Aturan Pakai Obat Urinter dan Efek Sampingnya pada Tubuh!
Jika Moms menderita infeksi bakteri pada saluran kemih bisa diobati dengan Urinter.
Obat ini dilengkapi dengan kandungan asam pipemidat, antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi.
Urinter tersedia dalam bentuk kapsul dan mudah dikonsumsi. Obat ini pun terbilang aman dan memiliki efek samping yang minimal.
Jika Moms atau Dads diresepkan obat ini, baiknya pahami aturan pakai dan efek sampingnya berikut ini.
Baca Juga: 5+ Makanan Penyembuh Infeksi Saluran Kemih, Catat Moms!
Manfaat Urinter
Urinter adalah obat antiobiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri pada sistem kandung kemih.
Obat ini efektif dalam mengatasi gejala infeksi saluran kemih, baik yang berbentuk akut maupun kronis, seperti:
- Peradangan pada kandung kemih (cystitis)
- Uretra (uretritis)
- Panggul ginjal (pyelitis)
- Prostat (prostatitis)
Obat ini mengandung asam pipemidat, yakni agen antibakteri golongan Quinolone.
Beberapa penyakit yang biasanya diresepkan obat ini, di antaranya:
1. Urethritis
Urethritis adalah peradangan pada uretra, yakni saluran yang menjadi tempat lewatnya urine dari kandung kemih ke luar tubuh.
Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri, yang paling sering menulara akibat hubungan seksual.
Awalnya, bakteri ada di permukaan kulit yang masuk lubang uretra ketika hubungan seks dilakukan.
Bisa juga bakteri usus yang terbawa masuk ketika Moms dan Dads salah dalam membersihkan diri sehabis buang air besar.
Orang yang mengalami urethritis, biasanya menunjukkan gejala sebagai berikut ini.
- Tidak bisa menahan buang air kecil.
- Nyeri saat buang air kecil.
- Rasa gatal luar biasa di sekitar kemaluan.
- Keluarnya cairan dari vagina.
- Kencing berdarah pada pria.
2. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada kelenjar prostat, yakni organ seukuran kacang kenari yang berada di bawah kandung kemih pria.
Penyakit ini berawal dari infeksi bakteri yang tidak diobati sehingga menjadi kronis.
Paling sering menunjukkan gejala nyeri terbakar saat buang air (disuria), dan gejala sebagai berikut.
- Nyeri ketika buang air kecil
- Urine berdarah
- Sakit punggung bawah
- Demam menggigil disertai gejala flu
- Nyeri di sekitar skrotum dan rektum
- Nyeri saat ejakulasi
Baca juga: L Bio (Obat Diare): Manfaat, Dosis, dan Efek Sampingnya
3. Pielitis (pielonefritis)
Pielitis adalah infeksi bakteri pada pelvis ginjal, yang penyebab umumnya adalah infeksi saluran kencing akibat bakteri.
Jika infeksi saluran kemih bagian bawah tidak diketahui atau tidak mendapat perawatan yang tepat, bakteri dapat menyebar ke panggul ginjal dan menginfeksi daerah ini.
Pada kebanyakan kasus, infeksi bakteri ini dapat menimbulkan gejala sebagai berikut.
- Nyeri pada perut bagian kanan atau kiri bawah
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Kebiasaan buang air kecil berubah
4. Sistitis
Sistitis adalah infeksi saluran kemih (ISK) yang mempengaruhi kandung kemih.
Ini sering menjadi lebih baik dengan sendirinya, tetapi kadang-kadang dapat diobati dengan antibiotik.
Gejala sistitis yang biasanya muncul di antaranya:
- Nyeri terbakar saat buang air kecil
- Urin gelap berbau
- Demam tinggi
- Tidak dapat menahan buang air kecil
Baca juga: Infeksi Saluran Kemih pada Anak: Penyebab, Gejala, Cara Mengatasi
Dosis dan Aturan Pakai Urinter
Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul. Setiap orang bisa saja diresepkan dosis yang berbeda, tergantung dengan tujuan pengobatan, usia, dan kondisi kesehatan secara menyeluruh.
