3 Penyakit yang Bisa Ditularkan dari Ibu Hamil ke Janin
Moms yang sedang hamil wajib menjaga kesehatan sebaik-baiknya karena jika terinfeksi, ada penyakit yang ditularkan dari ibu ke janin.
Penularan langsung atau penularan vertikal ini dapat terjadi antenatal (sebelum kelahiran), perinatal (satu minggu sebelum atau setelah kelahiran) atau postnatal (setelah lahir).
Infeksi janin antenatal merupakan penyebab utama kematian janin dan bayi.
Tidak jarang beberapa penyakit dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil, kehamilan, dan bayi setelah melahirkan. Beberapa penyakit itu bisa jadi disebabkan oleh bakteri dan infeksi.
Berikut ini adalah daftar penyakit yang bisa ditularkan ibu hamil ke janin!
Baca Juga: Stop Bingung dan Tertukar, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri pada Anak
Bacterial Vaginosis
Bacterial vaginosis adalah infeksi vagina yang paling umum pada wanita usia reproduksi.
Ini meningkatkan risiko infeksi menular seksual (IMS) dan dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Kondisi ini disebabkan oleh perubahan keseimbangan bakteri yang biasanya hidup di vagina.
Berhubungan seks tanpa kondom dapat meningkatkan risiko bacterial vaginosis.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar wanita hamil menjalani tes jika timbul gejala bacterial vaginosis dan menjalani pengobatan jika perlu.
Baca Juga: Nyeri Saat Berhubungan Seks, Mungkin Saja Terkena 3 Penyakit Kelamin Ini
Klamidia
Infeksi klamidia selama kehamilan menyebabkan peningkatan risiko kelahiran prematur dan komplikasinya.
Jika infeksi tersebut ada dan tidak diobati pada saat persalinan, infeksi klamidia dapat menyebabkan infeksi mata atau pneumonia pada bayi.
Di sebagian besar rumah sakit, mata bayi dirawat secara rutin dengan salep antibiotik tak lama setelah lahir.
Salep dapat mencegah kebutaan dari paparan bakteri klamidia selama persalinan jika wanita hamil mengalami infeksi yang tidak terdeteksi.
Cytomegalovirus
Cytomegalovirus (CMV) adalah virus umum yang terdapat dalam banyak cairan tubuh yang dapat menyebar melalui kontak langsung, seperti berciuman atau berbagi peralatan makan, serta hubungan seksual.
Virus ini biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan, tetapi begitu ada di tubuh seseorang, virus itu tetap ada di sana seumur hidup dan dapat hidup kembali di lain waktu.
Seorang wanita hamil bahkan mungkin tidak tahu bahwa ia memiliki infeksi, dan ia mungkin menularkan virus ke janinnya, menyebabkan infeksi CMV bawaan.
Sebagian besar bayi dengan infeksi CMV bawaan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda atau memiliki masalah kesehatan.
Namun, beberapa bayi memiliki masalah seperti kehilangan pendengaran atau penglihatan, kejang, atau cacat intelektual yang terlihat saat lahir atau yang berkembang kemudian selama masa bayi atau masa kanak-kanak.
Saat ini, skrining rutin untuk CMV selama kehamilan tidak dianjurkan.
Para peneliti sedang mengerjakan perawatan untuk CMV dan vaksin untuk mencoba mencegah infeksi selama kehamilan dan untuk mengurangi risiko penularan kepada bayi.
Infeksi CMV bawaan dapat didiagnosis dengan tes air liur, urin, atau darah bayi yang baru lahir.
Pengobatan dengan obat antivirus dapat mengurangi risiko masalah kesehatan dan gangguan pendengaran pada beberapa bayi yang terinfeksi.
Nah, itulah penyakit yang bisa ditularkan dari ibu hamil ke janin. Selalu waspada, ya, Moms.
Baca Juga: Sering Gatal di Selangkangan? Jangan-jangan Kita Terkena Penyakit Ini!
(TPW)
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.