23 Juni 2020

Mengenal Prolaps Uteri, Kondisi Peranakan Turun

Kondisi ini terjadi pada hampir setengah dari populasi wanita

Ada kondisi yang akan dialami oleh beberapa wanita, salah satunya yaitu prolaps uteri atau prolaps organ panggul (POP) atau istilah awamnya turun peranakan.

Menurut Jurnal Kesehatan Reproduksi, POP terjadi pada hampir setengah dari seluruh wanita. Kecenderungan wanita mengalami prolaps organ panggul meningkat sekitar 40 persen setiap penambahan 10 tahun usia seorang wanita.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Onkologi Ginekologi, RS Pondok Indah - Pondok Indah, dr. Astrid Yunita, Sp. OG (K), menjelaskan tentang penyebab prolaps organ panggul, gejala, dan penanganannya.

Apa Itu Prolaps Uteri?

prolaps organ panggul-2.jpg
Foto: prolaps organ panggul-2.jpg (360integrativemedicalcentre.com)

Foto: 360integrativemedicalcentre.com

Prolaps uteri atau prolaps organ panggul (POP) adalah turun atau menonjolnya dinding vagina ke dalam liang vagina atau keluar introitus vagina yang diikuti oleh organ-organ pelviks (uterus, kandung kemih, usus, atau rektum) akibat kelemahan struktur penyokong dasar panggul.

Prolaps ini dapat meliputi tiga area berdasarkan segmen dinding vagina yang mengalami penurunan, yaitu:

  • Prolaps anterior pada dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel)
  • Prolaps posterior pada dinding vagina posterior (rektokel, enterokel)
  • Prolaps apikal/superior pada dinding vagina apikal (serviks, uterus, puncak vagina)

Baca Juga: Kenali Penyakit Radang Panggul, Apakah Memengaruhi Kesuburan?

Apa yang Menyebabkan Prolaps Uteri?

prolaps organ panggul-1.jpg
Foto: prolaps organ panggul-1.jpg (drseeds.com)

Foto: drseeds.com

Dokter Astrid menjelaskan, penyebab dan faktor risiko terjadinya prolaps organ panggul umumnya multifaktorial (lebih dari satu), meliputi beberapa faktor risiko yang terjadi bersamaan.

Berikut ini penyebab terjadinya prolaps organ panggul, antara lain:

  • Genetik dan ras, berkaitan dengan kolagen dan elastin yang mempengaruhi kualitas jaringan penyokong pelviks
  • Riwayat kehamilan dan persalinan, misalnya kehamilan berulang, riwayat kehamilan dan persalinan dengan bayi besar, riwayat persalinan dengan alat bantu seperti vakum/forcep
  • Riwayat pembedahan seperti angkat rahim, operasi prolaps sebelumnya
  • Terapi yang mengganggu persarafan pelviks, misal terapi radiasi, trauma akibat kecelakaan
  • Obesitas
  • Konstipasi
  • Pekerjaan atau aktivitas fisik serta kebiasaan angkat berat
  • Penyakit paru kronik atau batuk kronik
  • Tumor abdomen, tumor rongga pelviks dan ascites
  • Proses penuaan dan status estrogen
  • Kebiasaan merokok

Baca Juga: Vagina Nyeri Saat Keputihan, Apa Penyebabnya?

Seperti Apa Gejala Prolaps Uteri?

prolaps organ panggul-3.jpg
Foto: prolaps organ panggul-3.jpg (bornrealist.com)

Foto: bornrealist.com

Ada beberapa gejala yang membuat seseorang mengalami prolaps organ panggul.

1. Gejala pada Vagina

Gejala prolaps organ panggul pada vagina bisa terjadi oleh beragam kondisi. Dokter Astrid menyebutkan salah satunya yaitu keluhan benjolan vagina.

"Gejala benjolan di vagina dipengaruhi oleh gravitasi, sehingga semakin berat terasa pada posisi berdiri. Semakin lama, benjolan akan terasa semakin menonjol terutama setelah aktivitas fisik berat jangka panjang seperti mengangkat benda berat atau berdiri," jelasnya.

Selain itu, dr. Astrid turut menjelaskan gejala pada vagina lainnya yaitu adanya perasaan menggantung atau tertarik pada vagina.

"Adanya rasa menggantung atau tertarik pada vagina, tekanan pada panggul hingga rasa pegal pada punggung, rasa tidak nyaman atau penuh di vagina, keputihan, keluar darah dari erosi benjolan vagina," lanjutnya.

2. Gejala Gangguan Berkemih

Gejala prolaps organ panggul karena gangguan berkemih antara lain: sulit mulai berkemih (buang air kecil), berkemih tidak tuntas, harus mengejan, keluar urin saat batuk atau tertawa, sulit menahan dorongan berkemih, serta infeksi saluran kemih berulang.

3. Gejala Buang Air Besar (BAB)

Tidak berbeda jauh dengan gejala saat berkemih, gejala prolaps organ panggul karena buang air besar yaitu seperti benjolan di dalam vagina saat mengedan, BAB tidak tuntas, sulit BAB dan harus mengejan, dan perlunya penekanan pada perineum atau vagina posterior untuk membantu BAB.

4. Gejala Seksual

Gejala seksual prolaps organ panggul ini antara lain rasa tidak nyaman saat berhubungan intim, nyeri saat berhubungan, menghindari hubungan seksual akibat kepercayaan diri yang menurun.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini Aturan Berhubungan Intim saat Sedang Sakit

Penanganan Prolaps Uteri

prolaps organ panggul-4.jpg
Foto: prolaps organ panggul-4.jpg (lenoxhill.northwell.edu)

Foto: lenoxhill.northwell.edu

Pilihan penatalaksanaan atau penanganan prolaps organ panggul terdiri dari prosedur bedah dan non-bedah yang perlu didiskusikan dengan pasien wanita yang mengalami POP.

1. Pilihan Non-Bedah

Pilihan non-bedah meliputi penggunaan pesarium, rehabilitasi otot dasar panggul, dan symptom-directed therapy. Symptom-directed therapy dengan observasi prolaps dapat direkomendasikan pada pasien wanita dengan prolaps derajat rendah.

2. Pilihan Bedah

Untuk pilihan tatalaksana bedah, pilihan operatif dapat berupa pengangkatan rahim, atau penggantungan rahim pada kasus prolaps apikal atau prolapse yang terjadi pada area serviks, uterus, dan puncak vagina.

Pilihan operatif dapat dilakukan melalui pendekatan pervaginam maupun laparoskopi (bedah invasif minimal).

"Pada tindakan pengangkatan rahim, dapat dilanjutkan dengan penggantungan puncak vagina jika masih ingin mempertahankan fungsi seksual," jelas dr. Astrid.

Untuk prolaps anterior atau prolapse yang terjadi di area dinding vagina anterior (urethrokel, sistokel) tindakan penanganan yang dapat dilakukan yaitu kolporafi anterior dengan atau tanpa penggunaan mesh/grafting. Ini dilakukan untuk mengencangkan otot di sekitar vagina.

Sementara kolporafi posterior dilakukan pada kasus prolaps posterior atau prolapse yang terjadi pada area dinding vagina posterior (rektokel, enterokel).

"Pilihan operasi untuk pasien dengan tingkat frekurensi tinggi dapat dilakukan teknik obliterasi atau penutupan introitus vagina (kolpokleisis) apabila tidak lagi mempertahankan fungsi vagina untuk hubungan seksual," jelas dr. Astrid.

Itu dia Moms, penjelasan tentang prolaps uteri, penyebab, gejala, dan penanganannya yang bisa terjadi pada wanita.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.