Bisa Mengganggu, Ketahui Penyebab dan Pencegahan Mendengkur
Mendengkur bisa menjadi salah satu tanda gangguan tidur seperti sleep apnea, suatu kondisi yang dapat menyebabkan jeda dalam bernafas saat tidur.
Namun, kebiasaan sehari-hari yang sederhana juga dapat menjadi penyebab mendengkur saat tidur lho, Moms. Selain itu, tentunya kondisi ini juga cukup mengganggu orang yang tidur bersama kita.
Lalu, apa yang menjadi penyebab dengkuran, dan bagaimana bentuk pencegahan atau pengobatan yang bisa dilakukan? Cari tahu jawabannya berikut ini.
Baca Juga: Normal atau Bahaya, Apa Penyebab Bayi Mendengkur Saat Tidur?
Penyebab Mendengkur saat Tidur
Foto: parade.com
Apa saja kebiasaan sehari-hari yang ternyata jadi penyebab mendengkur? Simak ulasannya di bawah ini yuk Moms!
1. Mengonsumsi Alkohol pada Malam Hari
Kebiasaan yang jadi penyebab dengkuran yang pertama adalah mengonsumsi alkohol pada malam hari. Mengonsumsi alkohol sebelum terlelap tidur bukan istirahat yang berkualitas.
Alkohol melemaskan otot-otot saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan dengkuran berlebihan. Bahkan, sekalipun Dads tidak biasa mendengkur.
"Semakin sedikit tidur yang nyenyak yang berkualitas maka akan memiliki ’utang tidur’ yang berdampak pada pusing dan bingung sepanjang hari,” jelas Dr. Jagdeep Bijwadia, seorang dokter bersertifikat di bidang kedokteran penyakit dalam, tidur, dan paru-paru.
2. Tidur Telentang
Kebiasaan yang jadi penyebab selanjutnya adalah tidur telentang. Tidur telentang meningkatkan risiko tidur mendengkur.
"Ketika seseorang tidur telentang, ada kecenderungan alami bagi rahang dan lidah untuk berada di belakang tenggorokan," kata Marcella M. Frank, sleep medicine specialist di Deborah Heart and Lung Center, Browns Mills, New Jersey.
Menurut penelitian yang diterbitkan National Center for Biotechnology Information, U.S. National Library of Medicine, sekitar 92 persen orang yang menderita gangguan tidur dapat bernafas lebih baik ketika tidur telentang.
“Tidur menyamping dapat membantu mengurangi dengkuran dan bagi mereka yang menderita gangguan tidur yang lebih serius seperti sleep apnea, ini dapat membantu meringankan beberapa gejalanya, serta meningkatkan asupan oksigen pada malam hari,” ungkap Bijwadia.
3. Kelebihan Berat Badan
Kebiasaan yang jadi penyebab dengkuran selanjutnya adalah kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan tonus otot yang buruk dan peningkatan jumlah jaringan di sekitar tenggorokan dan leher.
Hal tersebut dapat menyebabkan tidur mendengkur. Aktif sepanjang hari atau berolahraga dapat membantu kualitas tidur yang lebih baik. Selain itu, mempertahankan berat badan yang sehat dapat mengurangi dengkuran.
Baca Juga: Ini 5 Penyebab Kenapa Orang Sering Mendengkur
4. Kondisi Hipotiroid
Kebiasaan yang jadi penyebab mendengkur selanjutnya adalah hipotiroid. Kondisi hipotiroid yang berarti kekurangan hormon akibat kelenjar tiroid tidak dapat memproduksi hormon yang cukup, dapat menyebabkan dengkuran.
Ciri lain dari rendahnya fungsi tiroid adalah kelelahan, penambahan berat badan, kulit kering, rambut menipis, dan depresi.
"Tiroid yang kurang aktif, memungkinkan terjadinya perubahan di saluran napas bagian atas sehingga menyebabkan kesulitan bernapas saat tidur," kata Shoshana Ungerleider, internis Sutter Health di San Francisco.
5. Bertambahnya Usia
Faktor penyebab mendengkur selanjutnya adalah faktor usia. Seiring bertambahnya usia, bukan hanya kulit yang tampak kendor. Akan tetapi, jaringan di dalam tubuh juga menua yang dapat menyebabkan dengkuran.
Percaya atau tidak, melakukan latihan vokal setiap hari seperti penyanyi profesional dapat membantu menjaga jaringan kencang.
”Mendengkur lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia karena jaringan dalam tubuh yang ikut menua,” kata Frank.
6. Jenis Kelamin
Faktor penyebab mendengkur selanjutnya adalah faktor jenis kelamin. Maaf Dads, ternyata menurut hasil penelitian yang dipublikasikan Sleep menunjukkan bahwa perbedaan fisik antara gender dapat berkontribusi.
