Mengenal Sindrom Prahaid, dari Gejala hingga Tips Mengatasinya
Siklus haid wanita setiap bulannya bisa terasa berat dengan adanya serangkaian gejala yang disebut sindrom prahaid.
Sindrom yang mungkin lebih familiar dengan sebutan Premenstrual Syndrome (PMS) ini biasanya terjadi 1-2 minggu menjelang periode haid wanita.
Bagi beberapa orang, gejala yang timbul bisa jadi ringan. Namun, bagi beberapa orang lainnya, gejalanya bisa sangat parah hingga tidak bisa beraktivitas sama sekali.
Bila Moms mengalami gejala sindrom prahaid setiap bulannya, Moms tidak sendirian, kok. Sebab, kebanyakan wanita mengalami kondisi ini, meski tingkat keparahannya berbeda-beda.
Baca juga: Corpus Luteum, Sel yang Terlibat dalam Menstruasi dan Kehamilan
Studi pada 2017 di jurnal PLOS ONE menyebutkan, 75% wanita pramenopause mengalami setidaknya 1 gejala sindrom prahaid.
Pada kasus yang jarang, wanita bisa juga mengalami bentuk sindrom prahaid parah, yang disebut Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD).
Gejala Sindrom Prahaid
Foto: ilustrasi orang menstruasi (Orami Photo Stock)
Seperti disebutkan di awal, gejala sindrom prahaid pada setiap wanita bisa bervariasi.
Ada yang ringan, ada pula yang berat. Bahkan, ada juga wanita yang haid tanpa mengalami gejala apapun.
Gejala sindrom prahaid dapat secara signifikan memengaruhi kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin.
Pada kasus yang parah, sindrom ini bahkan dapat mengurangi kualitas hidup mereka.
Beberapa gejala fisik dari sindrom prahaid yang umum terjadi adalah:
- Perubahan nafsu makan, seperti mengidam makanan tertentu
- Payudara terasa nyeri saat disentuh dan agak bengkak
- Penambahan berat badan
- Perut kembung
- Nyeri atau kram di perut bagian bawah
- Sembelit atau diare
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Kulit berminyak
- Muncul jerawat
Sementara itu, gejala psikologis yang biasa terjadi saat mengalami sindrom prahaid adalah:
- Memburuknya suasana hati
- Mudah menangis
- Sensitif atau mudah marah
- Depresi
- Meningkatnya kecemasan
- Perubahan suasana hati
- Penarikan sosial
- Masalah tidur, seperti insomnia
- Kesulitan berkonsentrasi
- Libido menurun
Faktor usia juga dapat memengaruhi tingkat keparahan gejala sindrom prahaid, Moms.
Selama perimenopause, yang merupakan masa transisi menuju menopause, wanita biasanya mengalami perburukan gejala.
Baca juga: Hematoma: Gejala, Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Apa Penyebab Sindrom Prahaid?
Foto: ilustrasi nyeri haid (Orami Photo Stock)
Penyebab pasti dari sindrom prahaid masih belum diketahui.
Namun, fluktuasi alami kadar hormon, terutama estrogen dan progesteron, dalam 1 atau 2 minggu sebelum haid kemungkinan bertanggung jawab atas gejalanya.
Kadar hormon estrogen dan progesteron biasanya menurun drastis setelah ovulasi. Ini bisa memainkan peran utama dalam perkembangan gejala sindrom prahaid.
Penurunan kadar estrogen dapat memengaruhi kadar serotonin dalam tubuh.
Ini adalah zat kimia otak yang membantu mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan, yang semuanya dipengaruhi oleh sindrom prahaid.
Tips Mengatasi Sindrom Prahaid
Pada kebanyakan kasus, sindrom prahaid dapat membaik dengan sendirinya setelah memasuki masa haid.
Moms bisa membantu meredakan gejala sindrom ini dengan beberapa cara berikut ini:
- Minum obat
- Membuat perubahan pola makan
- Berolahraga
- Melakukan perawatan diri
- Membuat perubahan gaya hidup
Lebih jelasnya, berikut ini beberapa tips untuk meredakan gejala sindrom prahaid yang bisa Moms coba.
1. Minum Obat Pereda Nyeri
Foto: minum obat (Orami Photo Stock)
Minum obat pereda nyeri yang dijual bebas dapat membantu meringankan gejala sindrom prahaid yang menyakitkan, seperti kram perut dan sakit kepala.
Beberapa pilihan obat yang bisa diminum adalah:
- Pereda nyeri: paracetamol atau ibuprofen.
- Obat antiinflamasi nonsteroid: mengurangi nyeri kram, sakit kepala, dan nyeri otot.
- Diuretik: membantu meredakan kembung dan nyeri payudara.
Untuk gejala sindrom prahaid yang parah, Moms sebaiknya memeriksakan diri ke dokter, ya.
