Mengenal Xerostomia, Kondisi Mulut Kering karena Menurunnya Produksi Air Liur
Apakah Moms pernah atau bahkan sering kali mengalami mulut kering? Kondisi ini disebut dengan xerostomia, Moms.
Xerostomia mungkin akan menyebabkan mulut kurang nyaman karena bisa saja mengganggu aktivitas Moms saat minum atau makan.
Apa Itu Xerostomia?
Menurut American Dental Association, mulut kering atau xerostomia adalah kondisi yang muncul karena berkurangnya aliran saliva dari kelenjar ludah.
Perlu Moms ketahui, saliva atau air liur ini diperlukan untuk melumasi jaringan mulut dan melindungi mukosa.
Penurunan produksi air liur dapat mempersulit Moms untuk mengunyah maupun menelan.
Sebenarnya, xerostomia ini dapat disebabkan oleh banyak hal. Jadi, tak hanya disebabkan oleh kurangnya produksi air liur di dalam mulut.
Beberapa hal lain yang mendasari terjadinya mulut kering ini, yaitu kerusakan gigi dan berbagai infeksi mulut.
Mengutip Oral Cancer Foundation, xerostomia bukanlah penyakit.
Ini merupakan gejala dari berbagai kondisi medis, efek samping radiasi pada kepala dan leher, atau efek samping dari berbagai macam obat.
Xerostomia atau mulut kering ini termasuk keluhan umum yang sering ditemukan di antara orang yang lebih tua.
Pasalnya, lebih banyak lansia yang mengonsumsi obat-obatan tertentu sehingga mereka lebih berpotensi mengalami xerostomia.
Meski demikian, tak menutup kemungkinan bahwa orang-orang dengan usia yang lebih muda juga bisa mengalami mulut kering.
Baca Juga: 15+ Rekomendasi Senam Lansia, Rahasia Tetap Bugar di Usia Senja
Gejala Alami Xerostomia
Mulut kering berbeda dengan bibir yang terasa kering, Moms.
Meskipun sebenarnya bibir kering dan pecah-pecah bisa menjadi salah satu gejala mulut kering, namun ada beberapa tanda mulut kering lainnya yang harus dipahami.
Dilansir dari Better Health Channel, berikut ini beberapa gejala mulut kering yang harus dipahami, yaitu:
- Lidah terasa kering dan cenderung menempel pada atap mulut.
- Air liur yang terasa lengket, kental, atau berserabut.
- Bibir kering dan pecah-pecah.
- Memiliki masalah mengunyah atau menelan saat mengonsumsi makanan kering seperti kue dan biskuit.
- Perubahan rasa terhadap makanan dan minuman pedas, asin atau asam.
- Bau mulut tidak sedap dan bisa disertai dengan sariawan.
- Mulut terasa lengket, kering atau terbakar.
- Rentan terhadap infeksi kandidiasis mulut.
- Tingkat kerusakan gigi yang parah.
Baca Juga: Ternyata Ini 4 Manfaat Siwak, Bisa Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
“Keadaan mulut kering benar-benar memengaruhi indera perasa. Hal ini paling terasa ketika mencicipi atau mencoba jenis makanan tertentu.
Umumnya, kondisi ini memang dialami oleh orang yang lanjut usia, dan bisa terjadi karena beberapa faktor lainnya,” ungkap Dr. Lea Erickson, dokter gigi dari University of Utah.
Penyebab Mulut Kering
Moms, ada beberapa penyebab mulut kering yang harus dipahami, di antaranya adalah:
1. Minum Obat Tertentu
Ada beberapa jenis obat yang bisa menyebabkan mulut kering, seperti antihistamin atau beberapa obat depresi dan kecemasan.
Mulut kering juga biasanya merupakan efek samping umum dari obat penghilang rasa sakit dan pelemas otot.
“Obat-obat tanpa resep seperti metamfetamin dan stimulan lainnya juga diketahui dapat menyebabkan mulut kering. Hal ini karena biasanya obat tersebut hanya menargetkan pembuluh pada hidung saja, sehingga dapat menyebabkan mulut kering,” ujar Dr. Natasha Bhuyan, dokter keluarga dari One Medical di Arizona.
2. Masa Kehamilan
Ya, kondisi mulut kering dapat terjadi ketika Moms sedang hamil.
The Journal of Perinatal Education mengungkapkan, kondisi ini bisa terjadi karena kurangnya asupan cairan dalam tubuh sehingga tidak mampu menghasilkan air liur yang cukup.
Penyebab lainnya bisa juga karena perubahan hormon dan peningkatan volume darah selama masa kehamilan.
National Women’s Health Resource Center mengungkapkan, peningkatan volume darah dan laju filtrasi di ginjal bisa menyebabkan sering buang air kecil.
Hal ini berdampak pada kehilangan cairan dari tubuh sehingga dapat menyebabkan mulut kering.
Baca Juga: IUFD Adalah Hal yang Fatal di Masa Kehamilan, Apa Bedanya dengan Keguguran?
3. Pengaruh Usia
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, xerostomia biasanya terjadi pada lansia.
Xerostomia memengaruhi 30% pasien di atas 65 tahun dan hingga 40% pasien di atas 80 tahun.
