Stimulasi Calistung Anak Usia Dini, Ideal Dilakukan Usia Berapa?
Anak usia dini merupakan fase di mana anak tengah tumbuh kembang dalam masa perkembangan motorik, kognitif, bahasa serta mengenal lingkungan sekitarnya. Anak usia dini dikelompokkan pada anak yang berusia antara 3-6 tahun.
Tentunya pada masa ini anak-anak masih giat dalam bermain dan mulai belajar mengenal bentuk. Pada saat ini, para orang tua mulai mengajari anak belajar untuk membaca, menulis dan menghitung.
Gaya belajar membaca, menulis, dan menghitung ini dikenal sebagai calistung. Banyak perdebatan terjadi, apakah usia dini ini anak diharuskan untuk calistung? Atau justru usia ini adalah fase anak masih boleh bermain?
Khususnya di Indonesia, mulai banyak sekolah yang membuka kelas anak usia dini dengan calistung. Gaya perkenalan belajar dengan cara bermain mulai menjadi tren pada saat ini. Bukan hal yang baru gaya belajar anak dibarengi dengan bermain, justru ini adalah gaya belajar yang tepat untuk anak usia dini.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jurnal Pendidikan Usia Dini, melalui bermain, anak-anak belajar berinteraksi dengan teman-temannya, melalui bermain anak-anak juga belajar bagaimana mengfungsikan dan tubuh, cara berpikir secara abstrak dalam hidupnya.
Baca Juga: Yuk Pahami Cara Belajar Anak Berdasarkan Zodiak
Namun, menurut salah satu psikolog di Indonesia, Anggia Putri, A.A., M.Psi., Psikolog Anak & Remaja Indonesia, ternyata calistung pada anak usia dini masih menjadi diskusi yang diperdebatkan, lho Moms. Konon, calistung tidak diwajibkan untuk anak usia dini, melainkan diganti dengan stimulasi calistung anak usia dini.
Lantas apakah itu stimulasi usia dini? Sejak kapan anak mulai distimulasi calistung dan berapakah usia ideal anak mulai mengenal calistung yang sebenarnya? Untuk mengetahui penjelasannya, simak artikel di bawah ini ya Moms.
Stimulasi Calistung Anak Usia Dini
Foto: Orami Photo Stock
Calistung adalah kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan akademik, yakni baca, tulis dan berhitung. Tahap perkembangan kognitif ini idealnya dilakukan pada usia 7 tahun karena pada usia ini anak telah masuk ke tahap perkembangan konkret. Pada usia ini anak-anak bisa berpikir secara logis.
Untuk anak usia dari 3-6 tahun, tetap boleh diperkenalkan calistung namun dengan cara stimulasi calistung usia dini. Stimulasi calistung anak usia dini adalah anak-anak diperkenalkan dengan tulisan, angka, dan gambar dengan cara bermain.
Stimulasi calistung anak usia dini, peran orang tua adalah dapat mengajari dan menemani anak belajar dengan santai dan menyenangkan.
Baca Juga: 3 Tips agar Anak Fokus Belajar di Rumah, Yuk Coba!
“Ketika anaknya sudah senang, nyaman dengan cara belajarnya, maka itu akan menumbuhkan minat mereka untuk belajar calistung,” ujar Anggia Putri.
Seperti mengklasifikasikan benda, mengenal bentuk-bentuk benda, menghubungkan informasi satu ke lainnya, serta membedakan warna, ini adalah stimulasi calistung yang bisa Moms terapkan untuk Si Kecil di rumah.
Tidak ada usia ideal melakukan stimulasi calistung, karena ini adalah sifatnya hanya mengenalkan dengan cara bermain, bukan memaksakan anak untuk bisa dalam kognitif. Sejak 0 bulan anak sudah boleh dilakukan stimulasi calistung usia dini, lho!
Overstimulasi calistung juga tidak baik karena menyebabkan kebosanan pada anak. Rasa bosan ini yang akan berdampak jangka panjang, yakni timbul stres dan anak menolak untuk belajar.
Baca Juga: Adakah Pengaruh Epilepsi Pada Kemampuan Belajar Anak?