Meski berbeda-beda, biasanya dosis yang digunakan adalah sebagai berikut.
- Infeksi akut : 1 kapsul 2 kali sehari selama 7 - 10 hari.
- Infeksi kronis : 1 kapsul 2-4 kali sehari selama 2 minggu.
Minum obat ini sesuai dengan petunjuk dokter atau aturan pakai obat yang tertera di kemasan.
Jangan melebihkan atau mengurangi dosis obat yang sudah ditetapkan.
Karena termasuk antibiotik, penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter.
Sebelum memulai penggunaan Urinter, penting untuk memperhatikan beberapa hal:
- Tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 12 tahun karena dapat menyebabkan kerusakan pada pertumbuhan sendi.
- Tidak boleh digunakan oleh individu yang memiliki alergi terhadap asam pipemidat.
- Hindari penggunaan pada kondisi seperti gagal ginjal, sirosis, gagal hati, porfiria, atau epilepsi tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
- Perlu mendiskusikan dengan dokter tentang semua obat, suplemen, atau produk herbal yang sedang digunakan untuk menghindari interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Segera hubungi dokter jika mengalami reaksi alergi atau efek samping yang serius setelah mengonsumsi Urinter.
- Tidak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat hipersensitif atau alergi terhadap pipemidic acid.
- Hindari penggunaan pada neonatus (bayi baru lahir), wanita hamil, dan ibu menyusui.
- Tidak dianjurkan untuk penderita gagal ginjal berat (CrCl <10 mL/menit) karena dapat meningkatkan kadar obat dalam darah dan cairan serebrospinal.
Jadi, Moms tidak boleh berhenti menggunakan obat sekalipun kondisinya terasa membaik tanpa sepengetahuan dokter.
Minum obat ini setelah makan dengan segelas air putih. Cobalah minum di waktu yang sama setiap harinya agar tidak melewatkan dosis obat.
Jika melewatkan dosis, jangan gandakan dosis di waktu minum obat selanjutnya.
Minum obat ini secara rutin. Jika tidak, bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
Kondisi ini mengarah pada bakteri yang kebal terhadap antibiotik, sehingga pengobatan tidak lagi ampuh.
Baca juga: Ketahui Obat Lapraz: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Efek Samping Urinter
Seperti obat lainnya, Urinter dapat menyebabkan efek samping.
Setiap orang bisa saja mengalami efek samping yang berbeda, bahkan ada juga yang menunjukkan efek samping yang tidak disebutkan di bawah ini.
Menurut situs Drugs, beberapa efek samping yang umumnya terjadi pada orang yang menggunakan antibiotik Quinolone, di antaranya:
- Diare
- Mual dan muntah
- Ruam pada kulit
- Insomnia
- Kecemasan
- Nyeri saraf atau mati rasa
- Kejang dan sensitif terhadap cahaya
Baca juga: Mengulik Obat Pumpitor: Fungsi, Dosis, dan Efek Samping
Sebelum menggunakan obat ini, Moms dan Dads perlu melakukan konsultasi ke dokter jika memiliki kondisi berikut ini.
- Hipersensitif terhadap kandungan obat Urinter
- Hamil dan menyusui
- Anak di bawah usia 12 tahun
- Penyakit ginjal
- Penyakit liver
- Kejang epilepsi
Selain masalah kesehatan, beri tahu dokter jika Moms atau Dads sedang mengonsumsi obat lain untuk menghindari terjadinya interaksi obat.
Ini termasuk obat tanpa resep, suplemen, dan obat tradisional Tiongkok.
- http://www.interbat.co.id/Products.aspx?id=0
- https://drugs.ncats.io/drug/LT12J5HVR8#general
- https://www.webmd.com/a-to-z-guides/urethritis-symptoms-causes-treatments
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostatitis/symptoms-causes/syc-20355766
- https://www.hirslanden.com/en/international/disease-patterns/pyelitis.html
- https://www.nhs.uk/conditions/cystitis/#:~:text=Cystitis%20is%20a%20urinary%20tract,regular%20or%20long%2Dterm%20treatment.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.