Anak Susah BAB? Ketahui Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Anak yang mengalami masalah sembelit atau konstipasi biasanya mempunyai masalah dengan pencernaannya. Orang tua perlu tahu apa saja tanda balita konstipasi agar dapat segera memberikan penanganan yang tepat.
Karena itu, Moms perlu tahu apa yang menyebabkan anak susah BAB (buang air besar) dan bagaimana cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.
Mengutip Mayo Clinic, konstipasi pada anak-anak adalah masalah umum. Anak susah BAB buang air besar dalam frekuensi yang jarang atau feses yang keras dan kering.
Yuk, cari tahu seperti apa pengertian dan penyebab anak susah BAB, serta gejala dan cara mengatasinya berikut ini.
Baca Juga: Kenali Sembelit Pada Anak dan 5 Cara Mengatasinya
Pengertian Anak Susah BAB
Foto: Orami Photo Stock
Mengutip Ikatan Dokter Anak Indonesia dijelaskan bahwa sembelit atau konstipasi adalah ketidakmampuan buang air besar secara sempurna.
Tanda BAB tidak sempurna bisa dilihat dari menurunnya frekuensi BAB, bentuk tinja yang lebih keras, lebih besar, dan terasa nyeri saat Si Kecil melakukan kegiatan BAB.
Jadi, sembelit bukan sebatas tidak bisa atau sulit mengeluarkan tinja. Bila frekuensi BAB Si Kecil cukup sering, namun tiap kali BAB ia selalu merasa kesakitan karena susah mengeluarkan tinja, maka itu juga termasuk tanda anak sembelit.
Baca Juga: Ketahui 6 Penyebab Sembelit
Penyebab Anak Susah BAB
Foto: Orami Photo Stock
Kotoran menjadi keras dan kering ketika usus besar menyerap terlalu banyak air. Jika anak susah BAB, gerakan otot usus besar terlalu lambat. Ini membuat tinja bergerak melalui usus besar terlalu lambat.
Karena usus besar menyerap terlalu banyak air, sehingga kotoran menjadi sangat keras dan kering. Tinja yang keras dan kering bisa terasa menyakitkan untuk didorong keluar.
Mengutip Johns Hopkins Medicine, ada banyak alasan mengapa seorang anak susah BAB yang dikarenakan sembelit. Beberapa penyebab umumnya meliputi hal-hal berikut ini.
1. Pola Makan
Makan terlalu banyak makanan yang tinggi lemak dan rendah serat, termasuk makanan cepat saji, dan minuman ringan, bisa menjadi penyebab anak susah BAB.
Selain itu, bisa juga karena Si Kecil tidak minum cukup air dan cairan lain, dan memiliki perubahan pola makan. Misalnya ketika berubah dari ASI ke susu formula, atau ketika mulai makan makanan padat.
2. Kurang Berolahraga
Anak-anak yang banyak menonton TV dan bermain video game tidak cukup melakukan aktivitas olahraga. Olahraga membantu memindahkan makanan yang dicerna melalui usus.
Jika Si Kecil kurang berolahraga, ini bisa menjadi penyebab anak susah BAB.
Baca Juga: 4 Aktivitas Fisik untuk Menjaga Anak Tetap Bugar selama Pandemi, Yuk Coba!
3. Masalah Emosional
Misalnya, Si Kecil yang tidak ingin menggunakan kamar mandi umum. Menyebabkan anak-anak kemudian menahan buang air besar, menyebabkan sembelit atau anak susah BAB.
Bisa juga bila Si Kecil sedang melakukan toilet training, ini bisa menjadi waktu yang sulit bagi banyak balita. Masalah emosional lain juga misalnya anak merasa stres karena sekolah, teman, atau keluarga.
4. Terlalu Banyak Kegiatan
Beberapa anak tidak memerhatikan sinyal yang diberikan tubuh mereka untuk buang air besar. Ini bisa terjadi ketika anak-anak terlalu sibuk bermain dan menyebabkan Si Kecil lupa pergi ke kamar mandi.
Anak susah BAB juga bisa disebabkan ketika memulai tahun ajaran baru. Anak-anak tidak bisa pergi ke kamar mandi kapan pun mereka merasa perlu. Mereka harus mengubah rutinitas ususnya.
5. Masalah Fisik Tertentu
Dalam kasus yang jarang terjadi, anak susah BAB dapat disebabkan oleh masalah fisik yang lebih besar. Masalah fisik ini dapat meliputi masalah pada saluran usus (rektum, atau anus), masalah sistem saraf (misal cerebral palsy), masalah endokrin (misal hipotiroidisme).
Bisa juga karena konsumsi obat-obatan tertentu, seperti suplemen zat besi, beberapa antidepresan, dan narkotika seperti kodein, yang dapat membuat anak sembelit.
Baca Juga: Normalkah Bayi yang Baru Lahir Buang Air Besar Terus Menerus?
