Mengenal Siklotimia, Gangguan Mental Mirip Bipolar dengan Gejala Lebih Ringan
Moms mungkin tidak asing dengan gangguan bipolar. Namun, tahukah Moms ada gangguan mood lain dengan gejala yang lebih ringan tetapi mirip dengan bipolar disorder, namanya siklotimia?
Siklotimia atau cyclothymia memang bisa membuat emosi mudah berubah, tetapi tidak separah yang biasanya dialami seseorang dengan gangguan bipolar.
Apa Itu Siklotimia?
Foto: Orami Photo Stock
Siklotimia atau gangguan siklotimik adalah salah satu jenis gangguan mood yang relatif ringan.
Ketika seseorang mengalami siklotimia, mood atau suasana hatinya bisa berubah-ubah dari depresi ringan, berat, hingga kembali ringan lagi.
Siklotimia dan bipolar sama-sama membuat emosi berubah-ubah.
Hanya saja, bedanya dengan gangguan bipolar, perubahan suasana hati pada orang dengan siklotimia tidak pernah mencapai tingkat yang parah.
Itu sebabnya, gejala siklotimia dinilai lebih ringan dibandingkan dengan gangguan bipolar. Selama emosi naik turun saat siklotimia menyerang, pengidapnya mungkin masih merasa baik-baik saja.
Meski perubahan emosi pada siklotimia tidak seekstrem gangguan bipolar, penting untuk mencari bantuan saat gejalanya kambuh ya, Moms.
Sebab jika tidak segera ditangani dengan tepat, penyakit psikologi yang satu ini bisa mengganggu aktivitas dan meningkatkan risiko mengalami bipolar.
Baca Juga: Body Dysmorphic Disorder, Gangugan Mental tentang Penampilan Fisik
Apa Gejala Siklotimia?
Foto: Orami Photo Stock
Seseorang dengan siklotimia biasanya masih bisa beraktivitas normal, tetapi mungkin tidak sebaik saat gejala sedang tidak kambuh.
Perubahan suasana hati dan emosi yang naik turun bisa saja berpengaruh pada kegiatan sehari-hari, terutama karena penderitanya tidak mengetahui kapan emosinya akan berubah.
Orang dengan siklotimia biasanya mengalami beberapa minggu gejala depresi tingkat rendah, kemudian diikuti episode manik yang ringan selama beberapa hari.
Berikut gejala depresi siklotimia tingkat rendah:
- Nafsu makan berubah
- Mudah marah
- Kelelahan
- Berat badan menurun atau bertambah
- Susah tidur (insomnia) atau tidur terlalu banyak (hiperinsomnia)
- Penurunan nafsu seksual
- Kurang konsentrasi
- Pelupa
- Merasa putus asa, bersalah, hingga tidak berharga
- Hilangnya minat pada aktivitas yang biasanya menyenangkan
Baca Juga: 7 Tanda Hubungan Abusive, Bisa Berdampak Buruk bagi Fisik dan Kesehatan Mental
Sementara gejala siklotimia manik meliputi:
- Percaya diri tinggi
- Pikiran kacau
- Kurang fokus
- Pikiran mudah teralihkan
- Hiperaktif
- Gelisah
- Merasa cemas
- Tahan tidak tidur berhari-hari tanpa merasa lelah
- Hiperseksualitas
- Bicara terlalu banyak dan sangat cepat
- Mudah tersinggung
- Terlalu banyak beraktivitas
Apa Penyebabnya?
Foto: Orami Photo Stock
Sejauh ini, belum diketahui secara pasti apa penyebab siklotimia. Namun, genetika punya peran menimbulkan siklotimia.
Biasanya seseorang berpotensi mengalami siklotimia bila ada anggota keluarga maupun saudara yang mengalami siklotimia ini maupun bipolar.
Namun, beberapa hal berikut mungkin menjadi penyebab siklotimia:
- Perbedaan cara kerja otak, seperti perubahan neurobiologi otak
- Masalah lingkungan, seperti pengalaman traumatis atau stres dalam waktu lama
- Genetika yang diturunkan dari keluarga
Mengutip dari Mayo Clinic, siklotimia dinilai jarang terjadi.