Pria memiliki saluran udara yang lebih sempit daripada perempuan. Saluran napas yang lebih kecil berarti lebih mengalami kesulitan untuk mendapatkan oksigen ke dalam tubuh yang menyebabkan dengkuran.
Agar tidur lebih berkualitas, penyebab mendengkur yang dikarenakan kebiasaan buruk bisa coba diminimalisir ya Dads. Semoga tidur lebih nyenyak.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Mengorok Semakin Memburuk dengan Bertambahnya Usia
Perawatan dan Pencegahan Kondisi Mendengkur
Foto: Orami Photo Stock
Dalam European Journal of Orthodontic, disebutkan bahwa dengkuran dapat menjadi faktor risiko perkembangan penyakit kardiovaskular dan merupakan gejala utama dari apnea tidur obstruktif.
Moms atau anggota keluarga lain yang mendengkur dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan, biasanya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mengutip Mayo Clinic, untuk mengatasi dengkuran, dokter kemungkinan besar akan merekomendasikan perubahan gaya hidup.
- Menurunkan Berat Badan. Orang yang kelebihan berat badan mungkin memiliki jaringan ekstra di tenggorokan yang menyebabkan dengkuran. Menurunkan berat badan dapat membantu mengurangi dengkuran.
- Tidur posisi miring. Berbaring telentang memungkinkan lidah jatuh ke belakang tenggorokan, mempersempit jalan napas dan menghalangi aliran udara sebagian. Cobalah tidur miring.
- Meninggikan posisi kepala saat tidur. Mengangkat kepala sekitar 10 cm dapat membantu.
- Atasi hidung tersumbat. Alergi atau kelainan pada septum dapat membatasi aliran udara melalui hidung. Ini memaksa Moms untuk bernapas melalui mulut, meningkatkan kemungkinan mendengkur.
- Batasi atau hindari alkohol dan obat penenang. Hindari minum minuman beralkohol setidaknya dua jam sebelum tidur, dan beri tahu dokter tentang dengkuran sebelum minum obat penenang. Obat penenang dan alkohol menekan sistem saraf pusat, menyebabkan relaksasi otot yang berlebihan, termasuk jaringan di tenggorokan.
- Berhenti merokok. Penghentian merokok dapat mengurangi dengkuran, selain memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya.
- Tidur cukup. Orang dewasa harus tidur setidaknya tujuh jam setiap malam. Jam tidur yang disarankan untuk anak berbeda-beda menurut usia.
Selain itu, ada juga perawatan untuk seseorang yang mengalami dengkuran, beberapanya seperti:
1. Perawatan Mendengkur Tanpa Operasi
Menurut Cleveland Clinic, lebih dari 300 perangkat perawatan kondisi dengkuran telah dikembangkan untuk mencegah dengkuran, termasuk bantal khusus, gigitan gigi, dan tali dagu.
Tetapi, perawatan mendengkur ini didasarkan pada modifikasi perilaku dan tidak secara fisik memperbaiki masalah anatomi yang mendasarinya.
2. Perawatan Mendengkur dengan Laser
Beberapa jasa kesehatan menawarkan operasi laser dengan anestesi lokal untuk memperbaiki penyebab anatomi mendengkur dengan memotong uvula dan langit-langit lunak.
Perawatan dengan laser biasanya dilakukan di ruang praktik dokter dengan pasien dalam keadaan sadar sepenuhnya dan duduk di kursi.
Perawatan yang lengkap terdiri dari satu hingga tiga sesi, masing-masing dengan jarak empat minggu. Setiap sesi hanya membutuhkan waktu 15 hingga 30 menit.
Setelah itu, pasien dapat makan, berbicara dan kembali beraktivitas sehari-hari. Sakit tenggorokan yang parah dialami oleh beberapa pasien setelah perawatan dengkuran. Obat tersedia sesuai kebutuhan.
3. Pengobatan Frekuensi Radio
Tindakan bedah terbaru dan paling tidak invasif untuk perawatan mendengkur adalah koagulasi frekuensi radio.
Setelah anestesi lokal diberikan, energi frekuensi radio dikirim langsung oleh spesialis THT melalui jarum yang diisolasi ke jaringan yang menghasilkan dengkuran.
Jarum tetap berada di jaringan selama kurang lebih tiga menit, selama waktu itu terjadi pengerasan. Satu hingga tiga aplikasi dengan interval enam minggu mungkin diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Prosedur non-bedah dan ketidaknyamanan pasca operasi dalam jumlah terbatas adalah keuntungan signifikan dari perawatan frekuensi radio.
Itu dia Moms, penjelasan mengenai kondisi dengkuran yang mungkin sedang dialami Moms atau anggota keluarga lainnya.
Jika ingin melakukan perawatan, untuk mendapatkan saran pengobatan yang terpercaya, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter langsung, ya.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.