06 April 2018

Tidak Merokok, Ibu Hamil Malah Pilih Vape. Bolehkah?

Bolehkah merokok vape selama hamil?

Penggunaan rokok elektrik (e-cigarettes), yang juga disebut ‘vape’, kian menjamur akhir-akhir ini. Vape adalah rokok elektrik yang dioperasikan dengan baterai yang mengubah bahan kimia, termasuk nikotin, menjadi uap, yang kemudian dihirup. Beberapa orang mungkin bertanya-tanya apakah rokok elektrik (juga dikenal sebagai e-hookah, e-pen, pulpen vape, atau tank) adalah cara aman untuk berhenti merokok selama kehamilan.

Sebagai calon ibu, Moms tentu akan melakukan apapun untuk melindungi si kecil. Itu berarti jika Moms merokok sebelum hamil, Moms mungkin beralih dari rokok biasa ke rokok elektrik karena merasa tidak berbahaya. Atau, jika Moms bukan perokok, Moms mungkin bertanya-tanya apakah uap rokok elektrik dapat memengaruhi bayi. Berikut hal yang perlu Moms ketahui tentang vape dan kehamilan.

Apakah Rokok Elektrik Lebih Aman dari Rokok Biasa?

Menurut Dr. Manny Alvarez, ketua departemen kebidanan/ginekologi dan ilmu reproduksi di Hackensack University Medical Center di New Jersey, rokok elektrik mengandung nikotin, yang diketahui merupakan salah satu racun utama yang terlibat dalam kerusakan plasenta. Saat ini memang belum ada peraturan tentang rokok elektrik. Dengan kata lain, banyak perangkat vape yang dijual mengandung nikotin cair yang kurang terkontrol dosisnya. Akibatnya, Moms mungkin mengekspos anak yang belum lahir dengan dosis nikotin yang jauh lebih tinggi daripada yang biasa Moms temukan pada rokok biasa.

Selain itu, uap vape pasti bukan uap air yang tidak berbahaya. Cairan yang digunakan dalam rokok elektrik biasanya terdiri dari propilen glikol, gliserin, nikotin, dan bahan kimia perasa. Beberapa penelitian menunjukkan, ketika cairan ini dipanaskan pada voltase tinggi, bahan kimia lain yang berpotensi berbahaya (selain nikotin) ditemukan di dalam cartridge, larutan isi ulang, dan aerosol, dan beberapa di antaranya memicu kanker.

Bahaya Rokok Biasa ataupun Rokok Elektrik bagi Kehamilan

Moms tentu tahu bahwa asap rokok tembakau berbahaya bagi kesehatan karena mengandung nikotin. Karena itu, para ahli khawatir jika vape juga berbahaya bagi kehamilan karena dapat meningkatkan risiko:

  • Kehamilan ektopik
  • Keguguran
  • Masalah dengan plasenta (seperti abrupsio plasenta)
  • Kelahiran prematur
  • Lahir mati
  • Berat lahir rendah, yang mungkin memerlukan rawat inap di unit perawatan intensif neonatal
  • Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
  • Risiko cacat lahir yang lebih tinggi
  • Rekomendasi dokter untuk kehamilan

Para ahli merekomendasikan membatasi paparan asap rokok dan uap vape sebanyak mungkin selama kehamilan. Caranya:

  • Hindari semua produk nikotin, termasuk rokok, rokok elektrik, dan produk tembakau tanpa asap seperti mengunyah tembakau
  • Jadikan seisi rumah dan mobil bebas rokok
  • Jika Moms belum siap untuk berhenti merokok, sebaiknya merokok di luar rumah dengan lapisan pakaian yang terpisah dan melepaskannya sebelum masuk, karena produk asap dapat melekat pada pakaian.
  • Mintalah orang-orang agar tidak merokok di sekitar Moms
  • Pastikan semua tempat yang Moms kunjungi bebas rokok
  • Jika Moms mengunjungi rumah seseorang yang perokok, cobalah bercakap-cakap di luar rumah jika memungkinkan
  • Kunjungi konselor atau dokter untuk terapi khusus untuk menghentikan kebiasan merokok

Bagaimana Moms menghentikan kebiasaan merokok saat hamil? Share di kolom komentar, yuk!

(ROS)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.