13 Juni 2023

10 Rekomendasi Obat Gusi Bengkak dan Perawatan Medisnya

Jika terasa sangat nyeri, segera lakukan pengobatan ini!

Nyeri yang dirasa akibat gusi bengkak bisa sangat mengganggu. Jika itu terjadi, Moms perlu memilih obat gusi bengkak yang tepat.

Pasalnya, gusi adalah bagian yang sangat penting untuk kesehatan mulut. Ia berfungsi sebagai tempat tumbuhnya gigi.

Gusi terbuat dari jaringan padat berwarna merah muda yang menutupi tulang rahang dan jaringan ini tebal, berserat, dan penuh dengan pembuluh darah.

Jika Moms atau anggota keluarga lain ada masalah seperti gusi bengkak, maka Moms perlu segera memberikan obat gusi bengkak agar gejala tidak semakin parah.

Saat gusi membengkak, mungkin ia akan menonjol keluar, terkadang benjolan ini cukup mengganggu penampilan. Sehingga obat gusi bengkak juga perlu segera Moms konsumsi.

Pembengkakan di gusi biasanya dimulai saat gusi bertemu dengan gigi.

Namun, gusi bisa menjadi sangat bengkak sehingga mulai menyembunyikan bagian dari gigi.

Gusi bengkak biasanya tampak merah meradang dan tak lagi bewarna merah muda seperti biasanya.

Gusi bengkak, juga disebut pembengkakan gingiva, sering kali teriritasi, sensitif, atau nyeri.

Moms mungkin juga memperhatikan bahwa gusi jadi lebih mudah berdarah saat menyikat atau membersihkan gigi dengan benang.

Ada banyak yang mengakibatkan gusi bengkak, sehingga obat gusi bengkak mungkin perlu disesuaikan berdasarkan penyebabnya.

Baca Juga: 6 Bahan Herbal untuk Detox Rahim untuk Mempercepat Program Hamil

Penyebab Gusi Bengkak

Penyebab Gusi Bengkak
Foto: Penyebab Gusi Bengkak

Sebelum mengetahui obat dan penanganan gusi bengkak, Moms juga perlu tahu apa saja penyebabnya. Apa saja?

1. Kebersihan Gigi yang Buruk

Terkadang, sisa makanan dapat terperangkap di antara gigi dan garis gusi.

Membersihkan gigi dengan benang dan menyikat biasanya menghilangkan kotoran ini.

Jika kotoran tidak dikeluarkan, maka hal ini dapat menyebabkan gusi di sekitar gigi membengkak.

Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kerusakan gigi dan penyakit gusi.

2. Penyakit Periodontal

Infeksi dan peradangan pada gusi dapat menyebabkan penyakit periodontal.

Mengutip Center for Disease Control and Prevention, penyakit ini terjadi karena infeksi dan peradangan pada gusi yang menopang dan mengelilingi gigi.

Infeksi ini terjadi ketika seseorang mengalami penumpukan plak. Saat plak mengeras, ia akan membentuk karang gigi, atau kalkulus, yang lebih sulit dihilangkan.

Ada dua tahap penyakit periodontal:

  • Radang Gusi

Terjadi saat seseorang menderita radang gusi, gusinya menjadi bengkak dan meradang.

Gejala lainnya termasuk kemerahan dan nyeri gusi, gusi berdarah, bau mulut, gingivitis dapat disembuhkan, tetapi tanpa pengobatan, ia dapat menyebabkan periodontitis.

  • Periodontitis

Periodontitis adalah tahap selanjutnya dari penyakit periodontal, di mana gusi menarik atau surut dari gigi.

Jika hal ini terjadi, infeksi dapat merusak tulang penyangga gigi sehingga menyebabkan gigi kendor atau bahkan tanggal.

