5 Penyebab Setelah Berhubungan Keluar Cairan Bening Encer
Setelah berhubungan keluar cairan bening encer pada wanita merupakan hal yang umum terjadi dan seringkali tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, Moms perlu memahami penyebab dan kondisi yang mendasarinya untuk memastikan kesehatan seksual dan reproduksi yang baik.
Yuk, kita cek apa saja yang jadi kemungkinan penyebab setelah berhubungan keluar cairan bening encer.
Baca Juga: 21 Cara Mengatasi Vagina Gatal Akibat Infeksi Bakteri
Penyebab Setelah Berhubungan Keluar Cairan Bening Encer
Beberapa kemungkinan penyebabnya adalah:
1. Lubrikasi Alami
Selama rangsangan seksual, tubuh wanita memproduksi cairan pelumas alami.
Cairan ini membantu mengurangi gesekan dan membuat hubungan seksual lebih nyaman.
Menurut dr. Putri Deva Karimah, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, setelah berhubungan keluar cairan bening encer adalah hal normal normal.
"Cairan bening encer setelah berhubungan merupakan hal yang normal," jelas dokter yang praktek di RS Pondok Indah, Jakarta Selatan, ini.
"Umumnya, wanita saat terangsang ketika berhubungan seksual akan mengeluarkan cairan lubrikasi yang berfungsi sebagai pelumas," lanjutnya.
Setelah berhubungan keluar cairan bening encer ini bertujuan agar proses penertrasi tidak menyakitkan dan menimbulkan luka pada vagina, Moms.
Terkadang setelah berhubungan, cairan bening akan keluar sebagai proses pembersihan secara alami oleh vagina.
Namun, beberapa wanita mengalami kondisi vagina yang terlalu basah saat melakukan hubungan seksual.
Hal tersebut pun bisa menimbulkan ketidaknyamanan dalam melakukan seks.
2. Keputihan
Setelah berhubungan keluar cairan bening encer dari vagina biasa disebut keputihan. Ini adalah hal yang biasa.
"Cairan atau keputihan tersebut umumnya timbul sebelum dan setelah menstruasi atau setelah beraktivitas berat seperti berolahraga dan berhubungan intim," jelas dr. Putri.
Fungsi dari cairan vagina ini sebagai proses pembersihan alami oleh vagina.
Meski vagina bisa membersihkan dirinya sendiri, harus tetap peduli akan kebersihan daerah vagina, ya Moms.
"Cairan vagina yang berlebihan, berbau, dan menyebabkan rasa gatal atau iritasi dapat menjadi hal yang tidak normal serta perlu perawatan khusus oleh dokter," tutup dr. Putri.
3. Adanya Indikasi Medis
Meski umumnya adalah hal normal, setelah berhubungan keluar cairan bening encer bening mungkin saja bisa membuat cemas.
Melansir Medical News Today, keluarnya cairan bening sebelum selama, dan setelah seksual mungkin dirasakan banyak orang.
Namun, jika cairan berwarna putih, abu-abu, kuning atau hijau, kemungkinan itu ada indikasi infeksi.
Karena, ada pula lubrikasi vagina yang disebabkan oleh infeksi jamur atau bakteri.
Jika terinfeksi jamur, cairan bening yang keluar dari vagina tersebut bisa berlebihan
Namun, setelah berhubungan keluar cairan bening encer yang terlalu banyak pun, tidak selalu tanda masalah.
Karena pada umumnya, semakin terangsang seorang wanita, maka cairan yang dikeluarkan akan semakin banyak.
"Setelah berhubungan keluar cairan bening encer tersebut bisa menjadi hal yang normal atau tidak normal," papar dr. Putri.
"Apabila cairan berbau dan menyebabkan rasa gatal, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan," tambahnya.
Nah, cairan ini dinamai sebagai cairan lubrikasi, biasanya keluar ketika berhubungan seks yang berfungsi sebagai pelumas.
Seperti yang sudah disinggung, cairan tersebut bertujuan agar proses penetrasi tidak menyakitkan dan menimbulkan luka pada daerah vagina.
4. Ejakulasi Pria
Setelah pria ejakulasi, cairan mani yang keluar bisa berubah menjadi lebih encer beberapa saat setelah terpapar udara.
Setelah ejakulasi, sisa cairan mani itu juga bisa keluar dari vagina, yang mungkin tampak seperti cairan bening dan encer.
