Gejala dan Cara Menangani Plasenta Previa, Bumil Harus Tahu!
Saat hamil, Moms tentu akan mendengar istilah plasenta previa juga tentang bahayanya. Tapi apa sebenarnya plasenta previa?
Nah, mari dimulai dari awal. Pertama, sperma bertemu sel telur kemudian ketika embrio berkembang, plasenta, membran yang membantu mengantar oksigen dan nutrisi ke janin yang sedang tumbuh, malah tumbuh dan ditanam di suatu tempat di dalam rahim.
Karena pada kenyataannya tidak semua plasenta menempel di tempat yang tepat. Jika plasenta menempel terlalu dekat di bagian bawah rahim bukan di samping atau lebih dekat ke atas, sehingga menutup semua atau sebagian dari pembukaan bagian dalam serviks.
Kondisi ini dapat menciptakan situasi yang berpotensi berbahaya yang disebut plasenta previa.
Kemudian gejala apa yang bisa Moms ketahui bila terkena plasenta previa? Bagaimana penanganannya? Simak ulasannya di bawah ini.
Baca juga : Anak Tidak Mau Sekolah Karena Takut Dengan Guru?
Gejala Plasenta Previa saat Hamil
Menurut Stanford Children's Health, gejala umum dari plasenta previa adalah terjadinya pendarahan vagina yang tidak terasa nyeri. ondisi ini umumnya terjadi pada trimester ketiga.
Pada sebagian kasus lain, biasanya ketika Moms terkena plasenta previa maka akan terjadi pendarahan vagina yang tidak nyeri setelah minggu ke-12 ketika plasenta berkembang sepenuhnya. Kondisi ini terjadi karena penempatan plasenta yang salah di leher rahim.
Menurut dokter kandungan di Texas, Marra Francis, MD, sebelum 20 minggu, plasenta previa dapat dilihat pada 1 dari 3 kehamilan. Dalam beberapa kasus, plasenta previa tidak memiliki gejala, dan terlihat ketika melakukan USG rutin.
“Plasenta previa biasanya tidak akan menjadi masalah di awal kehamilan, karena sering berubah saat berjalannya waktu. Tetapi, jika tidak hilang dapat menyebabkan pendarahan atau komplikasi lain, yang membuat melahirkan bayi lebih awal,” ucapnya.
Plasenta previa dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling sering terjadi pada perempuan yang hamil kembar, yang merokok atau menggunakan obat-obatan, yang lebih tua dari 35 tahun, atau yang telah menjalani operasi rahim seperti operasi caesar atau D&C (pelebaran dan kuretase, yang melibatkan pengikisan lapisan uterus).
Cara Menangani Plasenta Previa saat Hamil
Dalam sekitar 10 persen dari kasus, ibu hamil yang didiagnosis dengan plasenta previa pada beberapa titik selama kehamilan kemudian masih memilikinya ketika mendekati masa persalinan. Maka, Moms harus melakukan persalinan caesar.
Di samping itu, menurut Mayo Clinic, tidak ada perawatan medis atau bedah untuk menyembuhkan plasenta previa. Walaupun begitu ada beberapa strategi agar Moms mengatasi plasenta previa.
Apa saja? Yuk cari tahu di bawah ini Moms!
Baca juga : 4 Kebiasaan yang Perlu Dihentikan Supaya Program Hamil Berhasil
1. Pelajari tentang Plasenta Previa
Memiliki informasi dengan kondisi plasenta previa akan membantu meredakan ketakutan Moms. Kemudian, bicara dengan dokter terkait kondisi Moms, riset serta mencoba untuk mencari Moms lain yang pernah mengalami plasenta previa
Baca juga : 5 Tanda Penyakit Ginjal Yang Mungkin Ada di Diri Kita
2. Persiapkan Diri untuk Operasi Caesar
Moms, plasenta previa mungkin akan mencegah untuk melahirkan bayi secara normal. Tapi, perlu Moms ingat bahwa kesehatan Moms dan bayi lebih penting dibanding metode persalinan.
3. Istirahat Cukup
Tak terbatas sekedar berada di tempat tidur. Agar tidak jenuh, Moms bisa mengisi hari-hari dengan merencanakan kedatang si buah hati. Baca tentang perawatan bayi baru lahir atau beli keperluan bayi secara online atau lewat telepon.
Baca juga : Hal yang Harus Diperhatikan Ibu Hamil dengan Masalah Jantung
4. Jaga Diri
Saat keadaan seperti ini, ada baiknya Moms mengelilingi diri dengan hal yang menghibur diri, seperti buku, atau musik yang disukai.
Tak ada salahnya, Moms meminta pasangan, teman, atau keluarga mengunjungi agar bisa berbincang atau sekedar membuat makanan kesukaan Moms.
Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang plasenta previa. Jika Moms mengalami salah satu gejalanya, tidak ada salahnya untuk segera berkonsultasi ke dokter kandungan ya.
(WAR/ERN)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.