7 Penyebab Cairan Bening Keluar Saat Hamil, Bisa Bakteri!
Berbagai faktor dapat jadi penyebab cairan bening keluar saat hamil, Moms, dan kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja.
Walaupun tidak semua ibu hamil mengalaminya, peningkatan kelembapan di area vagina adalah hal yang biasa terjadi selama masa kehamilan.
Berbeda dengan keputihan biasa, apa yang menjadi penyebab keluarnya cairan bening selama kehamilan?
Karena itu, Moms mungkin merasakan area vagina yang selalu lembap dan perlu lebih sering mengganti celana dalam.
Menurut Dr. Vasiliki Moragianni, Spesialis Endokrinologi Reproduksi di Colorado Center for Reproductive Medicine di Northern Virginia, ini adalah gejala kehamilan yang umum dan normal.
Jadi, ayo kita pelajari lebih dalam tentang penyebab keluarnya cairan bening saat hamil dan bagaimana cara mengatasinya.
Baca Juga: Bolehkah Anak Makan Telur Setiap Hari? Begini Kata Dokter!
Penyebab Cairan Bening Keluar Saat Hamil
Moms, sebetulnya munculnya cairan selama kehamilan adalah hal yang normal dan tidak perlu menimbulkan kekhawatiran.
Namun, ada kalanya penyebab keluarnya cairan ini tidak biasa dan bisa menjadi indikasi adanya masalah, seperti gangguan pada sistem reproduksi.
Beberapa penyebab cairan bening keluar saat hamil, seperti:
1. Peningkatkan Hormon
Selama masa kehamilan, tubuh mengalami berbagai perubahan, seperti naik turunnya hormon, peningkatan sirkulasi darah ke organ reproduksi, dan perubahan pada pH vagina.
Hormon yang tak stabil ini dapat memengaruhi bentuk fisik wanita hamil, begitu juga pada fungsi vagina.
Dalam Endocronology of Pregnancy, ini semuanya dapat berkontribusi pada peningkatan kelembapan vagina.
Oleh karena itu, lonjakan hormon dalam tubuh seringkali menjadi alasan di balik keluarnya cairan bening selama kehamilan.
2. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Moms, meskipun sedang hamil, tak jarang pasangan suami istri juga melakukan hubungan intim.
Nah, salah satu penyebab cairan bening keluar saat hamil lainnya yakni infeksi menular seksual.
Ini bisa merupakan tanda penyakit kelamin seperti klamidia atau gonore, atau jenis infeksi lainnya.
Infeksi vagina bakteri dan virus dapat menyebabkan komplikasi kehamilan, jadi penting untuk menemui dokter apabila Moms merasakan gejalanya.
3. Cairan Urine
Banyak Moms mungkin penasaran apakah kelembapan pada celana dalam merupakan tanda bocornya air ketuban.
Meskipun ada kemungkinan, seringkali penyebab kebocoran yang dialami adalah urine.
Urine memang bisa bocor sesekali, terutama ketika Moms batuk, bersin, atau tertawa, yang menjadi salah satu penyebab cairan bening keluar saat hamil.
Kebocoran urine selama kehamilan adalah hal yang normal, dikarenakan tekanan dari rahim yang berkembang menekan kandung kemih.
Untuk membantu mengontrol kandung kemih, praktikkan latihan kegel dan usahakan untuk tidak menunda-nunda saat perlu buang air kecil.
Baca Juga: Kapan Perlu Terapi Pendukung Pneumonia? Ini Kata Dokter
4. Lendir Rahim Menebal
Tak selalu berkaitan dengan penyakit, penyebab cairan bening keluar saat hamil lainnya karena lendir rahim yang menebal.
Saat Moms hamil, sumbat lendir yang tebal menghalangi serviks untuk menghentikan bakteri masuk ke dalam rahim.
Menjelang akhir trimester tiga, sumbatan ini bergerak turun ke dalam vagina dan menghasilkan lebih banyak cairan yang jernih, berwarna merah muda, atau coklat jika ada darah di dalamnya.
5. Tanda Persalinan Semakin Dekat
Banyak ibu hamil mungkin tidak menyadari bahwa salah satu penyebab cairan bening keluar saat hamil adalah sebagai tanda mendekati waktu persalinan.
Keputihan yang lebih encer merupakan bagian normal dari kehamilan dan seringkali jumlahnya meningkat saat mendekati masa untuk melahirkan.
Sesuai dengan informasi dari Tommy's Pregnancy Hub, keputihan yang meningkat di akhir trimester ketiga dapat jadi tanda bahwa tubuh mempersiapkan diri untuk proses persalinan.
Jadi, jika Moms mengalami hal ini di trimester ketiga, sudah saatnya untuk mempersiapkan diri untuk melahirkan, ya.
6. Bakteri Vaginosis (BV)
Adapun penyebab cairan bening keluar saat hamil adalah karena vaginosis bakteri.
