9 Tips Fingering untuk Mencapai Orgasme, Simak Dads!
Moms, sebagian wanita bisa mencapai orgasme tak hanya melalui penetrasi, lho. Dengan teknik fingering pun bisa memuaskan.
Hal ini didukung oleh dr. Laurie Mintz, pengarang buku Becoming Cliterate: Why Orgasm Equality Matters — And How To Get It.
Ia bahkan menyebutkan bahwa sebagian wanita dapat mencapai kepuasan seksual dengan penetrasi dan fingering sekaligus.
Maka, fingering dapat Dads coba untuk memberikan Moms sensasi bercinta yang luar biasa.
Apa Itu Fingering?
Melansir Planned Parenthood, fingering adalah teknik ketika seseorang menggunakan jari atau tangannya untuk merangsang vagina pada perempuan.
Klitoris adalah area paling sensitif untuk fingering.
Pasalnya, area sensitif wanita tersebut memiliki begitu banyak ujung saraf, bahkan 2-3 kali lebih banyak dari penis.
Vagina tidak memiliki ujung saraf sebanyak vulva, tetapi area tertentu dapat merespons beberapa sentuhan.
Beberapa orang mungkin menggunakan fingering sebagai bentuk foreplay.
Nyatanya, ini adalah aktivitas seksual yang juga diminati, lho!
Misalnya, pasangan yang ingin menghindari kehamilan dapat menggunakan jari sebagai cara untuk berhubungan intim.
Selain itu, wanita yang tidak ingin melakukan hubungan seks vaginal selama kehamilan mungkin lebih memilih teknik fingering.
Umumnya, mengeksplor organ intim perempuan dengan jari adalah jenis seks yang aman.
Melakukan aktivitas seksual pakai jari cenderung lebih rendah risikonya untuk terkena infeksi seksual menular.
Namun, hal ini tak sepenuhnya bebas risiko, ya Moms.
Cara memasukkan jari ke vagina ini perlu dilakukan berhati-hati agar tidak memicu cedera atau infeksi.
Tips Fingering untuk Mencapai Orgasme
Sebelum melakukan teknik fingering, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar Moms bisa mencapai orgasme.
Yuk, simak tips-tipsnya di bawah ini.
1. Bersihkan Tangan
Tips fingering yang pertama adalah sebelum beraksi, pastikan tangan dan jari-jari telah bersih.
Cucilah kedua tangan dengan benar dan hindari menyentuh barang-barang lainnya setelah dicuci bersih.
Hal ini dilakukan untuk menghindari kuman dan infeksi pada vagina atau organ intim.
Selain itu, jangan memotong kuku tepat sebelum melakukan fingering, ya Moms.
Walau niatnya agar tidak melukai, hal ini justru akan mengakibatkan luka pada daerah intim Moms.
Hindari juga menggunakan jari kuku yang terlalu panjang dan tajam saat fingering karena berisiko melukai dinding vagina.
2. Goda Pasangan
Teknik fingering satu ini pun jangan sampai terlewati jika ingin mencapai klimaks.
Berikanlah rangsangan pada bagian tubuh tertentu sebelum Dads melakukan fingering.
Hal ini karena sebagian wanita sangat menikmati proses foreplay.
Sentuh dan cium dengan lembut beberapa titik sensitif perempuan dan lanjutkanlah dengan turun ke bagian pinggang.
Pijat lembut bagian selangkangan, lalu lakukanlah aksi Dads dengan menggunakan jari ke dalam vagina.
3. Ketahui Bagian Sensitif yang Disentuh
Ada beberapa bagian vagina yang dapat dieksplorasi saat melakukan fingering atau memasukkan jari ke vagina.
Berikut beberapa bagian yang dipercayai cukup sensitif jika disentuh, antara lain:
- Labia
Labia luar adalah bagian bibir vagina yang tertutup rambut kemaluan.
Tak ada saraf di bagian labia luar, tetapi Dads dapat menggosokkan ujung jari Dads di sini untuk pemanasan.
Labia bagian dalam pun menjadi rangkaian bibir yang tidak memiliki rambut kemaluan.
Kulit di sini lebih tipis dan basah. Maka, usap lembut bagian ini dengan jari ujung jari untuk memulai rangsangan.
- Bukaan dan Luaran Vagina
Bukaan vagina lebih jauh ke belakang, tepatnya ke arah anus.
Di sinilah penetrasi terjadi apabila pasangan melakukan hubungan intim.
Bagian ini juga merupakan tempat pelumas vagina dikeluarkan.
