Jenis Pakaian Adat Papua, dari Koteka hingga Rok Rumbai
Pakaian adat Papua yang paling populer adalah Koteka. Namun, ternyata ada banyak pakaian adat asal Papua, lho Moms.
Berbagai macam pakaian adat Papua menjadi bukti betapa kayanya budaya Indonesia.
Papua memiliki pakaian adat yang sangat khas, sehingga tak hanya terkenal di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.
Berbagai macam pakaian adat ini juga berbeda-beda dan disesuaikan dengan fungsinya.
Berikut beberapa jenis pakaian adat Papua dan keunikannya!
Baca Juga: 8 Nama Pakaian Adat Sulawesi Utara, Unik dan Mewah!
Berbagai Jenis Pakaian Adat Papua
Berikut ini adalah berbagai jenis pakaian adat Papua, termasuk pakaian adat Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan yang perlu Moms ketahui:
1. Baju Kain Rumput
Pakaian adat Papua satu ini adalah salah satu pakaian yang sudah mendapatkan sentuhan modern.
Pakaian jenis ini berasal dari suku Papua modern yakni Sorong Selatan.
Pakaian ini juga tergolong fleksibel karena pria maupun wanita bisa memakai pakaian ini.
Baju kain rumput sendiri memiliki bahan dasar pembuatannya dari bagian pucuk daun sagu yang telah melalui proses pengeringan.
Masyarakat Papua juga cukup mahir membuatnya meskipun pakaian ini dibuat dengan cara yang cukup rumit.
Ini karena ada syarat yang harus dipenuhi yaitu pengambilan daun sagu harus ketika air laut sedang pasang.
Daun sagu yang didapatkan harus melalui proses pengeringan dan juga direndam sebelum daun sagu tersebut dianyam dengan cara tradisional.
Menganyamnya pun menggunakan bahan kayu berukuran satu meter.
Jika sudah selesai dianyam, rumput yang sudah kering kemudian dipilin menjadi satu.
Rumput yang dipilin tersebut sangat berguna sebagai tali pinggang. Meskipun rumit, namun pakaian tradisional ini cukup unik.
2. Pakaian Adat Yokal
Ini adalah pakaian adat yang biasanya dikenakan oleh masyarakat Papua Barat.
Pakaian ini khusus dikenakan oleh para wanita yang sudah berkeluarga atau yang sudah menikah.
Pakaian adat dengan warna khas cokelat kemerahan ini bisa ditemukan di daerah pedalaman Papua.
Pakaian ini juga disebut sebagai simbol bahwa masyarakat Papua memiliki kedekatan dengan.
Pakaian ini bisa digunakan oleh masyarakat Papua ketika beraktivitas sehari-hari maupun saat ada festival budaya atau acara adat khusus.
Seiring berkembangnya zaman, sebagian masyarakat Papua yang sudah menikah tidak mengenakan pakaian adat ini untuk sehari-hari.
Mereka biasanya akan menggunakan rok modern yang dibeli di pasar.
Pakaian adat Yokal merupakan baju adat Papua yang dilengkapi dengan banyak aksesoris yang khas, seperti:
- Rumbai kepala
- Taring babi
- Gigi anjing
- Tas noken
Tas noken ini adalah tas anyaman kulit kayu yang untuk penyimpanan hasil buruan seperti tikus, burung dan kelinci serta sayur, umbi-umbian, dan buah-buahan.
Baca Juga: 5 Fakta Daun Bungkus Papua, Benarkah Bisa Memperbesar Penis?
3. Pakaian Adat Sali
Apabila pakaian adat Yokal tadi dibuat khusus untuk kaum wanita yang sudah berkeluarga atau sudah menikah, maka pakaian adat Sali ini dikhususkan untuk wanita yang masih lajang atau belum menikah.
Pakaian adat Papua satu ini terbuat dari kulit pohon yang tidak sembarangan dan dapat dikenakan sehari-hari.
Dalam pembuatan pakaian ini, kulit pohon yang dipilih harus berwarna cokelat supaya pakaian adat yang dihasilkan terlihat sempurna, bagus, dan menarik.
Wanita yang sudah meninggalkan masa lajang atau sudah menikah kemudian tidak diperkenankan mengenakan pakaian adat ini lagi.
4. Baju Kurung
Ini adalah pakaian adat Papua yang sudah dipengaruhi oleh budaya luar.