Cara Stimulasi Calistung Usia Dini
Untuk mengajak anak stimulasi calistung usia dini memang tak mudah. Pada fase ini mereka masih ingin bermain dan mencari tahu mengenal lingkungan sekitarnya. Namun tenang saja Moms, ada beberapa tahapan dan cara untuk stimulasi calistung anak usia dini yang bisa diterapkan di rumah.
Ikuti cara ini ya, Moms!
1.Menumbuhkan Minat Anak
Foto: Orami Photo Stock
Anak di bawah 7 tahun masih dalam tahap perkembangan otak. Melansir penelitian yang berjudul Pembelajaran Calistung bagi Anak Usia Dini, pada usia 0-2 tahun fase pembelajaran anak disebut sebagai tahap sensorimotor. Pada fase ini anak masih belajar secara terbatas pada gerak-gerak refleks.
Menumbuhkan minat anak pada usia ini sangat diperlukan agar nantinya anak ada keinginan untuk belajar calistung. Stimulasi calistung dapat dengan mencari tahu apa minat Si Kecil, apakah suka melihat buku bergambar? Mendengarkan ibunya membacakan buku cerita, atau gemar menulis?
Moms bisa menemukan beragam jenis buku untuk stimulasi calistung anak usia dini seperti buku gambar, buku gambar dua warna yakni hitam putih, buku berwarna merah, buu berbahan kain dan buku yang sifatnya sound book.
Gaya buku seperti ini akan lebih menarik perhatian Si Kecil dan menumbuhkan minat untuk belajar calistung.
“Apapun aktivitas anak entah itu belajar, mengenal hal baru, itu harus dilakukan dengan fun atau menyenangkan, kalau anak tidak merasakan itu, ini akan mengganggu perkembangan saraf otak dan menyebabkan anak mudah stres,” tambah Anggia Putri, Psikolog Anak dan Remaja.
Baca Juga: 4 Tips Memilih Buku Anak Sesuai dengan Usia
2. Mengenalkan Angka
Foto: Orami Photo Stock
Mengenalkan bentuk angka dan urutan angka dalam struktur matematika merupakan salah satu cara lain untuk menstimulasi calistung anak usia dini.
Pada hal ini, anak tidak diharuskan untuk bisa berhitung, melainkan hanya mengenalkan bentuk dari setiap angka. Cara pengenalan angka ini bisa dilakukan seperti mengenal dasar konsep, kiri-kanan, satu-dua, atas-bawah, dan lainnya.
Mengenalkan anak banyak atau sedikit suatu ukuran, menentukan manakah benda yang lebih panjang atau pendek, dan mengurutkan benda-benda dari terbesar hingga terkecil.
Pada tahapan ini, target orang tua bukan anak harus bisa, melainkan hanya dikenalkan saja.
Menurut studi yang dilakukan oleh Journal of Islamic Early Childhood Education, ada beberapa metode berhitung pada anak usia dini, antara lain.
- Pengalaman: cara berhitung dengan mengajarkan anak menggunakan benda-benda di sekitarnya. Gaya ini memberikan kesempatan anak untuk bisa dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.
- Simbol: tahapan ini anak berhitung menggunakan simbol.
- Tulisan: bilangan angka yang tertera untuk membiarkan anak menebak urutan angka.
3. Menulis
Stimulasi calistung anak usia dini pada tahapan ini adalah memperkenalkan gaya menggenggam atau memegang alat tulis. Struktural pada tahapan ini perlu dikenalkan, dari mulai cara ia meraih pensil, menggenggamnya, serta posisi jari yang membuat Si Kecil nyaman.
Tidak hanya memegang pensil, ketika anak menarik-narik tisu ini juga salah satu cara stimulasi calistung anak usia dini. Ini berarti mereka sedang belajar untuk memegang benda di sekitarnya dengan gerakan ‘jari mencubit’ dan ini juga fase mereka mengeksplor tekstur benda.
Mungkin ini adalah tahapan yang cukup sulit, karena anak membutuhkan perhatian dan fokus yang lebih. Tetap, tujuannya adalah hanya untuk mengenalkan, bukan diharuskan untuk bisa, jadi Moms perlu dengan kesabaran penuh dalam mengajarkan, ya.
Baca Juga: Ini yang Harus Dilakukan saat Mengajarkan Balita Menulis
Stimulasi Calistung Menggunakan Gadget
Foto: Orami Photo Stock
Gadget menjadi perangkat yang sering digunakan orang tua untuk menghibur anak ketika sedang bosan. Anak lebih senang terhadap gambar bergerak karena terlihat lebih menarik, apalagi jika distimulasi dengan suara-suara yang menarik perhatian.