Mayoritas ujung saraf terletak di sepertiga bagian luar saluran vagina.
Jadi, menggerakkan jari Dads di sekitar lubang atau memasukkan beberapa jari ke dalamnya akan menimbulkan sensasi yang hebat.
- Klitoris
Klitoris adalah bagian yang paling sensitif pada anatomi vagina.
Klitoris memiliki banyak ujung saraf yang dapat distimulasi untuk mencapai orgasme.
Sentuhlah bagian ini agar Moms mendapatkan kepuasan seksual.
4. Tanyakan Respon Pasangan
Menurut Sarah Watson, konselor profesional berlisensi dan terapis seks, komunikasi merupakan faktor penting pada saat berhubungan seksual termasuk pada saat fingering.
Tanyakan pada Moms bagian favoritnya agar Dads dapat memaksimalkan rangsangan.
Pastikan Moms dan Dads sama-sama menikmati aktivitas fingering, ya.
5. Gunakan Pelumas
Kulit di bagian kelamin wanita sangat sensitif, sehingga mudah luka apabila fingering dilakukan pada permukaan kulit yang kering.
Untuk menghindari gesekan kasar, Dads tak hanya dapat mengandalkan pelumas alami yang diproduksi oleh klitoris, lho.
Alternatif lainnya, Dads dapat menggunakan pelumas buatan yang aman dan dapat dibeli di apotik.
Pastikan membeli produk pelumas yang aman agar tidak terjadi iritasi atau infeksi pada vagina.
6. Eksperimen dan Mengeksplor
Tips fingering selanjutnya ialah jangan takut bereksperimen.
Pasalnya, setiap wanita memiliki respon yang berbeda terhadap sentuhan.
Maka, teruslah bereksperimen agar Moms dan Dads mengetahui titik mana yang paling memuaskan untuk disentuh.
Coba berbagai gerakan ketika melakukan fingering dan tanyakanlah kepada Moms bagian mana yang ia sukai.
Salah satu alasan kenapa laki-laki suka memasukan jari ke vagina adalah untuk memuaskan hasrat seksual pasangannya.
7. Fokus pada Bagian Klitoris
Memang ada banyak titik sensitif wanita yang bisa dieksplor ketika mempratikkan teknik fingering.
Terlepas itu, klitoris tetap menjadi salah satu titik tersensitif karena ada banyak saraf di sekitarnya.
Oleh karena itu, pastikan Dads fokus pada bagian klitoris, ya.
Sebagian wanita membutuhkan stimulasi klitoris yang berulang dan konsisten untuk mencapai orgasme.
Dads juga dapat bertanya gerakan seperti apa yang Moms lakukan saat masturbasi agar Moms nyaman dan bisa orgasme.
8. Ketahuilah Kapan Harus Berhenti
Studi yang dilakukan oleh Brown University menyebutkan bahwa orgasme dapat dicapai rata-rata dengan durasi 20 menit.
Namun, durasi ini bisa berbeda-beda pada setiap wanita.
Ada yang bisa lebih cepat menikmati fingering, tapi ada juga yang butuh waktu lebih lama.
Maka, tanyakanlah pada Moms kapan saat yang tepat untuk ke berhenti atau lanjut ke tahap berikutnya.
Hindari terlalu lama melakukan aktivitas seksual ini, karena tak menutup kemungkinan bisa memicu infeksi di sekitar organ intim.
9. Nikmati Setiap Prosesnya
Memberikan kenikmatan pada pasangan saat fingering merupakan hal yang menyenangkan.
Oleh sebab itu, Dads juga harus menikmati prosesnya.
Apabila Moms senang maka Dads juga akan bahagia, bukan?
Pertimbangkan juga untuk saling berkomunikasi dan bertukar pikiran tentang apa yang disukai dan perlu dihindari ketika melakukan teknik fingering.
Cara Fingering untuk Mencapai Klimaks
- Cuci Tangan: Pastikan tangan dan jari-jari bersih untuk mencegah infeksi.
- Gunakan Pelumas: Oleskan pelumas tambahan untuk kenyamanan dan mengurangi gesekan.
- Mulai dengan Lembut: Sentuh area genital secara perlahan untuk membangun kenyamanan.
- Rangsang Klitoris: Fokus pada klitoris terlebih dahulu dengan sentuhan lembut.
- Masukkan Jari: Setelah merangsang klitoris, masukkan satu atau dua jari ke dalam vagina dengan gerakan melengkung ("datang ke sini").
