5 Penyebab Tenggorokan Berlendir dan Susah Bernapas
Pernah mengalami tenggorokan berlendir dan susah bernapas, Moms? Jika sudah sesak napas, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter, ya Moms.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh makanan tertentu atau penyakit kronis.
Yuk, ketahui penyebab dan cara penanganan pertamanya di sini!
Baca Juga: Obat Sesak Napas Neo Napacin: Dosis, dan Efek Sampingnya
Penyebab Tenggorokan Berlendir dan Susah Bernapas
Kondisi tenggorokan berlendir dan susah bernapas bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, lho Moms.
Ini penyebabnya
1. Konsumsi Makanan Tertentu
Mengapa mengonsumsi makanan tertentu dapat berpengaruh pada tenggorokan berlendir dan susah bernapas?
Hal ini dapat terjadi karena kaitan reaksi yang ditimbulkan setelahnya.
Biasanya, jenis-jenis makanan yang dapat memicu reaksi, seperti makanan yang terlalu pedas, asam, atau berminyak.
Ya, mengonsumsi jenis makanan terlalu pedas atau berminyak dapat memicu refluks asam, yaitu naiknya isi lambung ke kerongkongan.
Kondisi ini yang menyebabkan tenggorokan terasa berlendir dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas.
Reaksi ini juga disebutkan menjadi salah satu gejala dari GERD atau gastroesophageal reflux disease.
Jika sudah mengalami GERD, sebaiknya Moms segera mencari tahu cara mengatasi GERD agar tidak semakin parah, ya.
2. Alergi
Baik Moms atau anggota keluarga lainnya, jangan sesekali menyepelekan reaksi alergi.
Kenyataannya, alergi dapat terjadi karena banyak hal, mulai dari alergi dingin, asap, atau serbuk bunga.
Alergi juga bisa terjadi karena mengonsumsi jenis makanan tertentu, seperti telur atau kacang.
Nah, tenggorokan berlendir dan susah bernapas bisa menjadi gejala alergi yang umum terjadi.
Dilansir dari National Health Service (NHS) UK, ada beberapa gejala alergi lainnya yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Bersin-bersin, serta hidung terasa gatal dan berair.
- Mata merah, berair, dan terasa gatal.
- Ruam merah yang muncul di kulit dan terasa gatal.
- Bibir, lidah, atau bagian wajah lainnya membengkak.
- Sakit perut, mual, muntah, atau diare.
- Kulit terasa kering dan memerah.
- Sesak napas, batuk, atau sesak dada.
Jangan menyepelekan tanda-tanda alergi tersebut. Sebaiknya, segera periksakan diri ke dokter atau pergi ke Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat, ya, Moms.
3. Sinusitis
Seperti disebutkan sebelumnya, kondisi tenggorokan berlendir dan susah bernapas juga dapat disebabkan oleh penyakit tertentu.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, faktor risiko terjadinya sinusitis yang perlu diwaspadai, yaitu:
- Alergi musiman.
- Kebiasaan merokok atau terpapara asap rokok.
- Masalah struktural di dalam sinus, seperti pertumbuhan di lapisan hidung, yang dikenal dengan polip hidung).
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Mengalami riwayat sinus sebelumnya.
Adapun tenggorokan berlendir pada penderita sinus, karena lendir menetes ke bawah tenggorokan, atau yang disebut post-nasal drip. Gejala-gejala lainnya, yaitu:
- Pilek.
- Hidung tersumbat.
- Sakit atau tekanan pada wajah.
- Sakit kepala.
- Sakit tenggorokan.
- Batuk.
- Bau mulut yang tidak sedap.
Selain memeriksakan diri ke dokter, cara menangani gejala sinus agar tidak terlalu mengganggu, Moms bisa melakukan beberapa hal berikut ini:
- Tempelkan kompres hangat di atas hidung dan dahi untuk membantu meredakan tekanan sinus.
- Gunakan semprotan hidung dekongestan.
- Hirup uap dari semangkuk air panas.
Baca Juga: Catat, Ini Pertolongan Pertama Sesak Napas pada Anak!
4. Bronkitis
Tenggorokan berlendir dan susah bernapas juga bisa menjadi gejala dari bronkitis.
Dilansir dari Mayo Clinic, bronkitis adalah kondisi peradangan pada dinding dalam saluran pernapasan utama (bronkus) karena:
- Alergi
- Infeksi
- Asap
- Faktor lain yang dalam mengganggu kesehatan pernapasan.
Umumnya, setiap orang memiliki saluran pernapasan yang sehat. Namun, jika tidak dijaga dan saluran pernapasan ini mengalami iritasi, maka akan terbentuk lendir tebal di dalamnya.
Nah, lendir yang semakin lama semakin tebal bisa menyumbat dan menghalangi oksigen untuk mencapai paru-paru.
Itulah sebabnya jika diperhatikan, gejala bronkitis bagaikan orang yang sedang mengalami batuk berdahak.
5. Pneumonia
Salah satu penyakit yang menyerang sistem pernapasan lainnya dan harus diwaspadai, yaitu pneumonia.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan tenggorokan berlendir dan susah bernapas.
Penyakit pneumonia adalah infeksi di salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.
Bakteri, virus, dan jamur penyebab infeksi menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru, yang disebut alveoli.
Alveoli terisi cairan atau nanah, sehingga membuat seseorang sulit bernapas.
Gejala pneumonia lainnya meliputi suhu tubuh rendah (pada lansia dan orang dengan imun lemah), mual, muntah, atau diare.
Itulah beberapa penyebab terjadinya tenggorokan berlendir dan susah bernapas.
Lantas, seperti apa penanganan pertama yang dapat dilakukan? Simak ulasan berikutnya, ya!
Cara Mengatasi Tenggorokan Berlendir dan Susah Bernapas
Sebelum pergi ke dokter, ada beberapa penanganan pertama yang bisa Moms lakukan untuk mengatasi tenggorokan berlendir dan susah bernapas, yaitu:
- Hindari makanan atau minuman pemicu.
- Hindari pemicu alergi, seperti debu, serbuk bunga, atau cuaca yang terlalu ekstrem.
- Hindari kebiasaan merokok dan jauhi asap rokok.
- Cukupkan hidrasi tubuh, dengan minum air putih secara rutin.
- Kumur dengan menggunakan air garam juga dapat membantu.
- Mengonsumsi ekspektoran atau antihistamin agar napas lebih lega.
- Menjaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, istirahat yang cukup, dan tidur yang berkualitas setiap harinya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Bronkitis yang Bisa Dibeli di Apotek
Itulah penanganan yang bisa dilakukan segera setelah mengalami kondisi tenggorokan berlendir dan susah bernapas.
Semoga membantu, ya, Moms!
- https://www.nhs.uk/conditions/allergies/symptoms/
- https://www.cdc.gov/antibiotic-use/sinus-infection.html
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bronchitis/symptoms-causes/syc-20355566
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.