Walau Sepele, 4 Masalah Pernikahan ini Bisa Jadi Penyebab Perceraian

Menjalin hubungan yang baik dan langgeng tanpa masalah perceraian adalah mimpi dari setiap asangan. Mencintai pasangan saja tidak cukup di era sekarang ini.
Buktinya tingkat perceraian masih terbilang tinggi. Mirisnya penyebab perceraian muncul akibat hal yang sepele bahkan belum bisa dibilang masalah pernikahan yang besar.
Menjalani hubungan pernikahan bukan sesuatu yang mudah. Banyak faktor yang diperlukan seperti kesiapan berpikir dan kestabilan mental mutlak dibutuhkan dalam hubungan.
Menjaga hubungan tetap harmonis merupakan misi terbesar dalam hidup pernikahan.
Moms dan pasangan pasti sering berdebat dan bahkan cenderung berkelahi karena hal yang sepele seperti lupa mengunci menutup pintu setelah masuk atau keluar rumah.
Hal – hal sederhana seperti berbohong dan tidak mengutamakan pasangan sering juga menjadi bahan untuk diributkan.
Parahnya perkelahian dengan masalah sepele sering membuat keluar kalimat perceraian.
Moms wajib mengetahui berbagai penyebab perceraian yang sepele dan justru dapat berujung membuat masalah pernikahan.

Baca juga: Ternyata Ini Beda Alasan Pria dan Wanita Selingkuh

Komunikasi

Foto: 1079thelink.radio.com

Hal ini harusnya sudah Moms pahami sejak pacaran. Komunikasikan apapun yang ada dalam pikiran Moms dengan pasangan. Begitu juga pasangan. Jadilah orang yang terbuka untuk pasangan sehingga pasangan tidak ragu untuk mengatakan segala sesuatu kepada Moms.
Sifat terbuka dan mau jujur akan segala hal akan menjadi pemicu komunikasi yang baik antara Moms dan pasangan.
Bahkan Moms jangan ragu untuk membahas hal yang terlihat sepele dan tidak penting seperti, mengingatkannya untuk gosok gigi sebelum tidur dan membersihkan kaki sebelum naik ke atas kasur.

Kebiasaan Mengomel

Foto: www1.cbn.com

Ternyata mengomel berdampak buruk pula pada komunikasi dengan pasangan. "Akan terjadi peningkatan sebanyak 20% komunikasi negatif dan penurunan 12% komunikasi positif jika kita punya kebiasaan mengomel” kata Dr. Howard Markman, seorang professor psikologi di University Of Denver.

Apakah Moms menyadari bahwa kebiasaan mengomel bisa membawa Moms dan pasangan menuju meja hijau perceraian?
Kebiasaan mengomel berlebihan memang tidak baik, maka Moms harus membuka diri dengan meminta maaf dan mau memperbaiki sifat tersebut bersama dengan pasangan. Tegur pasangan dengan bahasa yang baik. Pasangan akan merasa dihargai dan mau melakukan apa yang baik untuk keharmonisan keluarga.

Baca Juga: Hati-hati! 5 Kebiasaan Tak Terduga Ini Bisa Menurunkan Gairah Seksual

Mudah Menyerah

Foto: buildingblocks.solution

Tidak mau mencari jalan keluar dan berpikir bahwa semua salah Moms merupakan sifat yang tidak baik. Banyak pasangan yang merasa tidak mampu lagi memperbaiki hubungan maupun komunikasi. Padahal, usaha untuk berkomunikasi dengan baik adalah hal yang penting.
Dalam rumah tangga, komunikasi penting untuk terjadi dua arah bukan satu arah. Menyatukan dua kepala dengan pemikiran yang jauh berbeda adalah hal yang sangat sulit.

Itulah pernikahan yang harus Moms hadapi dan jalan keluarnya adalah dengan rajin berkomunikasi dua arah.

Marah

Foto: river105.com

Marah merupakan ungkapan ekspresi kesal terhadap sesuatu yang terjadi. Marah wajar dilakukan karena kekecewaan yang dialami Moms. 

Dalam kehidupan rumah tangga, tentu kita tidak bisa menghindari kemarahan pasangan. Moms harus bisa menghadapi kemarahan pasangan dan mengontrolnya sebab jika tidak bisa jadi penyebab perceraian.

Baca Juga: Terapkan 5 Tips Ini Agar Pernikahan Tetap Langgeng

Kemarahan biasanya timbul lebih besar karena akumulasi masalah yang terjadi sebelumnya dan meledak ketika sudah tak tahan.
Untuk mencegah ini terjadi Moms harus mengkomunikasikan segera masalah yang terjadi sehingga tidak tertumpuk dalam hati sendirian.
Ketika menikah Moms berhak menceritakan apapun kepada pasangan begitu sebaliknya.

Itu dia tadi berbagai penyebab perceraian yang kerap dianggap sepele. Padahal, hal tersebut bisa memicu masalah pernikahan.
Apakah Moms kerap melakukan satu dari penyebab perceraian di atas?