- Eksplorasi G-spot: Cari G-spot dengan gerakan melengkung, biasanya terletak 2-3 inci di dalam vagina.
- Komunikasi: Tanyakan kepada pasangan tentang apa yang mereka sukai dan sesuaikan teknik Dads.
- Eksperimen dengan Gerakan: Cobalah variasi dalam kecepatan, kedalaman, dan gerakan untuk menemukan yang paling menyenangkan.
- Fokus pada Titik Sensitif Lainnya: Rangsang area lain seperti labia untuk meningkatkan kenikmatan.
- Perhatikan Kebersihan Setelahnya: Cuci tangan kembali setelah sesi fingering untuk menjaga kebersihan.
Adakah Risiko IMS dengan Teknik Fingering?
Meskipun bukan menjadi aktivitas hubungan seksual antara vagina dan penis, teknik fingering tak menutup kemungkinan bisa memicu infeksi.
Berikut beberapa penjelasan terkait jenis infeksi menular seksual yang mungkin terjadi:
1. Sifilis
Studi dalam Karger menyebutkan bahwa infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis dapat ditemukan pada tangan dan bawah kuku orang dengan IMS.
Ini menunjukkan bahwa seseorang dapat menularkan IMS tertentu dari tangan mereka ke alat kelamin pasangannya.
Temuan ini cukup logis, mengingat IMS dapat ditularkan melalui mainan seks atau vibrator yang dipakai bersama-sama.
2. HPV
IMS yang sering dikaitkan dengan fingering adalah human papillomavirus (HPV).
HPV sangat umum dan dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit.
Faktanya, sebagian besar orang yang aktif secara seksual berisiko alami HPV secara mendadak di masa akan datang.
The Lancet Infectious Disease pun melaporkan bahwa virus HPV dapat ditemukan di bawah kuku orang yang terinfeksi.
Hal ini menunjukkan bahwa orang sebenarnya dapat menularkan atau tertular HPV dari fingering.
Sebuah studi tahun 2019 dari McGill University mencoba eksperimen pada lebih dari 250 pasangan heteroseksual.
Peserta ini telah setuju untuk dilakukan swab tangan dan alat kelamin setiap beberapa bulan.
Dari hasil temuan tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa risiko tertular HPV dari fingering adalah hal yang mungkin, tetapi tidak sepenuhnya terjadi.
Pada akhirnya, jumlah HPV di jari hanya sebagian kecil dari yang ditemukan di alat kelamin.
Umumnya, jumlah virus yang ditemukan ini tidak cukup adekuat untuk menyebabkan infeksi.
3. Gonore
Studi lain menunjukkan bahwa fingering berpotensi menularkan IMS seperti gonore.
Infeksi ini ditularkan terutama melalui kontak seksual dan dapat terjadi dengan atau tanpa ejakulasi.
Online Wiley Library melakukan studi terhadap pria yang berhubungan seks dengan sesama pria.
Temuan tersebut menunjukkan bahwa gonore dapat ditularkan ke anus dan rektum melalui fingering.
Meski begitu, risikonya lebih besar terkait dengan seks berkelompok, terutama ketika memakai obat-obatan.
Di luar kelompok seks, infeksi gonore lebih kecil kemungkinannya terjadi.
4. Virus Herpes
Salah satu IMS lainnya yang dapat ditularkan melalui fingering adalah virus herpes.
Infeksi menular seksual ini lebih tinggi risikonya apabila menyentuh luka terbuka pada penderita.
Agar terjadi penularan, kulit perlu bersentuhan langsung dengan jaringan mukosa mulut, anus, atau alat kelamin.
Oleh sebab itu, fingering yang terkena atau menyentuh luka terbuka berisiko tinggi memicu IMS.
Nah, itulah beberapa tips fingering dan risiko infeksi menular seksual yang patut diperhatikan.
Tak hanya dengan fingering, orgasme yang luar biasa juga dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Teruslah melakukan eksplorasi di ranjang agar pengalaman bercinta Moms dan Dads makin bervariasi. Selamat mencoba!
- https://www.amazon.com/Becoming-Cliterate-Orgasm-Equality-Matters/dp/0062484389
- https://www.plannedparenthood.org/learn/ask-experts/is-fingering-safe#:~:text=Fingering%20is%20when%20someone%20uses,'t%20completely%20risk%2Dfree.
- https://www.brown.edu/campus-life/health/services/promotion/sexual-health-sex-101/orgasm
- https://www.karger.com/Article/FullText/449418
- https://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1473309918306558
- https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/jia2.25354
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.