Perlukah Waspada Terhadap Bahaya Postpartum Psychosis?
Sejumlah kecil ibu muda mengalami gangguan pikiran dan emosional―gejala awal yang menandakan postpartum psychosis.
Ini merupakan penyakit mental serius yang dapat berkembang pada ibu segera setelah melahirkan, yang menyebabkan perubahan besar dalam suasana hati dan perilaku.
Apakah Postpartum Psychosis?
Postpartum psychosis adalah penyakit jiwa parah yang ditandai dengan kesulitan dalam merespons secara emosional terhadap bayi yang baru lahir―bahkan bisa termasuk pikiran untuk menyakiti anak.
Kondisi ini berbeda dengan depresi pascamelahirkan (postpartum depression), meski kedua kondisi ini bisa terjadi bersamaan. Menurut psikiater Charlotte Ladd, MD, associate professor psikiatri di University of Wisconsin di Madison, Postpartum psychosis biasanya merupakan gangguan bipolar, bukan hanya gangguan depresi,
Postpartum psychosis (PP) bisa terjadi secara tiba-tiba bagi wanita tanpa pengalaman sebelumnya tentang penyakit jiwa. Ada beberapa kelompok wanita dengan riwayat gangguan bipolar misalnya, yang berada pada risiko jauh lebih tinggi.
Postpartum psychosis biasanya dimulai beberapa hari pertama sampai minggu setelah melahirkan. Kondisi ini bisa bertambah parah sangat cepat dan harus selalu dianggap sebagai “keadaan darurat psikiatris,” karena berpotensi membahayakan ibu atau bayinya, demikian Dr. Ladd mengkualifikasi gangguan ini.
Kebanyakan wanita yang mengalami postpartum psychosis perlu menjalani pengobatan khusus dan dirawat di rumah sakit. Dengan penanganan yang tepat, wanita dengan postpartum psychosis bisa mengalami pemulihan meskipun membutuhkan waktu dan prosesnya mungkin akan sulit.
Baca juga: Kenali 3 Gangguan Jiwa Pasca Melahirkan
Apakah Penyebab Postpartum Psychosis?
Kira-kira setengah dari ibu yang mengalami postpartum psychosis juga memiliki riwayat penyakit jiwa. Sayangnya penyebab Postpartum Psychosis tidak diketahui dengan baik.
Penelitian menunjukkan faktor biologis, perubahan hormonal secara mendadak terkait dengan kehamilan dan persalinan bisa memicu kondisi tersebut, namun banyak faktor lain yang mungkin terlibat.
Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang berusia lebih tua dapat meningkatkan risiko, namun seorang ibu yang menderita diabetes atau melahirkan bayi dengan bobot lahir besar karena alasan tertentu tetap harus waspada.
Meskipun postpartum psychosis kemungkinan besar muncul dalam tiga bulan setelah melahirkan, tetapi bisa juga muncul dalam tahun pertama kehidupan bayi. Salah satu ciri postpartum psychosis adalah muncul lebih awal, sering kali dalam 1 sampai 4 minggu pertama setelah kelahiran bayi.
Baca juga: Kaki Bengkak Setelah Melahirkan, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Gejala Postpartum Psychosis
Berikut adalah beberapa gejala yang patut diwaspadai:
- Tiba-tiba muncul pikiran untuk melempar bayi atau melukainya dengan cara tertentu
- Kepercayaan yang tidak berdasar pada realitas (delusi)
- Mendengar, melihat, merasakan atau mencium hal-hal yang tidak ada (halusinasi)
- Suasana hati yang tinggi dengan kehilangan sentuhan dengan kenyataan (mania)
- Kurangnya respons emosional atau ekspresi tatapan kosong
- Kesulitan merespons secara emosional pada bayi
- Gangguan tidur yang tidak normal
- Perubahan nafsu makan
- Gampang tersinggung atau suasana hati mudah berubah.
- Sangat gelisah, tertekan, cemas, atau bingung
- Gejolak emosi, seperti terlalu senang, gembira, atau 'bersemangat'.
- Ketidakmampuan untuk terikat dengan bayi
- Pikiran untuk bunuh diri, atau keyakinan bahwa bayi atau keluarga akan lebih baik tanpa ibu
- Merasa paranoid atau mencurigai motif di balik perilaku seseorang
Baca Juga: 4 Hal yang Akan Moms Alami Saat Si Kecil Hadir
Perawatan Postpartum Psychosis
Jika wanita memiliki postpartum psychosis penting untuk segera membawa mereka ke fasilitas kejiwaan dan memisahkan ibu dari bayi selama periode perawatan agar tidak membahayakan ibu dan bayinya. Rawat inap dan konseling dengan psikiater, psikolog, atau profesional kesehatan mental lainnya yang berkualitas sangat diperlukan untuk menangani kondisi ini.
Pernahkah Moms mengalami kondisi postpartum psychosis? Bagaimana cara Moms mengatasinya?
(ROS)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.