Kenali Steven Johnson Syndrome Mulai dari Penyebab, Faktor Risiko, dan Pengobatan
Steven Johnson Syndrome adalah kelainan kulit dan selaput lendir. Sebagai informasi, selaput lendir umumnya ditemukan pada bagian dalam dari saluran pernapasan, pencernaan, saluran reproduksi, dan organ lainnya.
Mulanya sindrom ini pertama kali ditemukan pada 1922 sebagai penyakit yang bisa menyerang siapa saja serta termasuk kondisi yang cukup serius dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.
Sindrom Steven-Johnson bisa diakibatkan karena pengobatan penyakit tertentu atau efek samping dari pengobatan.
Sementara, untuk gejalanya bisa menyerupai flu yang disertai ruam melepun di area kulit yang terjangkit.
Kondisi ini bisa disembuhkan dengan menyembuhkan penyebab dasar dari sindrom ini guna mencegah komplikasi yang mungkin timbul.
Selain itu kondisi kulit bisa benar-benar sembuh kurang lebih berminggu-minggu hingga berbulan-bulan, tergantung dari tingkat keparahan.
Yuk, Moms simak selengkapnya mengenai Steven Johnson Syndrome di bawah ini!
Baca Juga: Mengenal Sindrom Asperger, Sindrom yang Memiliki Kemampuan Intelektual Tinggi
Penyebab dan Faktor Risiko Steven Johnson Syndrome
Foto Steven Johnson Syndrome (Sumber: researchgate.net)
Moms, Steven Johnson Syndrome sebenarnya merupakan kondisi langka, lho! Kondisi yang langka inilah yang membuat penyebabnya sulit untuk diketahui.
Namun, melansir dari artikel jurnal berjudul Steven Johnsons Syndrome and Toxic Epidermal Necrolysis, penyebab yang paling memungkinkan adalah efek samping pengobatan, infeksi, atau keduanya.
Melansir dari Mayo Clinic, ada beberapa obat yang bisa menjadi pemicu sindrom ini. Beberapa diantaranya adalah:
- Obat anti asam urat, seperti allopurinol
- Obat-obatan untuk mengobati kejang dan penyakit mental (antikonvulsan dan antipsikotik)
- Sulfonamida antibakteri (termasuk sulfasalazine)
- Nevirapine (Viramune, Viramune XR)
- Pereda nyeri, seperti acetaminophen (Tylenol, lainnya), ibuprofen (Advil, Motrin IB, lainnya) dan naproxen sodium (Aleve).
Baca Juga: Serba-serbi Sindrom Savant, Sindrom dengan Kecerdasaan Menonjol pada Anak Autisme
Selain penggunaan obat-obatan, pneumonia dan HIV juga dipercaya bisa menjadi salah satu penyebab Steven Johnson Syndrome.
Masih berdasarkan artikel jurnal yang sama, beberapa penyakit infeksi yang bisa menjadi penyebab sindrom ini, berupa:
- Virus herpes simpleks
- AIDS
- Infeksi virus Coxsackie
- Influenza
- Hepatitis
- Penyakit gondok.
Kondisi ini memang bisa menjangkit siapa saja dari segala usia, namun ada beberapa orang yang memiliki risiko tinggi terhadap Sindrom Steven-Johnson.
- Infeksi HIV, orang yang memiliki HIV berisiko sekitar 100 kali lebih besar dari yang tidak mengalami HIV, namun faktor risiko ini masih diteliti lebih lanjut.
- Sistem kekebalan tubuh lemah, memiliki sistem imun yang lemah tidak hanya berisiko pada sindrom ini saja, Moms melainkan segala jenis penyakit. Salah satunya adalah penyakit autoimun.
- Kanker, penderita kanker darah lebih berisiko terhadap sindrom Stevens-Johnson.
- Riwayat Steven Johnson Syndrome, jika sebelumnya pernah mendapatkan perawatan untuk kondisi ini, seseorang bisa mengalami risiko kekambuhan.
- Riwayat keluarga, jika keluarga atau orang tua mengalami sindrom ini, maka lebih berisiko untuk terkena kondisi yang sama.
- Pengunaan obat-obatan, mengonsumsi obat anti kejang, obat asam urat, dan obat untuk kesehatan mental meningkatkan risiko dari sindrom ini.
