25 Oktober 2024

12 Obat Epilepsi di Apotek untuk Kendalikan Gejala Kejang

Harus mengikuti resep dokter!

Terdapat beberapa obat epilepsi di apotek dari berbagai merk dagang yang bisa digunakan untuk meringankan gejala kejang.

Melansir WebMD, 70% pasien epilepsi menggunakan obat-obatan untuk mengendalikan kejang.

Kendati demikian, obat ini hanya bertujuan untuk mengendalikan gejala. Artinya, tidak dapat menyembuhkan epilepsi hingga tuntas.

Yuk, cari tahu nama obat epilepsi yang bisa digunakan untuk mengontrol kejang-kejang lewat informasi di bawah ini, Moms!

Daftar Obat Epilepsi di Apotek

Obat-obatan
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stocks)

Berikut ini nama-nama obat epilepsi yang bisa digunakan untuk mengurangi intensitas kejang pada penderita:

1. Okskarbazepin

Okskarbazepin adalah salah satu obat yang cukup banyak digunakan sebagai obat epilepsi.

Obat ini digunakan untuk mengendalikan kejang parsial pada kebanyakan orang.

Seperti obat lainnya, obat ini juga menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, keinginan untuk muntah, gangguan penglihatan, dan gangguan keseimbagnan.

Okskarbazepin dapat diminum secara mandiri atau dikombinasikan dengan obat kejang lainnya.

2. Brivaracetam

Obat-obatan
Foto: Obat-obatan (Freepik.com/Freepik)

Brivaracetam adalah obat epilepsi di apotek yang juga aman dikonsumsi dengan panduan dari dokter.

Obat ini digunakan untuk mengendalikan kejang-kejang pada pasien berusia 16 tahun ke atas.

Kemungkinan efek samping yang ditimbulkan termasuk mengantuk, pusing, kelelahan, mual, dan muntah.

Obat ini perlu mendapatkan resep dokter dan juga sering dikenal sebagai obat antikonvulsan.

3. Cannabidiol

Melansir studi Frontiers in Pharmacology, cannabidiol termasuk dalam obat yang bermanfaat untuk mengatasi epilepsi, penyakit Alzheimer, Parkinson, hingga multiple sclerosis.

Disetujui pada tahun 2018, obat ini digunakan untuk pengobatan kejang yang parah atau sulit diobati.

Hal ini termasuk pada pasien dengan sindrom Lennox-Gastaut dan sindrom Dravet.

Efek samping yang umum terjadi termasuk kelesuan, mengantuk, kelelahan, nafsu makan meningkat, diare, dan gangguan tidur.

4. Karbamazepin

Obat Kejang
Foto: Obat Kejang (Orami Photo Stocks)

Obat epilepsi di apotek lainnya adalah karbamazepin untuk mengendalikan kejang di sebagian tubuh.

Obat ini juga sering dipakai untuk mengatasi kejang tonik-klinik, yakni kejang umum yang membuat pasien kehilangan kontrol terhadap fungsi saluran kemih.

Cara kerja obat karbamazepin adalah membantu menghambat aliran natrium di otak, sehingga mengurangi aktivitas listrik yang abnormal antar sel saraf.

5. Fenitoin

Fenitoin termasuk obat untuk mengendalikan kejang-kejang, khususnya kejang umum tonik-klonik.

Biasanya, hadir dalam bentuk cairan yang disuntikkan melalui infus atau pembuluh darah yang dialami penderita.

Efek samping dari fenitoin berupa pusing, kesulitan berbicara, masalah kulit seperti jerawat, hingga pembengkakan pada gusi.

Selain itu, fenitoin diketahui dapat menimbulkan efek jangka panjang berupa penipisan tulang.

6. Cenobamat

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Cloudfront.net)

Obat epilepsi di apotek yang juga umum diketahui adalah cenobamat.

Cenobamat termasuk dalam kelas obat yang disebut antikonvulsan. Cara kerjanya di otak yakni untuk mencegah kejang-kejang.

Cenobamat digunakan pada orang dewasa dengan kejang parsial.

Efek samping yang umum dirasakan termasuk insomnia, pusing, kelelahan, diplopia, dan sakit kepala.