Gejala Anak Susah BAB
Foto: Orami Photo Stock
Dalam jurnal American Academy of Family Physicians, konstipasi merupakan salah satu gangguan kronis yang paling umum pada masa kanak-kanak, memengaruhi 1% hingga 30% anak-anak di seluruh dunia.
Ada beberapa gejala anak susah BAB yang bisa dirasakan Si Kecil. Mengutip Healthy Children, beberapa gejalanya bisa seperti anak yang sudah terlalu lama tidak buang air besar secara normal, kotoran keras atau menyakitkan untuk dikeluarkan.
Bisa juga karena anak mengalami nyeri perut, seperti sakit perut, kram, atau mual, serta adanya pendarahan dubur akibat robekan yang disebut fisura, nafsu makan buruk, dan perilaku canggung.
Moms juga mungkin memerhatikan anak ketika Si Kecil menyilangkan kakinya, membuat wajah seperti kesakitan, mengencangkan bokongnya, atau memelintir tubuhnya di lantai.
Baca Juga: Cegah Sembelit dengan 6 Makanan dan Minuman Ini
Cara Mengatasi Anak Susah BAB
Foto: Orami Photo Stock
American Academy of Pediatrics menjelaskan bahwa siklus pembuangan antar anak berbeda-beda. Kebanyakan anak BAB satu sampai dua kali dalam sehari, tetapi ada juga tiga sampai empat kali dalam sehari.
Setelah mengenali tanda balita sembelit, Moms dapat mencoba cara mengatasi anak susah BAB sebagaimana dianjurkan oleh para pakar kesehatan: memperbaiki asupan gizi Si Kecil.
"Memenuhi kebutuhan cairan anak juga dapat membantu melunakkan dan melancarkan pengeluaran tinja,” ujar Jennifer House, ahli diet khusus anak dan keluarga yang berbasis di Calgary.
Sementara, Dr. Margie Danchin, spesialis anak dari The Royal Children’s Hospital di Victoria, Australia mengingatkan orang tua agar tidak keliru mengenali tanda balita konstipasi.
Sebagaimana sudah disebutkan di atas, tanda anak sembelit yang utama bukanlah pada berkurangnya frekuensi Si Kecil BAB, melainkan pada kesulitan atau kesakitan yang ia rasakan saat berusaha BAB.
Meskipun sembelit tidak nyaman untuk anak, Moms bisa melakukan beberapa pengobatan rumahan yang dapat membantu melunakkan feses dan meringankan sembelit yang menyebabkan anak susah BAB.
1. Minum Lebih Banyak Air
Anak susah BAB ketika tinja menjadi kering dan keras. Air minum dapat melunakkan feses, membuatnya lebih mudah untuk lewat dan dikeluarkan.
Melansir Institute of Medicine’s Dietary Reference Intakes for Electrolytes and Water seperti yang dilansir dari situs Parents, dijelaskan bahwa anak usia 1-3 tahun perlu minum setidaknya 1,3 liter air per hari.
Pastikan Si Kecil cukup dalam memenuhi kebutuhan air setiap harinya untuk membantunya BAB.
2. Minum Jus Buah
Jus buah efektif untuk meredakan sembelit, karena beberapa mengandung pemanis sorbitol, yang dapat berfungsi sebagai pencahar. Tetapi, akan lebih baik bila Moms memberikan jus buah buatan sendiri ketimbang jus kemasan.
Baca Juga: Cara Mengatasi Buang Air Besar Keras Pada Anak
3. Konsumsi Makanan Tinggi Serat
Pola makan rendah serat adalah faktor lain yang menyebabkan anak susah BAB. Pastikan untuk memberikan lebih banyak makanan tinggi serat dalam pola makan Si Kecil. Ini termasuk lebih banyak memberikan anak buah, sayuran, dan biji-bijian.
Mengutip Healthline, untuk mengetahui berapa banyak serat yang dibutuhkan anak per hari, hitung dengan menambahkan usia mereka dengan angka 5. Bila Si Kecil berusia 8 tahun, mereka akan membutuhkan 13 gram serat per hari.
Beberapa contoh makanan tinggi serat yang bisa dikonsumsi anak yang mengalami sembelit seperti apel, buah pir, kacang polong, pisang.
4. Kurangi Konsumsi Sereal Beras
Sereal beras juga dapat memicu sembelit karena makanan jenis ini kandungan seratnya rendah. Jika anak susah BAB, kurangi jumlah sereal beras yang diberikan untuk meredakan sembelit.
5. Ganti Susu Formula
Pada anak yang mengalami sulit buang air besar, ini bisa jadi disebabkan karena masalah pada susu formula yang dikonsumsinya. Beberapa susu punya kandungan yang sulit dicerna dalam tubuh anak.
Perlu diingat juga, ada anak yang alergi dengan susu sapi sehingga menimbulkan masalah anak susah BAB. Moms dapat mencoba mengganti merk susu jika susah BAB.
Jika Moms sudah melakukan semua cara di atas, namun masih saja anak sulit BAB dalam waktu tujuh hari, segera konsultasikan pada dokter anak untuk diberikan penanganan yang tepat.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.