Perempuan Harus Orgasme agar Cepat Hamil, Fakta atau Mitos?
Ada berbagai macam teori seputar berhubungan intim yang hingga saat ini masih dipercaya dapat meningkatkan peluang untuk hamil, salah satunya adalah bahwa perempuan program hamil harus orgasme.
Tetapi sebenarnya ini memang fakta atau hanya sekadar mitos ya, Moms?
Baca Juga: 5 Penyebab Perempuan Susah Orgasme, Perhatikan Moms!
Dianggap Membantu Sperma Lebih Cepat Mencapai Sel Telur
Foto: pexels.com
Hingga kini, benar atau tidaknya teori bahwa peluang kehamilan dapat meningkat ketika perempuan mengalami orgasme memang masih menjadi perdebatan.
Apalagi faktanya banyak perempuan yang bisa hamil tanpa mengalami orgasme.
Salah satu penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular and Developmental Evolution misalnya, menyebut bahwa orgasme benar-benar terbukti membantu sperma mencapai tujuannya (bertemu dengan sel telur) dengan lebih mudah.
Hal ini dikarenakan orgasme dapat membuat perempuan merasa rileks dan mengantuk, sehingga mereka akan berbaring setelah berhubungan intim.
Sayangnya, teori mengenai berbaring setelah berhubungan intim dengan peluang hamil pun masih belum jelas kebenarannya.
Maka dari itu, banyak ahli yang kemudian menyebut bahwa hasil penelitian ini belum dapat dipercaya sepenuhnya.
Baca Juga: 5 Penyebab Perempuan Susah Orgasme, Perhatikan Moms!
Menyebabkan Kontraksi Rahim Yang Akan Mengisap Sperma
Foto: pixabay.com
Teori lain yang membenarkan bahwa perempuan promil harus orgasme adalah karena orgasme menyebabkan kontraksi rahim, yang diklaim dapat membantu mengisap sperma dari vagina ke saluran tuba.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah studi di jurnal Socioaffective Neuroscience & Psychology.
Para peneliti dalam studi tersebut menemukan bahwa ketika perempuan orgasme satu menit atau kurang sebelum pasangannya berejakulasi, maka kemampuan rahim untuk mengisap sperma semakin besar.
Namun, jika orgasme tidak terjadi dalam waktu tersebut, daya isapnya diketahui menjadi lebih rendah.
Sementara studi lain di jurnal Elsevier, justru menemukan bahwa retensi (daya isap) sperma akan sangat tinggi jika perempuan orgasme 45 menit setelah pasangannya berejakulasi.
Akan tetapi, bagaimana pun, peneliti dari studi ini tidak menyebutkan hubungan antara hasil penelitiannya dengan peluang hamil.
Baca Juga: 9 Pertanyaan yang Wajib Ditanyakan Ke Dokter Kandungan Saat Program Hamil
Banyak OB/ GYN Yang Menyangsikan Kebenarannya
Foto: pixabay.com
Meskipun sudah ada beberapa penelitian yang telah membuktikan kebenaran teori ini, tidak sedikit OB / GYN yang masih menyangsikan kebenarannya.
Salah satunya seperti Adeeti Gupta, MD, FACOG, yang merupakan pendiri dari Walk IN GYN Care di Queens, New York.
“Teori posisi (saat berhubungan intim) ataupun kemampuan perempuan untuk mencapai orgasme tidak ada hubungannya dengan konsepsi,” kata Dr. Gupta, seperti dikutip dari Health.com.
“Jika rahim dan tuba beserta sel-sel kecil di lapisan serviks dan vagina bekerja dengan baik sehingga dengan lembut mendorong sperma naik ke serviks, kemudian ke dalam rahim lalu ke tuba falopi. Dan apabila telur terbentuk dan dilepaskan pada waktu yang tepat, semua proses ini akan membuat Anda hamil. Tidak peduli apakah Anda orgasme atau tidak,” jelasnya.
Jadi, itulah penjelasan mengenai teori mengenai perempuan program hamil harus orgasme. Apakah Moms salah satu yang mempercayai teori ini?
Baca Juga: Buat Calon Ayah, Ini 10 Tips Untuk Menyukseskan Program Hamil
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.