Baca Juga: Sindrom Waardenburg: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya
Gejala Steven Johnson Syndrome
Foto Steven Johnson Syndrome (Sumber: cureus.com)
Gejala Sindrom Steven-Johnson bisa timbul 1 hingga 3 hari sebelum ruam muncul di permukaan kulit. Maka gejala ini kerap disalahartikan sebagai flu biasa.
Saat gejala memburuk, tanda dan gejala di kulit mulai muncul beriringan dengan gejala di atas.
- Nyeri kulit myang meluas namun kondisi sulit untuk dijelaskan.
- Ruam merah atau ungu yang menyebar.
- Lepuh pada kulit dan selaput lendir mulut, hidung, mata dan alat kelamin.
- Pergantian kulit dalam beberapa hari setelah kulit melepuh.
Baca Juga: Mengenal 3 Penyebab Sindrom Turner pada Anak
Pengobatan Steven Johnson Syndrome
Pengobatan Steven Johnson Syndrome perlu dilakukan di rumah sakit hingga luka bakar dan melepuh yang timbul di kulit perlahan menghilang.
Berdasarkan tingkat keparahannya, pengobatan bisa berbeda-beda setiap kondisi. Beberapa pengobatan yang umum dilakukan adalah penggunaan antibiotik.
1. Berhenti Mengonsumsi Obat-obatan
Foto ilustrasi obat-obatan (Sumber: Orami Photo Stocks)
Seperti yang sudah Moms ketahui, sindrom Steven-Johnson bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan.
Jika kondisi ini disebabkan oleh obat-obatan, maka konsumsi obat harus dihentikan.
Biasanya dokter akan menghentikan semua obat yang dicurigai sebagai pemicu sindrom Steven-Johnson atau menggunakan alternatif obat lainnya.
2. Pemberian Nutrisi dan Cairan Tambahan
Kondisi kulit yang melepuh, berisiko cairan tubuh berkurang dan berisiko dehidrasi.
Dengan pemberian cairan tambahan dan nutrisi bisa membantu perawatan sekaligus mencegah komplikasi.
Umumnya pemberian nutrisi dan cairan diberikan melalui tabung yang dimasukkan ke dalam hidung dan diarahkan ke perut atau tabung nasogastrik.
Baca Juga: Mengenal Sindrom Prahaid, dari Gejala hingga Tips Mengatasinya
3. Perawatan Luka
Foto ilustrasi perawatan luka (Sumber: Orami Photo Stocks)
Luka yang timbul dikulit akan dirawat dengan kompres air dingin dan basah sehingga bisa membantu meredakan luka lepuh dan membantu proses penyembuhan agar lebih cepat.
Dokter juga akan mengangkat kulit mati akibat lepuhan lalu dioleskan pelembab berbahan lembut di area kulit yang terjangkit.
4. Perawatan mata
Tidak hanya menjangkit kulit, mata juga berisiko untuk mengalami kondisi ini dan apabila menjangkit mata, maka dibutuhkan perawatan yang diberikan oleh dokter spesialis mata.
Selain pengobatan di rumah sakit, penggunaan obat-obatan juga bisa dilakukan untuk menyembuhkankondisi ini.
- Obat pereda nyeri untuk mengurangi perasaan tidak nyaman pada area yang terjangkit.
- Untuk mata, dapat menggunakan obat untuk mengurangi peradangan mata dan selaput lendir seperti steroid topikal.
- Antibiotik guna mengontrol infeksi jika diperlukan.
- Obat sistemik termasuk kortikosteroid oral dan globulin imun yang diberikan melalui intravena atau infus.
Namun pengobatan ini tergantung dari tingkat keparahannya, Moms! Itulah informasi seputar Steven Johnson Syndrome. Kondisi ini bisa disembuhkan lho, Moms.
Jadi, Moms tidak perlu cemas ataupun panik jika orang terdekat mengalami kondisi ini.
Namun, agar tidak berubah menjadi parah, Moms perlu konsultasikan ke dokter agar mendapatkan perawatan yang tepat.
- https://rarediseases.info.nih.gov/diseases/7700/stevens-johnson-syndrometoxic-epidermal-necrolysis
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stevens-johnson-syndrome/symptoms-causes/syc-20355936#:~:text=Stevens%2DJohnson%20syndrome%20(SJS),to%20heal%20after%20several%20days.
- https://www.researchgate.net/publication/307822006_Steven_johnsons_syndrome_and_toxic_epidermal_necrolysis_A_review
- https://www.nhs.uk/conditions/stevens-johnson-syndrome/
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.