Seseorang dengan periodontitis akan mengalami gejala lain selain radang gusi, yaitu:

  • Gigi muncul lebih lama karena resesi gusi
  • Gigi tampak lebih jauh
  • Gigi goyang
  • Munculnya nanah di antara gusi dan gigi
  • Perubahan cara gigi menyatu saat menggigit
  • Perubahan kecocokan gigi palsu sebagian

3. Abses Gigi

Abses gigi adalah kumpulan nanah yang terbentuk di dalam gigi atau struktur sekitarnya sebagai akibat dari infeksi bakteri.

Ada 2 jenis abses gigi, yakni:

  • Abses Periapikal

Ini biasanya terjadi karena pembusukan atau patah tulang gigi, dan mempengaruhi akar gigi.

  • Abses Periodontal

Kondisi ini memengaruhi gusi.

Kedua jenis ini dapat menyebabkan gusi bengkak dan kemerahan di sekitar gigi. Gejala abses gigi lainnya meliputi:

  • Rasa sakit yang menusuk di gigi atau gusi
  • Nyeri yang menjalar ke telinga, rahang, atau leher
  • Nyeri yang semakin parah saat berbaring
  • Gigi yang berubah warna, atau lepas
  • Wajah kemerahan dan bengkak
  • Kepekaan terhadap makanan atau minuman panas dan dingin
  • Bau mulut
  • Rasa tidak enak di mulut
  • Jika abses gigi parah, seseorang mungkin juga mengalami demam, kesulitan membuka mulut dan menelan
  • Masalah pernapasan

4. Kehamilan

Gusi bengkak juga bisa terjadi selama kehamilan.

Mengutip American Pregnancy Association, hormon yang dihasilkan tubuh selama kehamilan dapat meningkatkan aliran darah di gusi.

Peningkatan aliran darah ini dapat menyebabkan gusi jadi lebih mudah teriritasi, sehingga menyebabkan pembengkakan.

Perubahan hormonal ini juga dapat menghalangi kemampuan tubuh untuk melawan bakteri yang biasanya menyebabkan infeksi gusi.

Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan Moms terkena radang gusi.

Oleh karena itu, saat hendak melakukan program hamil, Moms disarankan untuk datang ke dokter gigi demi mendapatkan perawatan terlebih dahulu.

Ingat, gigi berlubang yang awalnya tak menjadi masalah bisa terasa semakin nyeri akibat peningkatan hormon di tubuh.

Apalagi selama hamil, Moms tak bisa sembarangan konsumsi obat gusi bengkak yang dijual di pasaran, karena ini bisa memengaruhi janin.

5. Malnutrisi

Kekurangan vitamin, terutama vitamin B dan C, dapat menyebabkan pembengkakan gusi.

Vitamin C, misalnya, berperan penting dalam pemeliharaan dan perbaikan gigi dan gusi.

Jika kadar vitamin C turun terlalu rendah, Moms bisa mengembangkan penyakit scurvy. Penyakit ini dapat menyebabkan anemia dan penyakit gusi.

Baca Juga: 13 Penyebab Mulut Terasa Asam dan Cara Mengatasinya

Obat Gusi Bengkak Disertai Nyeri

Jika Moms mencari obat gusi bengkak disertai nyeri, maka ada beberapa obat yang bisa ditemukan di apotek berikut ini.

Obat gusi bengkak pertama yang bisa Moms coba adalah obat kumur antiseptik.

Obat kumur ini tidak dapat menghilangkan plak dan karang gigi yang ada, tetapi dapat membantu mengontrol penumpukan bakteri plak tambahan.

Obat gusi bengkak dengan cairan kumur antiseptik tersedia tanpa resep di toko obat dan apotek.

Cari merek yang mengandung bahan dengan sifat antiseptik yang kuat, seperti cetylpyridinium chloride.

Terkadang, dokter gigi juga meresepkan obat kumur antiseptik yang mengandung klorheksidin. Menurut penelitian, ini merupakan bahan yang paling efektif.

Selain itu, selama gusi bengkak, sikat area gusi dengan benang floss secara lembut, agar tidak menyebabkan iritasi.

