7 Penyebab Hidung Meler Plus Cara Meringankan Gejalanya
Hidung meler adalah masalah kesehatan yang umum dikeluhkan banyak orang.
Terjadinya kondisi ini ada hubungannya dengan gangguan produksi lendir di saluran pernapasan.
Apa saja penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasannya berikut ini!
Fungsi Lendir di Hidung
Proses pernapasan pertama kali dimulai dari hidung. Skemanya seperti ini, udara masuk ke paru-paru melalui hidung.
Di hidung, udara disaring di lapisan mukosa khusus, yakni jaringan lembap yang menutupi area di dalam hdiung.
Pada lapisan ini, terdiri banyak kelenjar penghasil lendir. Saat bakteri, alergen, debu, atau partikel berbahaya lainnya masuk ke hidung, lendir menjebaknya.
Melansir situs Cleveland Clinic, lendir mengandung antibodi, atau enzim, yang membunuh bakteri dan virus yang tidak diinginkan.
Jadi, dapat Moms dan Dads simpulkan bahwa lendir diperlukan untuk menjaga agar jalan napas tetap lembab dan berfungsi dengan baik.
Jika terlalu banyak lendir yang diproduksi, tubuh akan mengeluarkannya lewat batuk atau membuat hidung jadi meler.
Baca Juga: Perhatikan 6 Cara Mengobati Pilek yang Tak Kunjung Sembuh
Penyebab Hidung Meler dan Perawatannya
Hidung meler bisa disebabkan oleh banyak masalah kesehatan.
Beberapa penyakit bisa disembuhkan seutuhnya. Namun, ada kondisi yang dimiliki oleh pengidapnya seumur hidup.
Berikut ini beberapa penyebab hidung meler yang umum terjadi.
1. Pilek
Pilek menyebabkan peradangan pada lapisan selaput lendir hidung.
Kondisi mengakibatkan produksi lendir yang berlebihan di saluran pernapasan.
Gejala utamanya adalah hidung meler. Moms dan Dads mungkin mengalami kondisi ini setelah 1-2 hari merasakan hidung mampet.
Biasanya, pilek juga diikuti oleh gejala batuk, sakit tenggorokan, dan kelelahan.
Tidak ada obat untuk pilek, tetapi obat flu yang dijual bebas di apotek dapat membantu meringankan gejala.
Banyak istirahat, mengonsumsi vitamin C, dan minum air hangat dapat mmbantu melegakan pernapasan.
2. Flu
Pilek dan flu adalah kondisi yang berbeda. Bisa dibilang jika flu menimbulkan gejala yang lebih parah sehingga waktu pemulihannya pun lebih lama, yakni 1-2 minggu.
Selain menyebabkan hidung meler, flu juga menimbulkan gejala mengganggu, seperti:
- Demam
- Nyeri otot
- Panas dingin
- Sakit kepala
- Kelelahan
Obat pilek tanpa resep di apotek atau toko obat dapat membantu meringankan gejala dan mengurangi rasa sakit.
Bahan dalam obat ini biasanya mengandung dekongestan, paracetamol, dan pereda nyeri.
Perawatan flu tidak jauh berbeda dengab flu, yakni perbanyak isirahat dan tetap mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Baca Juga: Vicks VapoRub (Obat Gosok Pilek dan Batuk): Kegunaan, Dosis, dan Efek Samping
3. Alergi
Hidung meler juga bisa disebabkan oleh alergi. Umumnya, orang mengalami alergi karena pemicu berikut:
- Debu
- Serbuk sari
- Bulu hewan
Gejala lain yang menyertai biasnaya bersin-bersin, sakit kepala, dan sakit tenggorokan.
Kondisi ini terjadi karena partikel yang terhirup mengiritasi saluran hidung dan mengakibatkan lendir berlebih.
Dokter biasanya akan meresepkan obat antihistamin untuk menghentikan respons alergi sehingga gejala akan mereda.
4. Sinusitis
Sinusitis (infeksi sinus) adalah komplikasi dari pilek. Penyakit ini terjadi ketika rongga di sekitar saluran hidung meradang.
Peradangan ini juga memicu peningkatan produksi lendir di hidung.
Gejala sinusitis lainnya termasuk sakit kepala, hidung meler, dan nyeri wajah.
Perawatan dapat melibatkan obat pereda nyeri, penggunaan kortikosteroid hidung untuk menghentikan peradangan, atau antibiotik untuk membunuh infeksi bakteri.
Baca Juga: 13 Makanan Penyebab Sinusitis yang Perlu Dihindari, Waspada!
5. Deviasi Septum
Kondisi ini menyebabkan dinding antara rongga hidung menjadi bergeser atau bengkok di satu sisi.
Beberapa orang dilahirkan dengan septum yang bengkok, tetapi itu juga bisa terjadi akibat cedera pada hidung.
Septum yang menyimpang dapat memicu infeksi sinus berulang dan pembengkakan di sekitar saluran hidung, menyebabkan hidung meler.
Dokter mungkin merekomendasikan antihistamin atau semprotan steroid hidung untuk mengatasi gejala ini.
Jika ini tidak berhasil, pembedahan dapat memperbaiki septum yang menyimpang.
6. Polip Hidung
Pertumbuhan jinak pada lapisan di dalam hidung ini disebabkan oleh selaput lendir yang meradang.
Saat selaput lendir meradang, produksi lendir berlebih menyebabkan hidung meler.
Gejalanya tidak cuma itu, Moms dan Dads juga bisa mengalami:
- Anosmia (tidak membaui atau mengecap rasa)
- Tekanan sinus
- Sakit kepala
Dokter dapat meresepkan semprotan kortikosteroid hidung untuk mengecilkan polip.
Pengobatan juga bisa berupa meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi sinus yang menyertainya.
Bergantung pada tingkat keparahan polip, operasi sinus dapat menjadi pilihan.
Baca Juga: Serba-serbi Polip Rahim, Benarkah Bisa Menyebabkan Sulit Hamil?
7. Rhinitis Nonalergi
Kondisi yang dikenal juga dengan sebutan rhinitis vasomotor ditandai dengan peradangan pada saluran hidung dan meniru pilek.
Namun, gejala ini disebabkan oleh penyebab yang tidak diketahui dan tidak dipicu oleh histamin atau alergen.
Selain diinduksi obat, faktor lain yang dapat memicu bentuk rinitis ini termasuk perubahan suhu, sinar matahari yang cerah, atau masalah kesehatan yang mendasarinya.
Antihistamin oral tidak efektif untuk rinitis nonalergi, tetapi Moms dan Dads mungkin merasa lega dengan antihistamin hidung atau semprotan hidung.
Nah, itulah fungsi lendir dalam sistem pernapasan sekaligus gangguannya yang menyebabkan hidung meler.
Hidung meler umumnya dapat sembuh dengan perawatan rumahan dalam beberapa hari.
Jika Moms dan Dads merasakan gejalanya tidak membaik, jangan sungkan ke dokter ya!
- https://www.mayoclinic.org/symptoms/runny-nose/basics/causes/sym-20050640
- https://www.healthline.com/health/runny-nose-causes#nonallergic-rhinitis
- https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/17660-runny-nose
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.