7. Sodium Valproate

Melansir National Health Services (NHS), obat epilepsi di apotek yang tak kalah bagus adalah sodium valproate.

Sodium valproate digunakan untuk mengobati penyakit epilepsi dan gangguan bipolar.

Obat ini kadang-kadang digunakan untuk mencegah sakit kepala migrain.

Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter dan hadir dalam bentuk kapsul, tablet, atau sirup.

Natrium valproat juga dapat diberikan melalui suntikan, namun biasanya hanya dilakukan di rumah sakit.


8. Gabapentin

Ilustrasi Obat-obatan
Foto: Ilustrasi Obat-obatan (Istockphoto.com)

Gabapentin termasuk dalam kelas obat yang disebut antikonvulsan.

Obat kejang di apotek ini mengobati kejang dengan mengurangi rangsangan abnormal di otak.

Obat ini kadang digunakan juga untuk mengobati nyeri neuropati perifer atau nyeri akibat kerusakan saraf.

Dikutip dari situs MedlinePlus, gabapentin bisa juga digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat herpes zoster dan meredakan gejala sindrom kaki gelisah.

9. Diazepam

Obat epilepsi di apotek selanjutnya ini cukup efektif dalam pengobatan jangka pendek dari semua jenis kejang epilepsi.

Obat ini sering digunakan di ruang gawat darurat untuk menghentikan kejang, terutama status epileptikus.

Diazepam juga digunakan untuk menghilangkan kecemasan dan untuk mengontrol kecemasan yang disebabkan oleh kecanduan alkohol.

Diazepam termasuk kelompok obat benzodiazepin.

Jenis obat lainnya yang termasuk kelompok benzodiazepin antara lain lorazepam, midazolam dan klonazeam.

10. Clobazam

Ilustrasi Minum Obat
Foto: Ilustrasi Minum Obat (Freepik.com/jcomp)

Clobazam termasuk obat epilepsi yang juga bermanfaat untuk kendalikan kejang-kejang.

Cara kerja clobazam adalah dengan meyeimbangkan aliran listrik dalam otak serta melemaskan otot-otot yang tegang.

Beberapa efek samping obat yang paling sering dirasakan termasuk mudah mengantuk, nafsu makan terganggu, dan sakit kepala.

Melansir studi di jurnal Pediatric Reports, clobazam dalam pengobatan epilepsi, memberikan lebih sedikit sifat sedatif dalam hal efek samping negatif dibanding obat epilepsi benzodiazepin.

11. Tiagabin

Tidak diketahui persis bagaimana tiagabin bekerja, tetapi ini mampu meningkatkan bahan kimia alami di otak untuk mencegah aktivitas kejang.

Penggunaan obat ini sering dikombinasikan dengan obat epilepsi di apotek lainnya.

Efek samping yang ditimbulkan dari tiagabin adalah pusing, kelelahan dan rasa lemah pada beberapa anggota tubuh.

12. Levetiracetam

Minum Obat-obatan
Foto: Minum Obat-obatan (Freepik.com/stefamerpik)

Levetiracetam adalah obat kejang yang digunakan untuk mengobati kejang parsial dan kejang umum primer, serta mioklonik.

Kejang mioklonik artinya membuat otot tubuh tiba-tiba tersentak seolah-olah sedang terkejut.

Menurut studi, obat ini cukup aman digunakan pada orang dewasa, anak-anak, dan bayi usia 1 bulan atau lebih.

Efek samping dari levetiracetam adalah kelelahan, rasa lemah, dan perubahan perilaku.

Sebelum beli obat epilepsi di apotek, Moms sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.

Hal ini penting, mengingat efektivitas obat hanya bisa dicapai apabila dikonsumsi dengan dosis dan cara yang benar.

Demikian berbagai obat epilepsi di apotek yang bisa Moms beli.

Pastikan telah berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat jenis apa pun, ya!

  • https://www.webmd.com/epilepsy/medications-treat-seizures
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8173061/
  • https://www.nhs.uk/medicines/sodium-valproate/
  • https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a694007.html
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6495194/
  • https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC4933812/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.