Obat gusi bengkak selanjutnya adalah pereda nyeri, seperti ibuprofen, yang dapat membantu mengurangi nyeri gusi akibat abses gigi atau penyakit periodontal.

Saat gusi bengkak pun, Moms tetap perlu minum banyak air. Air akan membantu merangsang produksi air liur, yang melemahkan bakteri penyebab penyakit di mulut.

Moms juga bisa menempelkan kompres hangat di wajah sebagai obat gusi bengkak untuk mengurangi nyeri gusi.

Kompres air dingin dapat membantu mengurangi pembengkakan.

Sementara itu, ada juga perawatan medis yang bisa dilakukan dokter gigi jika beberapa obat gusi bengkak di atas masih menyebabkan
nyeri.

3. Antibiotik

Minum Antibiotik
Foto: Minum Antibiotik (Orami Photo Stocks)

Antibiotik oral biasanya efektif dalam mengobati abses gigi. Moms harus menjalani perawatan gigi untuk mengatasi penyebab abses tersebut.

Terkadang, infeksi mungkin sudah menyebar ke bagian tubuh lain.

Dalam kasus yang sangat parah, seseorang mungkin perlu tinggal di rumah sakit dan menerima antibiotik intravena.

Selain untuk mengatasi demam dan flu, parasetamol juga ampuh untuk meringankan nyeri pada gusi yang seringkali membengkak.

Dilansir dari NHS, obat ini bekerja dengan cara menghilangkan rasa sakit dengan memblokir sinyal di otak yang menyampaikan pesan bahwa tubuh mengalami rasa sakit.

Ini merupakan salah satu obat umum yang sering dikombinasikan dengan kandungan lain, serta mudah ditemukan di mana saja.

Sebuah studi yang dipublikasikan Journal of Indian Society and Periodontology, menyelidiki efek antiplaque dan antigingivitis dari obat gusi bengkak.

Obatnya berupa obat kumur herbal yang mengandung minyak pohon teh, cengkeh, dan kemangi. Bahan-bahan ini sudah terbukti memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.

Para peneliti membagi 40 partisipan menjadi dua kelompok.

Satu kelompok menggunakan obat kumur komersial selama 21 hari, sedangkan kelompok lainnya menggunakan obat kumur herbal.

Hasil berkumur bahan herbal sebanding dengan obat kumur komersial.

Peserta di kedua kelompok menunjukkan peningkatan dalam berbagai ukuran kesehatan gusi, termasuk pengurangan plak gigi dan peradangan gusi.

6. Berkumur Air Garam

Air Garam
Foto: Air Garam (Orami Photo Stock)

Mengutip studi dalam jurnal Public Library of Science, efek berkumur air asin pada luka gusi bisa menyembuhkannya.

Penelitian ini menunjukkan air garam mampu menghilangkan sel fibroblas gingiva dari gigi donor. Sel-sel ini membentuk jaringan ikat gigi.

Setelah mengisolasi sel yang rusak, para peneliti membilasnya dalam larutan air asin selama 2 menit, 3 kali sehari.

Mereka menemukan bahwa larutan air asin dengan konsentrasi 1,8% paling efektif dalam meningkatkan kecepatan penyembuhan luka.

Moms dapat membuat larutan air garam yang efektif dengan melarutkan 1 sendok teh garam dalam secangkir air matang yang didinginkan.

Air ini bisa dijadikan obat gusi bengkak dengan cara dikumurkan dengan larutan tersebut 3-4 kali sehari.

Merek Obat untuk Mengatasi Gusi Bengkak

Berikut rekomendasi merek obat yang bisa ditemukan di apotek.

Cataflam atau Kalium Diklofenak merupakan obat yang seringkali dikonsumsi untuk mengatasi nyeri gigi.

Obat ini termasuk dalam jenis obat anti nyeri golongan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) .

