10 Agustus 2022

Kenali Gejala dan 7 Faktor Risiko Rahim Turun yang Dapat Dialami Wanita

Rasa nyerinya bisa mengganggu aktivtias

Rahim turun adalah kondisi yang tidak boleh disepelekan, karena bisa berdampak serius.

Moms mungkin lebih familiar dengan sebutan lainnya, yaitu peranakan turun.

Sementara dalam medis, kondisi ini disebut prolaps uteri. Apa saja penyebabnya dan bagaimana gejalanya? Yuk, simak Moms!

Baca juga: Mengenal Berbagai Makanan untuk Penyakit Limpa, Perlu Lebih Sering Dikonsumsi!

Penyebab dan Faktor Risiko Rahim Turun

Dinding Rahim Tipis.jpg
Foto: Dinding Rahim Tipis.jpg (Orami Photo Stock)

Foto Ilustrasi Rahim (Orami Photo Stock)

Rahim adalah struktur otot yang ditahan oleh otot panggul dan ligamen.

Jika otot atau ligamen ini meregang atau menjadi lemah, mereka tidak lagi mampu menopang rahim, menyebabkan prolaps.

Prolaps uteri atau rahim turun terjadi ketika rahim melorot atau tergelincir dari posisi normalnya dan masuk ke dalam vagina (jalan lahir).

Turunnya rahim bisa jadi hanya sebagian atau tidak lengkap. Ini terjadi ketika rahim hanya sebagian kendur ke dalam vagina.

Sementara prolaps total terjadi ketika rahim jatuh begitu jauh ke bawah sehingga beberapa jaringan menonjol di luar vagina.

Ada beberapa alasan mengapa otot dasar panggul lemah dan menyebabkan rahim turun, yaitu:

  • Kehamilan dan persalinan.
  • Bertambahnya usia dan mengalami menopause.
  • Kelebihan berat badan dan obesitas.
  • Angkat berat.
  • Batuk kronis.
  • Sembelit kronis.
  • Riwayat operasi panggul.
  • Faktor genetik yang menyebabkan jaringan ikat lemah.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko rahim turun, yaitu:

1. Melahirkan Anak Kembar

Risiko rahim turun meningkat pada setiap kehamilan dan kelahiran berturut-turut.

Persalinan pervaginam dapat melemahkan otot dasar panggul dan jaringan ikat.

2. Kegemukan

Menurut jurnal Stat Pearls, orang dengan indeks massa tubuh lebih dari 25 lebih berisiko mengalami rahim turun dibanding yang kurang dari itu.

Hal ini karena kelebihan berat badan dapat melemahkan otot panggul.

3. Pernah Menjalani Histerektomi

Orang yang pernah menjalani operasi panggul, termasuk histerektomi, lebih mungkin mengalami rahim turun.

4. Usia

Struktur otot yang menopang rahim dan vagina kehilangan kekuatannya seiring bertambahnya usia.

Itulah sebabnya rahim turun paling sering didiagnosis pada wanita berusia 60 sampai 69 tahun.

5. Gangguan Jaringan

Gangguan jaringan ikat dapat berdampak pada ligamen yang bertanggung jawab untuk menahan rahim dan organ panggul di tempatnya.

Gangguan ini mungkin termasuk sindrom Ehlers-Danlos dan sindrom Marfan.

6. Gangguan Dasar Panggul

Orang yang mengalami rahim turun, sering kali juga memiliki gangguan dasar panggul lainnya.

Ini termasuk inkontinensia urine, kandung kemih terlalu aktif, dan inkontinensia tinja.

7. Peningkatan Tekanan pada Perut

Orang yang sering mengangkat benda berat mungkin lebih mungkin mengalami rahim turun.

Termasuk juga orang yang mengalami sembelit atau batuk kronis.

Kondisi dan situasi ini meningkatkan tekanan pada otot-otot di perut, yang dapat menyebabkan pelemahan.

Baca juga: 10 Pertolongan untuk Anak Jatuh dari Tempat Tidur, Waspada Jika Anak Sampai Muntah, Moms!

