Kapan Sakit Kepala Kala Hamil Harus Dikhawatirkan?
Sakit kepala pada kehamilan sangat umum, disebabkan oleh segala sesuatu mulai dari hormon dan perubahan postur tubuh hingga penarikan kafein.
Namun, terkadang sakit kepala dapat menjadi indikasi adanya komplikasi serius seperti preeklampsia, di mana tekanan darah tinggi yang berbahaya membuat ibu dan bayi dalam bahaya. Tetapi bagaimana bisa membedakannya?
Penyebab Kehamilan Sakit Kepala
Banyak hal yang dapat menyebabkan sakit kepala saat tidak hamil dapat menyebabkannya ketika kondisi sedang hamil.
Rasa sakit dapat menghantui para wanita hamil selama trimester pertama karena lonjakan hormon dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh, jelas Giuseppe Ramunno, M.D., seorang Ob-Gyn di East Valley Women's Medical Group, seperti yang dikutip dari parents.com
Selama trimester ketiga, sakit kepala cenderung terkait dengan postur dan ketegangan yang buruk karena membawa beban ekstra.
Penyebab-penyebab umum dari sakit kepala kehamilan yang jinak meliputi, hormon yang berfluktuasi, otot-otot yang tegang di kepala, leher dan punggung, kemacetan sinus, dehidrasi, penarikan kafein, tekanan darah rendah, migrain, dan kelaparan.
Sementara itu, kadang-kadang, sakit kepala bisa menjadi tanda masalah medis yang lebih serius, termasuk preeklampsia, penyakit hipertensi serius, sinusitis, yang membutuhkan antibiotik, pPenyakit neurologis (sangat jarang).
Baca Juga : Ini 7 Makanan yang Bisa Memicu Sakit Kepala
Kapan Harus Khawatir?
Untuk sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Neurology, dokter di Montefiore Health System dan Albert Einstein College of Medicine di Bronx, N.Y., menganalisis catatan medis wanita hamil dengan sakit kepala selama periode lima tahun.
"Kami mempelajari sejumlah besar wanita hamil yang mengalami serangan sakit kepala parah ke keadaan darurat dan rumah sakit," kata penulis utama studi tersebut, Matthew S. Robbins, M.D.
Penelitian menemukan lebih dari sepertiga pasien yang dievaluasi menderita sakit kepala sebagai gejala dari kondisi mendasar yang terpisah seperti preeklampsia, daripada penyebab sakit kepala yang lebih jinak seperti migrain.
Sakit kepala telah diketahui berhubungan dengan preeklampsia.
Baca Juga : Tak Hanya Migrain, Ini 8 Jenis Sakit Kepala yang Umum Menyerang
Akan tetapi para peneliti juga menemukan faktor lain pada wanita yang kemudian didiagnosis dengan kondisi tersebut.
Mereka yang memiliki tekanan darah tinggi selain sakit kepala adalah 17 kali lebih mungkin untuk mengalami preeklampsia daripada mereka yang tidak memiliki tekanan darah tinggi.
Sementara itu, wanita yang tidak memiliki riwayat sakit kepala sebelumnya lima kali lebih mungkin untuk memiliki kondisi yang mendasarinya. Mengetahui hal ini dapat membantu dokter memutuskan kapan harus menaikkan bendera merah.
"Kehadiran faktor-faktor ini pada pasien tersebut dapat menyebabkan dokter memesan tes diagnostik, seperti MRI otak, dan memantau pasien dengan cermat untuk tanda-tanda preeklampsia lebih lanjut," kata Robbins.
Meskipun tidak diketahui secara pasti mengapa preeklampsia menyebabkan sakit kepala, Robbins mengatakan itu bisa jadi karena perubahan cara sirkulasi darah di otak.
Tanda-tanda preeklampsia lainnya termasuk penglihatan kabur, sakit perut, dan pembengkakan, jadi jika memiliki salah satu dari ini selain sakit kepala, segera hubungi dokter.
"Banyak gejala migrain dan preeklampsia tumpang tindih, seperti sakit kepala, mual, muntah, dan perubahan visual, sehingga penting bagi wanita hamil untuk menindaklanjuti secara teratur dengan penyedia mereka jika mengalami gejala-gejala ini," kata Robbins.
Cara Mencegah Sakit Kepala Kehamilan
Temukan pemicu sakit kepala, kemudian pantau makanan dan aktivitas saat sakit kepala menyerang, untuk membantu mempelajari cara memodifikasi kebiasaan yang menyebabkan sakit kepala.
Olahraga berjalanlah setiap hari atau lakukan yoga prenatal, jika diizinkan oleh dokter. Lakukan latihan relaksasi, seperti pernapasan dalam, yoga, dan visualisasi.
Makanlah makanan kecil dan sering sepanjang hari untuk menjaga gula darah tetap seimbang. Minum banyak cairan agar tetap terhidrasi.
Ikuti jadwal tidur yang teratur. Pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan.
Pertahankan postur yang baik untuk membantu mencegah ketegangan otot.
(TPW/CAR)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.