Dilansir dari MIMS, tidak hanya untuk mengatasi nyeri pada gigi, Cataflam juga dapat dijadikan obat terapi untuk mengatasi osteoarthritis, spondilitis ankilosa, dan nyeri haid.

Obat yang juga bisa dikonsumsi untuk mengatasi nyeri bengkak gusi ini dapat dikonsumsi bersama dengan makanan, atau sesaat sebelum makan.

Ponstan dengan kandungan asam mefenamat memiliki manfaat dalam meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, nyeri trauma, nyeri otot, termasuk nyeri gigi dan gusi.

Ini merupakan jenis obat analgesik, yang dapat dikonsumsi dengan dosis 500 mg untuk tahap awal, dan 250 mg setiap 6 jam bila perlu.

Namun, untuk lebih akuratnya, sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Pasta Gigi yang Mengandung Fluoride untuk Melindungi Gigi dari Kerusakan

Kaditic merupakan jenis obat anti inflamasi non steroid yang sering digunakan untuk mengatasi adanya peradangan dan meringankan nyeri.

Misalnya nyeri pasca operasi, nyeri luka trauma, dan nyeri infeksi THT (telinga, hidung, tenggorokan).

Dosis yang dikonsumsi harus sesuai dengan resep dokter. Biasanya, untuk dewasa dapat mengonsumsi obat ini 100-150 mg per hari.

Sedangkan untuk anak-anak 14 tahun ke atas 75-100 mg per hari, yang masing-masing terbagi menjadi 2-3 dosis.

Obat ini dapat menimbulkan interaksi dengan obat-obatan lainnya, seperti parasetamol, antikoagulan, aspirin, amilorid, spironolakton, triamteren, probenesid, litium, metotreksat, dan siklosporin.

Maka dari itu, penting sebelum mengonsumsi obat ini, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, karena dapat memberikan efek samping.

Adapun efek samping yang bisa dialami, antara lain:

  • Mengantuk
  • Pusing
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Gagal ginjal akut
  • Reaksi alergi pada kulit
  • Peningkatan enzim hati
  • Anemia sekunder
  • Retensi cairan tubuh (cairan tubuh menumpuk atau edema)

Mefinal juga dapat menjadi pilihan obat yang bisa diminum untuk meringankan peradangan karena termasuk dalam salah satu obat anti inflamasi non steroid.

Obat ini dapat diminum oleh anak dengan usia 6 bulan ke atas hingga dewasa.

Adapun dosisnya untuk orang dewasa 250 mg/6 jam dan untuk anak di atas usia 6 bulan 3-6.5 mg/kg berat badan anak setiap 6 jam. Maksimal pengobatan ini adalah selama 7 hari.

Untuk ibu hamil dan menyusui, sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu sebelum mengonsumsi obat ini.

Sebaiknya mengonsumsi obat ini bersama makanan atau setelah makan.

Baca Juga: NSAID: Pengertian, Jenis, dan Efek Samping

Waktu Tepat Mengunjungi Dokter Gigi

Pemeriksaan Gigi
Foto: Pemeriksaan Gigi (Freepik.com/teksomolika)

Ingat, tanpa pengobatan, gusi bengkak bisa semakin parah.

Obat gusi bengkak juga hanya menjadi pengobatan sementara saja yang tidak bisa mengatasi masalah hingga tuntas.

Moms harus melakukan pemeriksaan gigi setidaknya sekali atau dua kali setahun, meskipun mereka tidak memiliki gejala pada gigi atau gusi.

Pemeriksaan memungkinkan dokter gigi menangani masalah apa pun pada tahap awal sebelum menjadi lebih parah.

