Beda Suhu Basal Tubuh Saat Masa Subur, Ovulasi, dan Awal Kehamilan
Ketika mencoba untuk hamil, mencari tahu kapan Moms akan mengalami ovulasi tentu sangat membantu untuk meningkatkan peluang terjadinya kehamilan.
Di mana salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengukur suhu basal tubuh.
Namun, sudah tahukah Moms mengenai beda suhu basal tubuh pada saat masa subur, ovulasi, dan awal kehamilan?
Baca Juga: Perhatikan Lendir Serviks Sebagai Penanda Ovulasi
Apa Itu Suhu Basal Tubuh?
Foto: unsplash.com
“Kita mempertahankan suhu yang relatif stabil sepanjang hari,” jelas Alfonso Del Valle, seorang OB / GYN di St. Joseph’s Health Centre di Toronto seperti dikutip dari Today’s Parent.
“Tetapi ini (suhu basal tubuh), adalah suhu terendah pada pagi hari, bahkan sebelum kita meninggalkan tempat tidur.”
Suhu dasar ini berubah sepanjang siklus menstruasi, di samping hormon-hormon seperti estrogen dan progesteron.
Kemudian akan sedikit mengalami lonjakan tepat sebelum ovulasi, karena produksi progesteron dalam tubuh meningkat.
Baca Juga: Siklus Menstruasi Panjang, Bagaimana Agar Bisa Cepat Hamil?
Beda Suhu Basal Tubuh Saat Masa Subur - Ovulasi
Foto: pexels.com
Mengutip situs Flo, pada fase pertama siklus (saat terjadi menstruasi) hingga mendekati masa subur, suhu basal tubuh biasanya berada di bawah 98,6 ° F ( 37 ° C). Progesteron yang rendah biasanya juga membuat suhu basal tubuh turun menjadi 97,52 - 98,24 ° F ( 36,4 - 36,8 ° C).
Satu hari sebelum ovulasi, hormon LH mengalami peningkatan yang disertai dengan penurunan suhu sebesar 0,36 - 0,54 ° F ( 0,2 - 0,3 ° C).
Akan tetapi, setelah terjadi ovulasi, tingkat progesteron mengalami peningkatan yang tajam dan menyebabkan suhu meningkat hingga lebih dari 98,6 ° F ( 37 ° C). Suhu ini umumnya akan bertahan selama sekitar 10 - 14 hari.
Jika telur yang dibuahi tidak menempel atau tidak terjadi pembuahan, tingkat progesteron dan suhu basal tubuh akan perlahan-lahan menurun sebelum siklus menstruasi berikutnya.
Setelah mengetahui cara mengetahui ovulasi melalui suhu basal tubuh, pemilihan waktu berhubungan seksual juga merupakan bagian penting dalam program hamil.
Dikutip dari artikel jurnal PubMed berjudul Fertility awareness-based methods: another option for family planning, hari paling subur adalah dua hari sebelum kenaikan suhu basal tubuh.
Namun, sperma dapat bertahan dalam sistem reproduksi Moms sekitar lima hari.
Jika Moms ingin hamil, maka inilah waktu terbaik untuk berhubungan seksual.
Namun, jika Moms tidak merencanakan kehamilan, maka dapat berhubungan seksual tanpa bantuan pengaman dari periode menstruasi hingga tiga sampai empat hari setelah suhu basal tubuh naik setiap bulannya.
Baca Juga: Mengalami Masalah Kesuburan? Coba Teknologi Reproduksi Berbantu untuk Bisa Hamil
Beda Suhu Basal Tubuh Di Awal Kehamilan
Foto: pexels.com
Ketika terjadi kehamilan, Baby Centre UK mengungkapkan bahwa suhu basal tubuh akan tetap tinggi, sebagaimana saat mengalami ovulasi. Bahkan semakin meningkat selama 18 hari atau lebih.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Health, juga menunjukkan bahwa suhu basal tubuh meningkat secara signifikan pada kehamilan minggu pertama. Bahkan peningkatannya bisa lebih dari 0,15 ° C.
Berbeda dengan suhu basal tubuh ketika tidak terjadi kehamilan, yang cenderung langsung turun setelah terjadinya ovulasi.
Akan tetapi, suhu basal tubuh yang peningkatannya cenderung tidak stabil setelah ovulasi perlu dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Para peneliti menyebut bahwa kondisi tersebut mungkin menjadi indikasi dari masalah kehamilan yang dapat menyebabkan keguguran dini.
Jadi, itulah beda suhu basal tubuh pada saat masa subur hingga awal kehamilan. Meskipun begitu, jika Moms dalam kondisi sakit atau lupa mengukur suhu tubuh segera setelah bangun tidur, hasil yang ditemukan sangat mungkin menjadi tidak akurat.
Baca Juga: Merencanakan Kehamilan, Cek 10 Tanda Fisik Memasuki Masa Subur
Cara Mengambil Suhu Basal Tubuh
Foto: Orami Photo Stocks
Suhu basal tubuh sebaiknya diambil saat tubuh tenang dan relaks, yaitu saat pagi hari.
“Kita memiliki suhu yang relatif stabil sepanjang hari, tapi terendah di pagi hari, bahkan sebelum beranjak dari tempat tidur,” ungkap dokter kandungan dari St. Joseph’s Health Centre di Toronto sekaligus Direktur Medis ReproMed, The Toronto Institute for Reproductive Medicine, Alfonso Del Valle.
Suhu ini akan berubah sepanjang siklus menstruasi bersama dengan hormon estrogen serta progesteron, dan turun tepat sebelum ovulasi (sekitar 0.4 derajat celsius ke 0.2 derajat celsius), saat produksi progesteron meningkat.
Usai mengukur suhu basal tubuh, Moms bisa mendatanya menggunakan aplikasi kesuburan, seperti Fertility Friend atau Ovia.
Dengan penggunaan aplikasi akan lebih memudahkan Moms mengidentifikasi secara otomatis waktu pelepasan telur.
Untuk melihat pola yang konsisten, Moms perlu mengambil suhu basal tubuh secara berkala setidaknya tiga bulan.
Baca Juga: 4 Cara Mengukur Suhu Tubuh Anak yang Paling Tepat
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.