Gejala Rahim Turun

Promil? Segera Ke Dokter Jika Alami Nyeri Haid Yang Seperti Ini 1
Foto: Promil? Segera Ke Dokter Jika Alami Nyeri Haid Yang Seperti Ini 1

Foto Nyeri Perut (Orami Photo Stock)

Gejala yang dapat dirasakan saat mengalami rahim turun bisa bervariasi. Tergantung pada seberapa parah kondisi yang dialami.

Jika Moms mengalami prolaps uteri yang ringan, mungkin tidak ada gejala yang signifikan terasa.

Namun, saat rahim turun lebih jauh dari posisinya, ini dapat memberi tekanan pada organ panggul lainnya, dan menyebabkan gejala seperti:

  • Rasa berat atau seperti tertarik pada panggul.
  • Perdarahan vagina atau peningkatan jumlah keputihan.
  • Kesulitan berhubungan seksual.
  • Kebocoran urine.
  • Infeksi kandung kemih.
  • Kesulitan buang air besar, seperti sembelit.
  • Nyeri punggung bawah.
  • Penonjolan rahim dari lubang vagina.
  • Sensasi duduk di atas bola atau ada sesuatu yang jatuh dari vagina.
  • Jaringan vagina lemah.

Gejala bisa bertambah buruk ketika berdiri atau berjalan untuk waktu yang lama. Dalam posisi ini, gravitasi memberi tekanan ekstra pada otot panggul.

Jika tidak diatasi, rahim turun dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya.

Menurut studi pada 2015 di Global Health Action, kondisi ini dapat memengaruhi kesehatan fisik, stres emosional, dan keterbatasan sosial.

Pengobatan untuk Rahim Turun

Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan
Foto: Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan (Orami Photo Stock)

Foto Konsultasi Dokter (Orami Photo Stock)

Pada tingkat keparahan ringan hingga sedang, rahim turun dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, kasus yang lebih parah mungkin memerlukan perawatan medis. Pilihannya termasuk pessarium vagina dan operasi.

Pesarium vagina adalah alat untuk menopang rahim dan mempertahankan posisinya.

Jika tidak efektif, dokter mungkin akan menyarankan operasi, baik melalui vagina ataupun perut.

Prosedur bedah melibatkan pencangkokan kulit atau menggunakan jaringan donor atau bahan lain untuk memberikan dukungan pada rahim.

Dalam kasus yang parah, dokter dapat merekomendasikan prosedur histerektomi.

Ini adalah prosedur untuk mengangkat rahim dan bagian lain dari sistem reproduksi bila diperlukan.

Cara Mencegah Rahim Turun

senam kegel
Foto: senam kegel

Foto Senam Kegel (Orami Photo Stock)

Ada beberapa upaya yang dapat mengurangi risiko rahim turun berkembang dan menghentikannya agar tidak memburuk, seperti:

  • Melakukan latihan dasar panggul, seperti senam kegel.
  • Mencegah dan mengobati sembelit.
  • Menghindari angkat berat.
  • Menggunakan mekanika tubuh yang benar setiap kali pengangkatan diperlukan.
  • Mengatasi batuk agar tidak berkepanjangan.
  • Menjaga berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga.
  • Menjalani terapi penggantian estrogen selama menopause.

Itulah pembahasan mengenai rahim turun. Meskipun mungkin tidak nyaman, ini bukanlah kondisi yang mengancam jiwa.

Banyak wanita yang mungkin tidak mengalami gejala atau menunjukkan tanda-tanda kondisi tersebut sampai sudah lanjut ke tahap selanjutnya.

Baca juga: Mengenal Ciri Normozoospermia (Kondisi Sperma Subur), dari Bentuk, Jumlah, dan Pergerakannya

Karena ada faktor risiko tertentu meningkatkan kemungkinan seseorang terkena rahim turun, ini bisa diwaspadai dan memungkinkan untuk dicegah.

Jika khawatir akan rahim turun karena memiliki faktor risiko, tidak ada salahnya untuk pemeriksaan panggul secara teratur.

Jika kondisi ini didiagnosis pada tahap awal, kemungkinan untuk sembuh akan sangat besar.

Ini juga dapat memungkinkan Moms memiliki lebih banyak waktu untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan mencegah kondisi yang parah.

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564429/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4532727/
  • https://www.healthline.com/health/uterine-prolapse
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/305971
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/16030-uterine-prolapse

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.