Meski begitu, sebenarnya perkiraan berapa banyak orang yang mengalami gangguan mood ini sulit diperkirakan karena mungkin tidak terdiagnosis atau salah diagnosis.
Bisa jadi ada orang yang sebenarnya mengalami siklotimia, tetapi justru didiagnosis memiliki gangguan mood lain, seperti depresi.
Umumnya, gangguan mood siklotimia ini mulai muncul sejak masa remaja maupun dewasa muda baik pada pria maupun wanita.
Baca Juga: Depersonalisasi, Gangguan Kesehatan Mental Seolah Tubuh Terpisah dari Jiwa
Bagaimana Cara Mendiganosisnya?
Foto: Orami Photo Stock
Sebelum memberikan pengobatan, psikiater dan tim medis perlu melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah pasien mengalami gejala siklotimia, bipolar, depresi, maupun gangguan mood lainnya.
Oleh karena itu, dokter biasanya meminta pasien untuk melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
1. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk membantu mengidentifikasi masalah medis yang dapat menyebabkan munculnya gejala.
2. Evaluasi Psikologis
Dokter dan pasien bisa saling berbicara mengenai perasaan, pikiran, dan pola perilaku yang biasanya terjadi.
Jika diperlukan, cerita dari anggota keluarga maupun teman dekat mungkin dibutuhkan untuk menggali informasi lebih banyak mengenai gejala pasien.
Hal ini dapat semakin membantu menentukan apakah gejala yang muncul memang siklotimia atau justru gangguan mood lainnya.
Baca Juga: Crab Mentality, Fenoma Ketidaksenangan Melihat Kesuksesan Orang Lain
3. Mencatat Perubahan Mood
Agar semakin memperjelas apa yang pasien alami, dokter biasanya meminta untuk selalu mencatat dan menyimpan apa pun yang dirasakan setiap harinya.
Hal ini termasuk suasana hati, pola tidur, maupun faktor lain yang bisa membantu diagnosis dan pengobatan.
Selain itu, dokter mungkin bertanya mengenai konsumsi obat-obatan dan alkohol.
Bagaimana Cara Mengatasi Siklotimia?
Foto: Orami Photo Stock
Pengobatan siklotimia sebaiknya dilakukan berkelanjutan meskipun pasien sudah merasa kondisinya jauh lebih baik.
Dokter dan tim medis melakukan pengobatan dengan tujuan berikut:
- Mengurangi risiko mengalami gangguan bipolar
- Mengurangi kekambuhan gejala melalui pengobatan lanjutan selama gejala sedang tidak muncul
- Mengurangi keparahan gejala sehingga memungkinkan kehidupan menjadi lebih baik
- Mengobati kebiasaan minum alkohol maupun penggunaan narkoba yang memperburuk gejala
Sementara, pengobatan utama untuk siklotimia meliputi obat-obatan dan psikoterapi.
1. Obat-obatan
Sejauh ini belum ada obat khusus untuk siklotimia. Namun, dokter dapat meresepkan obat untuk gangguan bipolar guna meredakan gejala siklotimia.
Obat-obatan ini dapat membantu mengendalikan gejala siklotimia dan mencegah kambuhnya gejala hipomanik serta depresi.
Baca Juga: 8 Jenis Penyakit Psikologi atau Gangguan Mental yang Perlu Dipahami
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah bagian penting dari pengobatan siklotimia. Berikut psikoterapi yang biasanya disarankan dokter:
- Terapi perilaku kognitif (CBT): Perawatan umum untuk siklotimia dan membantu mengidentifikasi pemicu munculnya gejala
- Terapi ritme interpersonal dan sosial (IPSRT): Fokus pada stabilisasi ritme harian, seperti tidur, bagun, dan jam makan
Melakukan kegiatan yang konsisten setiap hari memungkinkan perubahan emosi dan suasana hati menjadi lebih baik, Moms.
Jika memang diperlukan, dokter dapat melakukan terapi lain sesuai dengan kebutuhan dan gejala yang pasien alami.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cyclothymia/symptoms-causes/syc-20371275
- https://www.nhs.uk/conditions/cyclothymia/
- https://www.webmd.com/bipolar-disorder/guide/cyclothymia-cyclothymic-disorder
- https://www.healthline.com/health/depression/cyclothymia
- https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17788-cyclothymia
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.