Meski penyebab utamanya adalah obat-obatan, namun kondisi komorbiditas juga bisa menjadi penyebab, seperti:
- Diabetes
- Penyakit Alzheimer
- Parkinson
Para lansia atau orang-orang dewasa yang lebih tua memiliki risiko 2 kali lebih besar mengalami xerostomia.
Sementara, jumlah penggunaan obat pada orang dewasa juga mampu meningkatkan risiko memiliki gejala mulut kering, yaitu:
- Menggunakan 1 dari lebih banyak obat setiap hari.
- Mengonsumsi lebih dari 4 resep obat setiap hari.
4. Gejala dari Penyakit Autoimun
Jika Moms merasakan mulut kering, namun kondisinya tidak membaik meskipun sudah minum cukup air putih, maka bisa jadi ada masalah medis yang mendasarinya.
Mulut kering nyatanya bisa menjadi salah satu gejala dari penyakit autoimun seperti:
- Sindrom Sjogren
- Lupus
- Arthritis
Sindrom Sjorgen ini merupakan kondisi di mana tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi air mata dan air liur.
Sindrom ini paling sering ditandai dengan mata kering dan mulut kering.
Nah, lebih baik Moms segera periksakan ke dokter untuk penanganan yang lebih tepat, ya.
5. Kemoterapi atau Radioterapi Kanker Kepala dan Leher
Mengutip American Dental Association, adanya komplikasi oral dari kemoterapi atau radioterapi kanker kepala dan leher dapat menyebabkan xerostomia.
Xerostomia yang terjadi akibat pengobatan kanker kepala dan leher ini dapat berkembang selama terapi atau terjadi terus-menerus hingga bertahun-tahun setelah terapi.
Hal ini disebabkan oleh:
- Reaksi inflamasi.
- Fibrosis kelenjar ludah yang terjadi hingga 1 tahun usai terapi radiasi hingga berlangsung permanen.
Baca Juga: Pemicu Kanker dari Pola Hidup yang Tidak Sehat. Waspada!
Mulut kering atau xerostomia ini juga dapat terjadi setelah transplantasi sel induk hematopoietik yang termasuk prosedur pengobatan khusus dalam penyakit kanker dan kelainan darah.
Hal ini karena prosedur perawatan memiliki efek radioaktif yang cukup tinggi.
Radiasi akan menyebabkan perubahan pada sel sekretori serosa sehingga mengakibatkan penurunan produksi saliva dan peningkatan viskositas saliva.
Keluhan awal yang umum terjadi setelah terapi radiasi adalah air liur yang kental atau lengket.
Kondisi lain yang berhubungan dengan mulut kering meliputi:
- Fibrosis kistik
- Penyakit graft-versus-host
- Infeksi virus hepatitis C
- Infeksi HIV / AIDS
- Perubahan hormonal (kehamilan atau menopause)
- Limfoma
- Kerusakan saraf akibat cedera kepala atau leher
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Penyebab psikogenik
- Agenesis atau aplasia kelenjar ludah
- Pukulan
- Hipertensi yang tidak terkontrol
- Penggunaan alkohol atau tembakau, serta konsumsi kafein atau makanan pedas yang berlebihan
Baca Juga: 14 Cara Mengatasi Bau Mulut dengan Bahan Alami, Yuk Coba!
Cara Mencegah Xerostomia
Seringnya, penyebab terjadinya mulut kering adalah dehidrasi. Untuk itu, cukupi kebutuhan cairan tubuh setiap harinya, ya Moms.
Cara lain mencegah xerostomia adalah dengan mengunyah permen karet bebas gula untuk meningkatkan produksi air liur.
Apabila xerostomia tak kunjung teratasi, cobalah meminta bantuan ke tenaga medis agar penanganannya lebih tepat.
Tujuan pengobatan xerostomia secara medis ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab, menghilangkan rasa tidak nyaman, dan mencegah komplikasi.
Misalnya karies gigi dan infeksi periodontal.
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya mulut kering, yaitu mencoba untuk mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat, antara lain:
- Menghindari minuman gula dan kafein.
- Menghindari makanan asin, pedas atau makanan kering yang sulit dikunyah.
- Menghindari makanan lengket dan manis.
- Menghindari alkohol (termasuk obat kumur yang mengandung alkohol) dan tembakau.
Terdapat juga beberapa rekomendasi khusus kesehatan gigi dan mulut dari National Institute for Dental and Craniofacial Research terkait xerostomia, yaitu:
- Sikat gigi dengan lembut setidaknya 2 kali sehari dengan pasta gigi berfluoride.
- Gunakan benang gigi setiap hari.
- Jadwalkan kunjungan gigi setidaknya 2 kali setahun (dengan radiografi tahunan).
- Penggunaan gel fluoride setiap hari untuk membantu mencegah kerusakan gigi.
- Pengobatan yang tepat untuk infeksi jamur atau bakteri mulut.
Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai xerostomia, yang meliputi penyebab serta gejalanya. Semoga bermanfaat, Moms.
- https://www.healthywomen.org/your-health/pregnancy--postpartum/common-physical-changes-during-pregnancy
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1595116/
- https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/dry-mouth
- https://oralcancerfoundation.org/complications/xerostomia/
- https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/xerostomia
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.