5. Perubahan Hormon
Terkadang, perubahan hormonal, seperti yang terjadi sekitar ovulasi, bisa meningkatkan jumlah dan konsistensi cairan vagina.
Baca Juga: 18 Penyebab Vagina Gatal dan Cara Mengatasinya
Perbedaan Lubrikan Normal dan Lubrikan Terinfeksi Jamur
Moms, sudah paham bukan mengapa setelah berhubungan keluar cairan bening encer? Seperti penjelasan dr. Putri Deva Karimah cairan ini normal.
Namun, bagaimana cara membedakan setelah berhubungan keluar cairan bening encer yang normal dengan yang terinfeksi jamur?
Jika setelah berhubungan keluar cairan bening encer yang disertai bau dan gatal, maka bisa dikatakan cairan tersebut tidak normal.
Cairan lubrikan yang normal biasanya berwarna bening, kental, agak lengket, tidak menghasilkan bau, serta tidak menyebabkan keluhan lain seperti gatal atau nyeri.
Namun, apabila cairan vagina yang Moms keluarkan memiliki bau, berubah warna, dan atau menyebabkan gatal serta nyeri, ada baiknya Moms segera melakukan konsultasi dengan dokter agar bisa dilakukan pemeriksaan langsung serta penanganan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Jadi, ketika setelah berhubungan keluar cairan bening encer seperti air tidak menimbulkan rasa gatal, berbau dan berwarna, hal tersebut bukanlah sebuah masalah.
Sayangnya, masih banyak laki-laki yang beranggapan bahwa vagina yang kesat, kering dan tidak becek adalah kondisi yang ideal.
Padahal itu bukanlah hal yang keliru dan berbahaya untuk vagina.
Baca Juga: Ketahui Antibiotik untuk Keputihan, Atasi Infeksi Vagina
Penyebab Kondisi Vagina Kering
Jika setelah berhubungan keluar cairan bening encer seperti air, itu karena pelumas alami yang dihasilkan oleh serviks atau leher rahim.
Produksi pelumas vagina ini tentunya akan meningkat ketika mengalami rangsangan seksual. Lalu, bagaimana jika vagina justru kering?
Yuk, bahas lebih dalam mengenai vagina kering meski sudah mendapatkan rangsangan seksual!
Dilansir dari Healthline, produksi hormon estrogen akan berkurang pada masa menopause dan akan berhenti secara bertahap.
Ketika hormon estrogen menurun, kondisi tersebut bisa menyebabkan atrofi vagina, yakni keadaaan saat dinding vagina menjadi lebih tipis dan elastisitasnya berkurang.
Bila hal itu terjadi, produksi pelumas alami akan turun sehingga vagina menjadi kering.
Namun, jika Moms masih belum memasuki usia menopause, beberapa faktor lain pun bisa memengaruhi kondisi vagina yang kering, seperti;
- Kurangnya foreplay sebelum melakukan hubungan seksual.
- Terlalu merasa stres dan juga cemas.
- Memiliki masalah di dalam hubungan.
- Penggunaan produk pembersih kewanitaan.
- Memakai celana dalam atau handuk yang dicuci menggunakan detergen yang mengandung bahan kimia tertentu yang menyebabkan alergi.
- Vagina yang terpapar bahan kimia ketika di kolam renang.
- Dalam keadaan setelah melahirkan atau sedang menyusui.
- Mengonsumsi antidepresan.
- Sedang dalam proses menjalani perawatan kanker.
- Pernah menjalani operasi pengangkatan ovarium atau dinding telur.
- Memiliki alergi.
Selain keluar cairan bening seperti air setelah berhubungan yang tidak normal, ternyata vagina juga bisa mengalami permasalah terlalu kering.
Lalu, begini cara mengatasinya? Berikut paparan lengkapnya!
Cara Mengatasi Permasalahan Vagina Kering
Memang setelah berhubungan keluar cairan bening encer dari vagina itu hal yang wajar, tetapi ada perempuan yang tidak mengeluarkan cairan bening.
Ya, kondisi ini biasanya disebut dengan vagina kering, Moms.
Jika Moms ingin melakukan konsultasi, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan terapi hormon untuk mengatasi vagina kering.
Terapi hormon bisa dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan obat minum alias oral.
Lalu, melakukan pengaplikasian hormon pada kulit agar terserap oleh tubuh atau yang biasa disebut dengan transdermal.
Metode transdermal biasanya dilakukan dengan menggunakan patch atau spray. Metode ini tidak berdampak apapun pada ginjal.