Menstimulasi calistung pada anak usia dini akan berdampak pada jangka panjang. Sebelum anak belajar calistung dengan efektif, stimulasi calistung sangat diperlukan agar tumbuh minat mereka untuk belajar.
Lalu apakah stimulasi calistung menggunakan gadget boleh dilakukan?
Psikolog Anak dan Remaja Indonesia, Anggia Putri mengatakan, stimulasi calistung anak usia dini boleh menggunakan gadget, namun tetap dalam pengawasan orang tua. Anak tidak boleh ditinggal dan mesti duduk secara berdampingan.
Harus membangun komunikasi dengan anak agar anak mengerti apa yang sedang ditontonnya dan peran orang tua memberi penjelasan dengan mudah kepada anak. Untuk durasi juga tidak terlalu lama, sekitar 10-15 ment.
Baca Juga: 4 Hal yang Membuat Anak Kecanduan Gadget
Meski dibantu dengan menggunakan gadget, gaya komunikasi dan belajar stimulasi calistung anak usia dini harus dilakukan dengan menyenangkan. Melibatkan fisik seperti bernyanyi dan menari, maka anak akan mengenal belajar sebagai aktivitas menyenangkan seperti bermain.
Usia Ideal Calistung
Foto: Orami Photo Stock
Ketika stimulasi calistung dapat dilakukan sejak usia 0 bulan, untuk calistung sendiri idealnya dikenakan pada usia anak 6-7 tahun ke atas.
Anak bisa belajar calistung apabila ia sudah ajeg dalam mengenal struktur angka, tulisan, gambar dan bentuk. Tidak hanya dari segi kemampuan kognitif, dari struktural seperti postur tubuh ketika anak belajar juga perlu diperhatikan.
Belajar calistung adalah kemampuan akademik yang melibatkan kefokusan dan durasi yang cukup lama, maka dari itu anak perlu belajar untuk fokus terlebih dahulu. Ketika anak mampu untuk fokus, ia tidak akan merasa tertekan atau stres ketika ingin belajar.
Kemampuan anak untuk memegang pensil adalah hal kecil yang mungkin orang tua sering lewati, namun ini perlu dilatih agar anak terbiasa dan nyaman untuk menggenggam pensil dalam durasi waktu yang lama.
Untuk calistung anak berkebutuhan khusus tentu diperlukan pengajaran yang berbeda tergantung pada kondisinya. Namun secara umum, tahapannya adalah sama, yaitu mengenalkan terlebih dahulu sebagai stimulasi calistung anak usia dini.
Baca Juga: 5 Hal Ini Merupakan Penyebab Stres Pada Anak Berdasarkan Usianya
Anak harus mengenal basic terlebih dahulu dan belajar untuk fokus terhadap sekitarnya. Anak yang belajar calistung selain bahasa Indonesia, seperti huruf hijaiah atau bahasa Inggris juga bisa Moms praktekkan di rumah.
Dengan catatan, tidak berbarengan mengenalkannya ke anak agar mereka tidak bingung dan menyebabkan fokus terpecah.
Stimulasi calistung anak usia dini juga bisa dilakukan dengan menggunakan permainan sifatnya open handed seperti balok-balok, flash card, atau permainan yang bersifat abstrak. Ini akan memicu ide kreatif anak dan membuat anak mengeksplorasi lebih dalam tentang benda di sekitarnya.
Untuk Si Kecil yang belum bisa fokus untuk belajar stimulasi calistung anak usia dini, tentunya ini mesti dimaklumi dan tidak boleh dipaksakan. Psikolog Anak Indonesia menyarankan untuk tidak memberikan mereka punishment apabila tidak bisa meraih konsentrasi lebih untuk belajar calistung.
Untuk usia di bawah 6 tahun tentunya masih fase anak-anak dalam bermain dan mengenal hal-hal baru di sekitar nya. Jadi, tumbuhkan minat menjadi hal yang utama dilakukan untuk stimulasi calistung anak usia dini
Baca Juga: Kendala dan Dampak Pembelajaran Jarak Jauh pada Anak, Ini Pro-Kontranya!
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.