4 Penyebab Kehamilan Non-Viable, Ini yang Perlu Moms Tahu!
Ada banyak definisi soal kehamilan dan diantaranya adalah “Kehamilan layak atau Viable” dan “Kehamilan yang tidak dapat bertahan hidup atau non-viable” yang tentu menciptakan kebingungan serta mungkin memiliki arti yang berbeda bagi orang.
Istilah tersebut biasanya diungkap saat trimester pertama kehamilan. Kehamilan viable berarti dapat berpotensi menghasilkan bayi yang hidup sedangkan kehamilan non-viable yaitu tidak dapat menghasilkan bayi yang hidup.
Baca Juga:8 Hal Yang Dapat Meningkatkan Risiko Kehamilan Ektopik
Sekitar 10 hingga 20 persen kehamilan diketahui berakhir dengan keguguran. Menurut March of Dimes, angka itu mungkin setinggi 50% ketika memperhitungkan kehamilan yang berakhir sebelum seorang Moms melewatkan siklus menstruasi.
Ahli kebidanan dan ginekolog harus memahami penggunaan berbagai alat diagnostik untuk membedakan antara kehamilan yang layak dan tidak dapat bertahan serta menawarkan berbagai pilihan terapi bagi pasien, termasuk manajemen hamil, medis, dan bedah.
Penyebab Kehamilan Non-Viable
Ketika mengetahui adanya kemungkinan kehamilan non viable. Itu berarti tidak ada peluang untuk selamat, nah berikut ini penyebab kehamilan non-viable:
1. Kehamilan Molar
Foto: Orami Stock Photos
Moms, kehamilan non-viable bisa disebakan kehamilan molar, di mana sel telur yang dibuahi tak mampu bertahan hidup di dalam rahim.
Kehamilan molar adalah janin bayi kembar yang tidak berkembang. Sudah jelas mitos ini ya, Moms. Ada dua jenis kehamilan molar. Pertama, kehamilan anggur lengkap.
Dalam kondisi ini, tidak ada embrio atau jaringan plasenta. Itu terjadi ketika kromosom dari sel telur ibu hilang atau tidak berfungsi, dan kromosom dari ayah disalin, sehingga semua 46 kromosom berasal dari ayah.
Kedua, kehamilan molar parsial. Pada kondisi ini, terdapat embrio dan mungkin beberapa jaringan plasenta. Embrio mungkin mulai tumbuh, namun tidak bisa bertahan hidup.
Kondisi ini terjadi saat embrio memiliki dua set kromosom dari ayah dan satu dari ibu, sehingga mempunyai 69 kromosom, bukannya 46. Ini bisa terjadi saat kromosom ayah disalin atau ketika dua sperma membuahi satu telur.
Baca Juga: Hamil Molar, Ini Mitos dan Faktanya
2. Kehamilan Ektopik
Foto: Orami Stock Photos
Penyebab lainnya yaitu kehamilan ektopik, kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang dibuahi menempel di luar rahim, biasanya pada salah satu saluran tuba falopi rongga perut, atau leher rahim, sehingga kadangkala disebut juga kehamilan di luar kandungan.
Hal ini berarti embrio tidak akan mampu berkembang menjadi janin, karena tuba falopi tidak cukup besar dalam mendukung perkembangan embrio. Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada satu dari setiap 50 kehamilan.
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Kehamilan Ektopik
3. Kehamilan Kimiawi
Foto: Orami Stock Photos
Penyebab kehamilan non-viable selanjutnya adalah karena kehamilan kimiawi. Kehamilan kimiawi merupakan sebuah kondisi di mana perempuan telat haid sampai 10 hari atau 2 minggu lebih dan setelah tes kehamilan menggunakan test pack hasilnya positif. Namun ketika cek USG (ultrasonography) di rumah sakit, hasilnya tidak terdeteksi adanya kantung kehamilan atau perkembangan plasenta.
Sel telur yang telah dibuahi akan menghasilkan hormon yang disebut hCG yaitu Human Chorionic Gonadotropin. Tingkat hormon ini di dalam darah akan menentukan kesehatan sel telur. Setelah tingkat hormon ini di dalam darah melewati tingkat tertentu, maka akan terdeteksi dalam urine.
Ini adalah saat hasil tes urine positif. Ini biasanya terjadi dalam 1-2 hari setelah terlambat menstruasi. Tetapi, dalam kasus kehamilan kimiawi, tingkat hCG di dalam darah terus menurun karena proses kehamilan sudah berhenti.
Terkadang, mereka yang sudah menyakini dirinya hamil, akan menganggap ia sedang mengalami keguguran.
4. Kehamilan Anembrionik
Foto: Orami Stock Photos
Moms, kehamilan anembrionik juga dikenal sebagai ovum busuk, di mana kehamilan berhenti tumbuh setelah kantung kehamilan berbentuk.
Kehamilan anembrionik bisa terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi, menempel pada dinding rahim tidak berkembang menjadi embrio. Hal ini bisa menyebabkan keguguran di awal kehamilan, bahkan sampai calon ibu tidak menyadari bahwa mereka sudah hamil. Kehamilan anembrionik dapat menyebabkan 1 dari 2 kasus keguguran pada 3 bulan (trimester) pertama kehamilan.
Ketika wanita sedang hamil, sel telur yang sudah dibuahi akan menempel pada dinding rahim. Pada waktu 5-6 minggu masa kehamilan, embrio sudah mulai terbentuk. Lalu, dalam periode ini, kantung kehamilan di mana janin berkembang sudah berukuran 18 mm. Dengan kehamilan anembrionik, embrio tidak bisa berkembang meskipun kantung kehamilan sudah terbentuk dan tumbuh.
Baca Juga: Hamil atau Tidak? Cek 5 Tanda Kehamilan Ini
Lalu, penyebab kehamian non-viable yang juga turut serta yaitu:
- Kehamilan di mana janin tidak lagi memiliki detak jantung
- Cacat bawaan yang membuat kelangsungan hidup janin tidak mungkin
- Seorang bayi yang lahir terlalu dini untuk bisa bertahan hidup
Kehamilan sangat sensitif pada trimester pertama, sehingga sulit untuk didiagnosis sebagai yang viable maupun non-viable. Namun, pedoman The New England Journal of Medicine ini dikembangkan untuk membantu menentukan diagnosis USG kehamilan tidak layak atau non-viable:
- Mahkota hingga panjang pantat> 6 mm dan tidak ada detak jantung
- Berarti diameter kantung> 24 mm dan tanpa embrio
- Tidak ada detak jantung janin> = 2 minggu setelah pemindaian menunjukkan kantung kehamilan tanpa kantung kuning telur
- Tidak ada detak jantung janin> 10 hari setelah pemindaian menunjukkan kantung kehamilan dengan kantung kuning telur
Baca Juga: Begini Cara Mencegah Kehamilan Ektopik
Jika Moms pernah mengalami kehamilan yang tidak dapat dilakukan satu kali, itu tidak secara otomatis berarti Moms tidak dapat melanjutkan kehamilan yang sehat di masa depan.
Moms akan diminta untuk menunggu antara satu hingga tiga siklus menstruasi sebelum mencoba kehamilan lain. Namun, setelah lebih dari satu keguguran, sebaiknya berbicara dengan dokter kandungan.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.