Sementara cara oral dapat berdampak pada hati karena pil estrogen yang dimasukkan ke dalam tubuh dengan cara diminum harus melewati hati.
Perlu diingat bahwa terapi hormon memiliki risiko.
Produk estrogen bisa memberikan efek samping seperti nyeri payudara atau pendarahan pada vagina.
Tak hanya sampai di sana, penelitian jangka panjang menemukan bahwa pil hormon estrogen bisa meningkatkan risiko terkena stroke beserta kanker endometrium.
Sementara itu, mengonsumsi pil kombinasi hormon estrogen serta progesterone bisa meningkatkan risiko terjangkit kanker payudara, stroke, serta serangan jantung.
Jadi, Moms harus memastikan sudah melakukan konsultasi dengan dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat bagi permasalahan yang sedang dialami ya!
Jika Moms tidak ingin melakukan terapi hormon, terdapat beberapa cara lain yang juga bisa dilakukan loh!
Namun, Moms tetap harus melakukan konsultasi dengan dokter sebelum melakukan hal ini ya!
Baca Juga: 10 Penyebab Keluar Darah setelah Berhubungan Seks, Simak!
Tips Mengatasi Vagina Kering
1. Memakai Pelumas
Pelumas yang dimaksud di sini adalah pelumas dengan bahan air yang biasanya efektif untuk membuat vagina basah, tapi dengan durasi beberapa jam saja.
Selain untuk membuat vagina lembap, pelumas ini berguna untuk penetrasi sebelum berhubungan seksual.
Sementara itu, terdapat pula pelumas vagina yang berbentuk krim. Pelumas jenis ini biasanya bisa bertahan selama satu hari penuh.
Baca Juga: 6+ Makanan Penyebab BAB Berdarah, Waspada Gluten!
2. Pelembap Vagina
Produk pelembap vagina efektif untuk mengurangi kondisi vagina kering.
Biasanya produk ini bisa membuat vagina lembap selama beberapa hari dalam satu kali pemakaian.
3. Cincin Estrogen Vagina
Cincin estrogen vagina adalah benda lembut yang berbentuk cincin. Benda ini akan dimasukkan ke dalam vagina.
Cincin estrogen ini berguna untuk melepaskan hormon estrogen secara bertahap ke jaringan vagina.
Namun, produk ini harus diganti setiap 12 minggu.
4. Tablet Estrogen Vagina
Bukan untuk diminum, tablet estrogen vagina ini dimasukkan ke dalam organ vital.
Dosis pemakaiannya adalah dengan memasukkannya satu kali dalam sehari selama dua minggu pertama.
Jika minggu pertama sudah terlewat, Moms bisa menggunakannya dua minggu sekali sampai waktu yang sudah ditentukan oleh dokter.
Baca Juga: Ketahui 12 Cara Meningkatkan Hormon Estrogen pada Wanita
5. Krim Estrogen Vagina
Krim ini digunakan setiap hari dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu.
Kemudian, frekuensi pemakaiannya akan berkurang menjadi 1 hingga 3 kali seminggu sesuai anjuran dokter.
Pengaplikasian krim ini pun bisa menggunakan aplikator, Moms.
Nah, jangan lupa selalu berkonsultasi dengan dokter untuk ragam masalah vagina, seperti keluar cairan bening seperti air setelah berhubungan atau kekeringan.
Lalu, untuk menghindari vagina berjamur, Moms sebaiknya menjaga kebersihan vagina dengan baik dan jangan lupa untuk mengganti pakaian dalam.
Untuk mencegah vagina kering, hindari faktor pemicunya seperti penggunaan sabun mandi, sabun berparfum, serta losion di area sekitar vagina.
Serangkaian produk tersebut bisa menjadi pemicu vagina kering.
Nah, tentunya Moms sudah paham bukan mengapa setelah berhubungan keluar cairan bening encer?
Tidak perlu khawatir, ya Moms sebab setelah berhubungan keluar cairan bening encer adalah hal normal.
Namun, pastikan cairan yang keluar tidak berbau dan tidak menimbulkan gejala lain seperti yang sudah disebutkan di atas, ya.
Jika memiliki pertanyaan terkait topik yang sudah dibahas ini, jangan sungkan ataupun ragu untuk menuliskannya di kolom komentar ya!
- https://www.healthline.com/health/vaginal-dryness#causes
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/discharge-after-sex
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.