Tinggi Badan Anak Dipengaruhi secara Genetik, Benar atau Salah?
Memiliki anak yang sehat dan bertumbuh dengan baik pasti menjadi keinginan setiap orang tua. Tak heran kalau Moms dan Dads melakukan berbagai cara agar pertumbuhan anak menjadi maksimal. Salah satu indikasi pertumbuhan anak adalah tinggi badan yang bertambah.
Meskipun dasarnya anak laki-laki dan perempuan memiliki rata-rata tinggi badan yang berbeda, ada faktor lain yang menjadi pengaruh dari tinggi badan anak.
Faktor yang paling sering disebut adalah faktor keturunan atau genetik. Sederhananya, anak akan memiliki tinggi badan yang tidak jauh dari tinggi badan orangtuanya. Apakah hal tersebut benar?
“Faktor genetik memang menjadi faktor penting dalam pertumbuhan tinggi badan anak namun bukan faktor yang utama. Tinggi badan anak dipengaruhi 60-80 persen dari genetik orangtuanya dan 20-40 persen dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor pendukung lainnya,” ujar dr. Caessar Pronocitro, dokter spesialis anak dari RS Pondok Indah Bintaro Jaya .
Nah, apakah yang dimaksud dengan faktor lingkungan dan faktor lainnya dalam pertumbuhan tinggi badan anak? Ini ulasannya!
1. Nutrisi yang Tercukupi
Foto: savealifeaday
Tercukupinya nutrisi anak dimulai sejak dalam masa kandungan. Jika ibu hamil menjaga pola makan dan tidak konsumsi alkohol.
Ibu hamil juga harus memenuhi gizi yang seimbang seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan makanan yang mengandung asam folat, maka hal tersebut berpengaruh pada pertumbuhan anak.
Semasa perkembangan dan pertumbuhannya, anak juga harus tetap diberikan makanan dengan gizi yang cukup. Kandungan makanan yang dapat membantu agar tinggi badannya optimal adalah kalsium dan zat besi.
Jangan lupa juga untuk memberikan anak susu sebagai cara untuk menambahkan tinggi badannya.
Baca Juga: 6 Nutrisi Penting Untuk Anak Tumbuh Tinggi
2. Aktivitas Fisik yang Dilakukan Anak
Foto: ilsg
Waktu yang paling tepat untuk mengoptimalkan tinggi badan anak ketika berusia 11-14 tahun dan mulai melambat bahkan berhenti setelah mereka berusia 17-18 tahun.
Tak hanya butuh nutrisi yang tepat dalam makanan sehari-harinya, anak juga harus menerima stimulasi agar merangsang pertumbuhannya. Untuk itu, di saat masa-masa pertumbuhannya, aktivitas fisik berpengaruh pada tinggi badannya, lho!
Ada beberapa aktivitas fisik yang dapat melatih anak agar pertumbuhannya lebih cepat, seperti bermain lompat tali dan olahraga seperti berenang, basket, atau badminton.
Semakin anak aktif, maka tulang kakinya akan dirangsang untuk bertumbuh dengan cepat.
Baca Juga: 5 Ide Menu MPASI Agar Anak Tumbuh Tinggi, Yuk Dicoba!
3. Masalah Kesehatan yang Dialami Anak
Foto: healthline
Faktor yang satu ini tak kalah pentingnya untuk diketahui setiap orang tua. Tinggi badan anak juga dipengaruhi oleh kesehatan tubuhnya. Artinya, jika anak mengalami gangguan kesehatan tertentu, hal itu bisa berdampak pada tinggi badannya yang lambat.
Jenis penyakit seperti stunting, dwarfisme, masalah pada tulang, jantung, dan paru-paru dapat memengaruhi pertumbuhannya. Sebaiknya, selalu rutin untuk memeriksa tinggi badan anak.
Jika pertumbuhannya terhenti, hal itu bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan tertentu.
Jadi, faktor genetik memang penting bagi tinggi badan anak namun tidak mengesampingkan faktor lain yang sama pentingnya, ya!
(DG)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.