Vaginosis bakteri, juga dikenal sebagai bakteriosis vagina, adalah penyebab paling umum dari infeksi vagina pada wanita usia subur.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menemukan, ini adalah infeksi vagina yang paling mungkin menyerang wanita berusia antara 15 dan 44 tahun.
Jadi, tak jarang ibu hamil juga bisa merasakan ini. Beberapa kemungkinan komplikasi BV selama kehamilan meliputi:
- Kelahiran prematur
- Keguguran
- Kantung ketuban pecah terlalu dini
- endometritis postpartum, iritasi atau peradangan pada lapisan rahim setelah melahirkan
- Infertilitas faktor tuba, yang disebabkan oleh kerusakan saluran tuba, yang menghubungkan ovarium ke rahim
- Korioamnionitis, peradangan selaput yang mengelilingi janin, yang dikenal sebagai korion dan amnion
7. Kebocoran Ketuban
Seperti yang Moms ketahui, air ketuban memiliki warna bening yang menyerupai warna urine.
Nah, kebocoran ketuban ini juga bisa menjadi penyebab cairan bening keluar saat hamil.
Kebocoran ketuban, yang dikenal juga sebagai ketuban pecah dini, adalah kondisi saat cairan amnion yang mengelilingi bayi dalam rahim bocor sebelum proses persalinan dimulai.
Kondisi ini bisa terjadi pada setiap tahapan kehamilan setelah 20 minggu, tapi lebih umum terjadi mendekati waktu kelahiran.
Pemahaman yang baik tentang kebocoran ketuban sangat penting bagi ibu hamil untuk memastikan keselamatan dan kesehatan baik ibu maupun bayi, Moms.
Baca Juga: Sperma Encer Apakah Sulit Punya Anak? Ini Kata Dokter!
Penanganan Cairan Bening Keluar Saat Hamil
Moms, penanganan cairan bening keluar saat hamil harus disesuaikan dengan penyebabnya.
Jadi, tentunya Moms harus memeriksakan diri ke dokter kandungan agar diberikan penanganan yang tepat.
Berikut penanganan yang umum dilakukan ketika cairan bening keluar saat hamil.
1. Periksakan ke Dokter Kandungan
Moms harus berkonsultasi dengan dokter jika mengamati adanya perubahan pada keputihan selama kehamilan atau jika mengalami gejala tertentu.
Keluar cairan saat hamil tidak boleh disepelekan dan perlu diperiksa oleh dokter kandungan.
Nantinya dokter akan memberikan obat-obatan atau perawatan serta langkah-langkah untuk menjaga vagina tetap sehat dan bersih.
2. Memilih Celana Dalam Katun
Aaron Styer, ahli endokrinologi reproduksi dari Colorado Center for Reproductive Medicine di Boston, menyarankan Moms untuk memilih celana dalam katun yang menyerap keringat.
Jika Moms ingin menggunakan panty liners, pilihlah yang tipis dan pastikan bebas pengharum untuk menghindari iritasi.
Jangan lupa, panty liners harus sering diganti setiap 2-3 jam sekali, ya.
Baca Juga: Sakit Perut Sebelah Kiri Bawah Tanda Hamil? Ini Kata Dokter
3. Cuci Genital Depan ke Belakang
Masih banyak wanita yang tak mengerti cara membersihkan vagina yang benar dan baik.
Dalam mengatasi keluar cairan bening saat hamil, usap area genital dari depan ke belakang setelah buang air kecil atau buang air besar.
Menjaga kebersihan alat kelamin penting untuk menurunkan risiko tertular infeksi. Pastikan bersihkan area vagina dengan air bersih yang mengalir, ya.
4. Pola Makan Sehat
Selama kehamilan, sangat penting untuk selektif dalam memilih makanan yang sehat dan menghindari yang tidak baik untuk kesehatan.
Sebaiknya, hindari konsumsi makanan olahan dan lebih banyak mengonsumsi buah serta sayuran segar.
Langkah ini tidak hanya penting untuk mendukung perkembangan janin yang sehat, tetapi juga dapat membantu dalam mengurangi kemungkinan keluarnya cairan bening selama masa kehamilan.
Pastikan untuk mengikuti diet sehat dan menghindari makanan yang terlalu manis, yang dapat meningkatkan risiko infeksi jamur di area vagina, Moms.
Baca Juga: Apakah Pneumonia Bisa Sembuh? Ini Kata Dokter Spesialis
Menurut Dr. Moragianni, selama cairan yang keluar tidak berbau atau berbau ringan, Moms tak perlu khawatir.
Namun, ia mengatakan agar waspada jika terdapat tanda-tanda berikut:
- Cairan dengan bau yang kuat
- Gatal
- Berwarna selain putih susu
- Terdapat bercak atau perdarahan
- Dibarengi dengan nyeri panggul atau perut
- Mengalami demam.
Lalu, jika Moms merasakan cairan yang mengalir deras di kaki, segeralah ke rumah sakit. Ini bisa jadi adalah cairan ketuban yang pecah.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK278962/
- https://www.tommys.org/pregnancy-information/pregnancy-symptom-checker/discharge-pregnancy
- https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.