Moms dan anggota keluarga lain juga harus menemui dokter gigi di antara kunjungan terjadwal jika mereka mengalami salah satu gejala, seperti:

  • Gusi bengkak atau berdarah
  • Bercak mulut atau luka yang berlangsung lebih dari seminggu
  • Nyeri rahang atau gigitan yang tidak rata
  • Kesulitan mengunyah atau menelan
  • Nyeri atau bengkak di mulut, wajah, atau leher

Perawatan Gusi Bengkak

Perawatan Gigi ke Dokter (Orami Photo Stock)
Foto: Perawatan Gigi ke Dokter (Orami Photo Stock)

Berikut beberapa perawatan khusus yang bisa dilakukan oleh dokter gigi dalam mengatasi gusi bengkak, antara lain:

1. Scaling dan Polishing Gigi

Pembersihan gigi profesional menghilangkan karang gigi dapat membantu menyembuhkan radang gusi.

Selama pembersihan, dokter gigi akan menggunakan alat khusus untuk mengikis karang gigi.

Mereka kemudian menghaluskan dan memoles permukaan gigi untuk membantu mencegah penumpukan plak di masa mendatang.

2. Root Planning

Mengutip American Association of Endodontists, root planing adalah prosedur pembersihan mendalam yang menghilangkan plak dan karang gigi.

Dokter gigi mungkin menyebut penghapusan ini sebagai penskalaan atau debridement. Orang yang menjalani prosedur ini juga akan sering menerima anestesi lokal.

3. Insisi dan Drainase

Dalam beberapa kasus, dokter gigi mungkin perlu membuat sayatan pada abses untuk mengeluarkan nanah yang terinfeksi.

Setelah drainase, dokter gigi akan menyiram area tersebut dengan larutan garam. Perawatan lain mungkin juga diperlukan.

4. Perawatan Saluran Akar Gigi

Perawatan saluran akar gigi adalah tindakan menghilangkan bakteri dari akar gigi yang terinfeksi.

Dokter gigi akan mengakses akar gigi melalui mahkota, yang merupakan bagian gigi yang terlihat.

Mereka kemudian membersihkan dan mengisi akar dan mahkotanya. Beberapa orang mungkin membutuhkan mahkota buatan untuk melindungi dan memulihkan gigi.

5. Cabut Gigi

Kadang-kadang, dokter gigi mungkin perlu mencabut gigi yang terinfeksi. Prosedur ini membutuhkan anestesi lokal.

Baca Juga: Cek Aturan dan Manfaat Perawatan Scaling Gigi, Catat!

Langkah Mencegah Gusi Bengkak

Sakit Gusi
Foto: Sakit Gusi (Gablessedationdentistry.com)

Cara terbaik untuk mencegah peradangan gusi adalah dengan mempraktikkan kebersihan mulut yang baik, yaitu dengan cara:

  • Menyikat gigi dua kali sehari.
  • Flossing atau menggunakan benang gigi setidaknya sekali sehari.
  • Melakukan pemeriksaan gigi sekali atau dua kali setahun.
  • Mengunjungi dokter gigi jika mengalami gusi bengkak atau sakit gigi.
  • Menghindari gula berlebih untuk mencegah pembentukan plak.
  • Menghindari penggunaan tembakau.

Itulah beberapa obat gusi bengkak disertai nyeri yang wajib Moms ketahui.

Namun ingat, semua masalah ini tidak akan muncul jika Moms menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik.

Jadi, pastikan untuk selalu menerapkan langkah perawatan gigi yang disarankan dokter gigi ya Moms!

  • https://www.nhs.uk/medicines/paracetamol-for-adults/
  • https://www.aae.org/patients/root-canal-treatment/what-is-a-root-canal/root-canal-explained/
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4095623/
  • https://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0159843
  • https://www.aae.org/patients/root-canal-treatment/what-is-a-root-canal/root-canal-explained/
  • https://www.cdc.gov/oralhealth/conditions/periodontal-disease.html#Warning
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cataflam-cataflam%20fast?lang=id
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ponstan?type=brief&lang=id
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/kaditic?type=brief&lang=id
  • https://www.mims.com/indonesia/drug/info/mefinal?type=brief&lang=id

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.