Biasanya pakaian ini digunakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah Manokwari dan sekitarnya.
Tak hanya masyarakat Manokwari, masyarakat Papua Barat juga cukup sering menggunakan untuk kegiatan adat.
Pakaian adat baju kurung ini diperuntukkan untuk kalangan wanita saja.
Baju tradisional ini terdiri dari atasan baju yang dibuat dari kain beludru dengan disandingkan dengan rok rumbai.
Untuk melengkapinya, wanita yang mengenakan pakaian adat ini juga menggunakan hiasan rumbai bulu yang dikenakan pada pinggang, tepi leher, dan juga lengan.
Tak hanya itu, para wanita juga menggunakan aksesoris kalung dan gelang dari biji-bijian keras untuk menyempurnakannya.
Biji-bijian keras yang digunakan untuk kalung dan gelang dirangkai dengan benang sehingga mereka terlihat sangat unik.
Setiap wanita yang mengenakan pakaian adat Papua satu ini akan semakin terlihat menarik.
Apalagi jika ditambah dengan penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari.
Baca Juga: 10+ Destinasi Bukit di Papua, Indah Bagaikan Surga Dunia
5. Koteka/Holim
Ini adalah salah satu pakaian adat Papua yang paling dikenal. Namun, koteka juga memiliki sebutan kedaerahan lain seperti hilon, harim, atau bobbe.
Koteka adalah pakaian tradisional untuk laki-laki yang cukup nyentrik karena ia memiliki fungsi untuk menutupi bagian kemaluan pria.
Namun, saat menggunakan koteka, bagian tubuh lainnya dibiarkan terlihat seakan nyaris telanjang.
Koteka adalah penutup alat kelamin pria yang terbuat dari kulit labu air yang dibuang bagian biji dan daging buahnya.
Labu air yang dipilih juga biasanya sudah tua sehingga teksturnya lebih keras dan awet usai dikeringkan.
Setelah kering, koteka yang berbentuk seperti selongsong ini bisa dikaitkan ke pinggang mengarah ke atas.
Uniknya, penggunaan pakaian adat Papua satu ini ternyata juga memiliki makna khusus.
Semakin tinggi kedudukan pria secara adat, maka ukuran koteka yang dikenakan juga akan semakin besar.
6. Rok Rumbai
Ini adalah pakaian adat Papua lainnya yang dibuat dari daun sagu kering yang disusun dan berguna sebagai penutup bagian bawah tubuh.
Biasanya rok rumbai ini dikenakan oleh wanita, namun pria juga boleh mengenakannya. Namun, wanita dan pria memiliki cara penggunaan rok rumbai yang berbeda.
Untuk pria yang menggunakan rok rumbai, mereka tidak memakai atasan seperti baju kurung yang dikenakan oleh para wanita.
Namun, ketika pria mengenakan koteka, maka para wanita memakai rok rumbai dan tidak menggunakan baju atasan, sama seperti pria.
Bagian atas tubuh mereka akan disamarkan dengan tato atau lukisan dari tinta alami bergambar flora dan fauna.
Pakaian adat ini biasanya difungsikan oleh wanita yang tinggal di pedalaman pegunungan tengah dan pesisir pantai sebagai rok.
Ada beberapa kelompok etnis yang masih menggunakan rok rumbai antara lain Yapen, Enjros, Biak Numfor, Nafri, Tobati, dan Sentani.
Cara menggunakan rok rumbai ini mudah, cukup dililitkan ke pinggang dan diikat menggunakan simpul.
Baca Juga: 10 Alat Musik Papua yang Biasa Digunakan dalam Upacara Adat
Itulah beberapa keunikan pakaian adat Papua yang masih sangat tradisional namun memiliki filosofi yang mendalam.
Kini pakaian adat Papua menjadi kekayaan budaya yang sangat istimewa karena masih mempertahankan bahan dasar alami.
Meskipun pakaian adat di atas sudah semakin jarang digunakan, namun ini sering kali tersedia di toko oleh-oleh untuk dijadikan souvenir bagi turis domestik maupun mancanegara.
- https://www.celebes.co/papua/pakaian-adat-papua
- https://review.bukalapak.com/others/pakaian-adat-papua-112676
- https://portal.merauke.go.id/news/1071/seni-dan-budaya-papua-indonesia.html
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.