Ketahui 7 Penyebab Dysania yang Bikin Sulit Bangun Pagi
Apakah Moms termasuk orang yang sulit bangun pagi? Rasanya sulit mengangkat diri dari tempat tidur, walaupun alarm sudah berbunyi? Ternyata, ini disebut dysania.
Memang, ada kalanya setiap orang merasa sulit bangun pagi. Misalnya, karena kelelahan atau tidak enak badan.
Namun, jika kebutuhan berlebihan untuk tetap berada di tempat tidur tak kunjung hilang, bisa jadi itu dysania.
Meski bukan merupakan diagnosis medis resmi, dysania bisa jadi berkaitan dengan masalah kesehatan serius lho, Moms.
Jadi, penting untuk memahami apa yang membuat kondisi ini terjadi. Yuk simak pembahasannya!
Baca juga: Serba-serbi Pijat Titik Refleksi Kaki, Bisa Bikin Tidur Lebih Pulas, lho!
Apa Itu Dysania?
Foto: Orami Photo Stock
Perlu dipahami bahwa dysania tidaklah sama dengan mengantuk. Sebab, hal ini tidak bisa diatasi hanya dengan tidur malam yang nyenyak.
Dari kacamata medis, dysania mungkin lebih dikenal dengan sebutan sleep inertia atau kelelahan.
Ini semacam perasaan jangka panjang bahwa Moms tidak bisa bangun dari tempat tidur.
Bahkan ketika berhasil bangun dan menjalani aktivitas, yang Moms inginkan hanyalah kembali tidur.
Lebih lanjut, sleep inertia adalah kondisi yang mengacu pada rasa kantuk yang teramat sangat, dan berlanjut bahkan setelah bangun dan bergerak.
Kondisi ini sering disebut sebagai tahap transisi antara tidur dan terjaga. Dorongan kuat untuk kembali tidur juga sering dirasakan.
Umumnya, sleep inertia dialami oleh orang yang pekerjaannya mengharuskan mereka untuk bangun tiba-tiba di tengah kondisi tidur.
Misalnya, petugas kesehatan dan pekerja shift. Kondisi ini juga umum terjadi pada orang yang kurang tidur atau mengalami gangguan mood seperti depresi.
Sementara itu, kelelahan atau fatigue adalah kondisi ketika tubuh terasa sangat lelah dan kurang motivasi.
Ini biasanya terjadi ketika mengalami hari yang melelahkan secara fisik dan emosional, atau dalam keadaan berduka karena ditinggal orang tersayang.
Baca juga: Moms Sering Tidur Mangap? Ini 4 Kemungkinan Penyebabnya
Kemungkinan Penyebab Dysania
Seperti disinggung tadi, dysania bisa jadi berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu. Berikut ini beberapa hal yang bisa jadi penyebab dysania:
1. Ensefalomielitis Mialgik atau Sindrom Kelelahan Kronis
Foto: Orami Photo Stock
Menurut laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang dengan ensefalomielitis mialgik atau sindrom kelelahan kronis biasanya selalu merasa lelah.
Entah mereka sudah cukup tidur atau belum, rasa lelah seringkali dialami.
Mereka juga dapat mengalami kelelahan setelah melakukan aktivitas (fisik atau mental) yang terlalu menuntut.
Penyebab dari hal ini belum diketahui dengan jelas. Namun, umumnya terjadi setelah infeksi, gangguan kekebalan, atau stres ekstrem.
2. Depresi
Foto: Orami Photo Stock
Depresi dan dysania itu saling terkait. Hal ini karena depresi dapat menyebabkan pengidapnya sulit tidur. Di sisi lain, kurang tidur kemudian dapat memperburuk gejala depresi.
Terkadang, kelelahan yang disebabkan oleh kondisi kesehatan lain juga dapat menyebabkan depresi. Perlu diingat bahwa depresi adalah kondisi yang dapat diobati.
Jadi, bila Moms mengalaminya, jangan ragu untuk mencari bantuan ahli seperi psikolog atau psikiater, sebelum kondisi ini memburuk.
3. Duka
Foto: Orami Photo Stock
Mengalami duka mendalam, misalnya ditinggal oleh orang terkasih, juga bisa jadi pemicu dysania.
Hal ini karena setiap orang beradaptasi dalam kehilangan dengan cara yang berbeda.
Bagi beberapa orang, rasa kehilangan seringkali disertai dengan efek emosional seperti kesedihan mendalam, kemarahan, kecemasan, dan rasa bersalah.
Menurut studi pada 2019 di jurnal Psychosomatic Medicine, hal ini dapat menyebabkan efek fisik berupa masalah jantung, perubahan sistem kekebalan tubuh, dan gangguan tidur yang tidak biasa.
Baca juga: 10+ Penyebab Susah Tidur, Salah Satunya Pola Makan
4. Gangguan Tidur
Foto: Orami Photo Stock
The National Center for Complementary and Integrative Health melaporkan bahwa ada hampir 80 jenis gangguan tidur yang berbeda.