Pada beberapa kondisi, dokter mungkin menyarankan untuk mengonsumsi pil KB hormonal untuk mengurangi gejala.
Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh.
Bila ada gejala sindrom prahaid lainnya yang sangat mengganggu, jangan lupa untuk bicarakan pada dokter.
Jika diperlukan, dokter bisa meresepkan obat untuk meredakan depresi, kecemasan, atau gejala terkait suasana hati lainnya.
Baca juga: Gangguan Mental pada Wanita, Ini Gejala dan Jenis-jenisnya
2. Coba Teknik Relaksasi
Foto: meditasi (Orami Photo Stock)
Mengelola stres dan menggunakan teknik relaksasi dapat membantu mengatur ketidakseimbangan emosional akibat sindrom prahaid.
Moms bisa mencoba teknik pernapasan dalam atau meditasi.
Selain itu, ada beberapa cara lain yang juga bisa dicoba untuk relaksasi, yaitu:
- Yoga
- Tai chi
- Peregangan
- Mandi air hangat
- Pergi jalan-jalan
- Membuat jurnal
- Berbicara dengan teman dekat atau orang yang dicintai
- Pertemuan dengan konselor atau terapis kesehatan mental
3. Olahraga Ringan
Foto: olahraga (Orami Photo Stock)
Berolahraga ringan dapat meningkatkan kadar estrogen dan progesteron, yang dapat membantu mengurangi gejala sindrom prahaid.
Studi pada 2018 di jurnal BMC Women’s Health menemukan, 1,5 jam latihan aerobik setiap minggu membantu perbaikan gejala fisik, seperti:
- Mual
- Sembelit atau diare
- Pembengkakan payudara
- Perut kembung
- Nafsu makan meningkat
Perlu diketahui bahwa faktor eksternal yang tidak terkontrol, seperti pola tidur, nutrisi, dan lingkungan tempat tinggal Moms, dapat memengaruhi hasil tersebut.
Baca juga: Mengenal Skrotum, Bagian Sistem Reproduksi Pria yang Bertugas Melindungi Testis
4. Meredakan Gejala Perut Kembung
Foto: minum air putih (Orami Photo Stock)
Perut kembung bisa membuat Moms merasa lemas dan lesu. Moms bisa mengatasi gejala ini dengan cara:
- Menghindari konsumsi makanan asin, yang membuat kembung semakin parah.
- Perbanyak konsumsi makanan kaya kalium, seperti pisang.
- Minum air putih yang cukup.
- Melakukan olahraga ringan.
5. Mengurangi Gejala Kram Perut
Foto: kram perut (Orami Photo Stock)
Kram perut akibat sindrom prahaid biasanya timbul beberapa hari sebelum haid dimulai dan bisa berlangsung selama beberapa hari.
Moms bisa mengurangi kram perut dengan berbagai cara, seperti:
- Mengompres perut dengan handuk atau botol berisi air hangat
- Melakukan olahraga ringan
- Mencoba pijat
- Menggunakan minyak esensial
6. Memperbaiki Pola Makan
Foto: makan sehat (Orami Photo Stock)
Melakukan perubahan pola makan dapat mengurangi gejala sindrom prahaid ringan hingga sedang.
Berikut ini adalah beberapa contoh nutrisi yang dapat membantu Moms mengelola gejala:
- Magnesium: dapat membantu meringankan migrain.
- Asam lemak: dapat membantu mengurangi kram perut.
- Kalsium: mendukung kekuatan dan kepadatan tulang, serta membantu mengatur suasana hati.
Itulah pembahasan mengenai sindrom prahaid, dari gejala, penyebab, hingga tips mengatasinya.
Kebanyakan wanita mengalami setidaknya 1 gejala sindrom ini. Fluktuasi kadar hormon mungkin bisa jadi pemicu utama, tetapi penyebab pastinya masih belum diketahui, Moms.
Pada kebanyakan kasus, sindrom prahaid bisa membaik dengan sendirinya ketika memasuki masa haid.
Namun, Moms bisa mencoba tips-tips tadi untuk meredakan gejala yang mengganggu aktivitas.
Baca juga: Manfaat Taoge untuk Kesuburan Pria dan Wanita, Baik untuk Promil!
Pada beberapa kasus, sindrom prahaid bisa terjadi cukup berat dan tidak bisa diatasi dengan pengobatan rumahan yang disebutkan tadi.
Bila Moms mengalami kondisi seperti ini, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
Sebab, bila gejala yang dialami sangat parah, bisa jadi ada masalah kesehatan yang mendasarinya. Semakin cepat masalah kesehatan itu terdeteksi, maka semakin baik, Moms.
- https://doi.org/10.1371/journal.pone.0169728
- https://bmcwomenshealth.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12905-018-0565-5
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/325314
- https://www.verywellhealth.com/do-i-have-pms-3522569
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.