepat, lapar, penglihatan kabur, dan pusing.
Dapatkan bantuan medis segera jika mengalami efek samping yang sangat serius, termasuk:
- Sakit kepala yang tidak kunjung hilang.
- Leher kaku.
- Kejang.
- Detak jantung lambat atau tidak teratur.
Pada kasus yang jarang, obat ini juga dapat menyebabkan reaksi alergi yang serius dan efek samping lain seperti:
- Ruam kulit yang mengelupas parah (seperti sindrom Stevens-Johnson).
- Kelainan darah (seperti agranulositosis atau anemia aplastik).
- Kerusakan hati.
- Cedera paru-paru.
Jika melihat salah satu dari gejala berikut ini, segera cari bantuan medis terdekat:
- Sakit tenggorokan atau demam yang tidak kunjung hilang.
- Batuk yang tidak kunjung hilang.
- Mual atau muntah yang tidak berhenti.
- Ruam atau lepuh pada kulit.
- Gatal atau bengkak, terutama wajah, lidah, atau tenggorokan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening.
- Pucat.
- Nyeri sendi.
- Kesulitan bernapas.
- Mudah berdarah atau memar.
- Mata atau kulit menguning.
- Kelelahan yang tidak biasa.
- Urine berwarna gelap.
Pada kasus yang sangat jarang, Sanprima Forte juga dapat menyebabkan kondisi usus yang parah karena bakteri yang disebut C. difficile.
Kondisi ini dapat terjadi selama pengobatan atau berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah pengobatan dihentikan.
Penggunaan obat ini untuk waktu yang lama atau berulang dapat menyebabkan sariawan atau infeksi jamur baru.
Hubungi dokter jika melihat bercak putih di mulut, perubahan keputihan, atau gejala baru lainnya.
Baca juga: Antibiotik Cefadroxil Monohydrate: Manfaat, Dosis Aturan Pakai hingga Harganya
Interaksi Obat Sanprima Forte
Foto: Orami Photo Stock
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius.
Simpan daftar semua produk yang sedang digunakan, termasuk obat resep, non-resep, dan produk herbal, lalu informasikan pada dokter.
Jangan memulai, menghentikan, atau mengubah dosis obat apa pun tanpa persetujuan dokter.
Beberapa produk yang dapat berinteraksi dengan Sanprima Forte adalah:
- Obat pengencer darah seperti warfarin.
- Dofetilide.
- Methenamine.
- Methotrexate.
Obat ini juga dapat mengganggu tes laboratorium tertentu, dan mungkin menyebabkan hasil tes yang salah.
Itulah pembahasan mengenai obat Sanprima Forte. Semoga bermanfaat!
- https://doi.org/10.1016/S1473-3099(14)71011-4
- https://www.webmd.com/drugs/2/drug-3409-1071/sulfamethoxazole-trimethoprim-oral/sulfamethoxazole-trimethoprim-suspension-oral/details
- https://www.mims.com/indonesia/drug/info/sanprima-sanprima%20forte
- https://www.drugs.com/international/sanprima-forte.html
- https://www.drugs.com/sfx/co-trimoxazole-side-effects.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.