Salah satunya dapat membuat seseorang merasa lelah dan tidak dapat bangun dari tempat tidur di pagi hari.
Jika Moms mengalami gangguan tidur, ketahuilah bahwa kondisi ini bisa diobati.
Obat-obatan, terapi cahaya, perubahan gaya hidup, teknik relaksasi, dan pijat dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi ini.
5. Gangguan Tiroid
Foto: Orami Photo Stock
Gangguan tiroid seperti hipotiroidisme dan penyakit Hashimoto dapat menyebabkan pengidapnya merasa lelah terus-menerus, yang berujung pada dysania.
Rasa lelah dapat berlanjut selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun jika tidak diobati.
Efek samping obat jantung tertentu, dan kondisi seperti gangguan bipolar, juga dapat mengganggu fungsi tiroid yang sehat.
Selain itu, beberapa perawatan kanker juga dapat menyebabkan hipotiroidisme.
6. Penyakit Jantung
Foto: Orami Photo Stock
Banyak penyakit yang dapat memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini dapat membuat pengidapnya merasa sangat lelah, bahkan di pagi hari.
7. Efek Pengobatan Kanker
Foto: Orami Photo Stock
Jika Moms menderita kanker atau dirawat karena kanker dalam beberapa tahun terakhir, kelelahan dan dysania yang yang dialami mungkin terkait dengan hal ini.
Studi pada 2014 di Nature Reviews Clinical Oncology membahas hal ini.
Sekitar 25-30% orang masih merasakan kelelahan fisik dan emosional yang intens bertahun-tahun setelah perawatan kanker.
Dysania dan kelelahan terkait kanker mungkin disebabkan oleh peradangan atau oleh perubahan sistem kekebalan, endokrin, dan saraf.
Para peneliti telah menemukan bahwa latihan fisik, psikoterapi, teknik mindfulness, akupunktur, dan yoga dapat membantu meringankan kelelahan semacam ini.
Baca juga: Moms, Ini 8 Penyebab Tubuh Mudah Lelah dan Tips Mengatasinya
Kapan Harus Waspada?
Bila Moms merasa mengalami dysania, dan mulai terasa mengganggu, segeralah periksakan diri ke dokter.
Jangan menunggu hingga gejala dysania semakin parah dan menurunkan kualitas hidup ya, Moms.
Karena dysania bisa menjadi gejala dari kondisi kesehatan yang mendasarinya, segera ke dokter jika Moms mengalami salah satu dari gejala berikut ini:
- Sesak napas atau nyeri dada.
- Sakit kepala parah, sakit perut, sakit punggung, atau sakit di panggul.
- Punya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan dysania, dokter biasanya akan bertanya tentang beberapa hal.
Mulai dari riwayat kesehatan yang dimiliki, termasuk konsumsi obat dan suplemen, pola tidur, olahraga, stres, dan perubahan terbaru dalam hidup.
Tergantung pada gejala yang dialami, dokter mungkin juga meminta Moms menjalani beberapa tes lain.
Misalnya tes darah, tes urine, atau tes yang menunjukkan seberapa baik jantung bekerja.
Perawatan Rumahan yang Bisa Dilakukan
Foto: Orami Photo Stock
Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental. Ini sama baiknya dengan pola makan sehat dan olahraga rutin.
Namun, meski tidur adalah hal yang baik, terlalu banyak tidur juga berbahaya bagi kesehatan.
National Sleep Foundation merekomendasikan tidur selama 7-9 jam di malam hari untuk orang dewasa, jika ingin sehat.
Tidur yang terlalu lama, jika dibiarkan dapat menyebabkan peningkatan risiko obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
Baca juga: 7 Manfaat Kesehatan Kubis Merah, Salah Satunya Melawan Sel Penyebab Kanker
Selain memeriksakan diri ke dokter, ada beberapa upaya perawatan rumahan yang bisa dilakukan untuk mengatasi dysania:
- Lakukan jalan-jalan secara teratur di siang hari untuk menjaga ritme sirkadian tetap teratur
- Batasi asupan kafein dan alkohol
- Praktikkan kebiasaan tidur yang baik
- Rancang rutinitas pagi yang memberi kegembiraan dan mengurangi stres
- Makan makanan sehat dan rutin olahraga
Itulah pembahasan mengenai dysania. Dapat diketahui bahwa kondisi ini bukanlah suatu diagnosis medis, tetapi bisa jadi indikasi masalah kesehatan lain.
Jika Moms mengalami gejala dysania dan merasa aktivitas sehari-hari jadi terganggu, cobalah untuk cari bantuan medis.
Dengan begitu, Moms bisa menjalani pemeriksaan dan tahu apa yang jadi penyebab dari kondisi ini, lalu mengatasinya.
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6844541/
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4664449/
- https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/29073412/
- https://medlineplus.gov/ency/article/003088.htm
- https://www.cdc.gov/me-cfs/about/index.html
- https://www.nccih.nih.gov/health/sleep-disorders-in-depth
- https://www.healthline.com/health/dysania#harm-of-too-much-sleep
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.