3 Penyebab Xerostomia, Mulut Kering Pada Balita
Xerostomia atau kondisi mulut kering bisa dialami oleh balita.
Sebagian besar kasus mulut kering pada balita memang termasuk ringan dan cukup diatasi dengan minum air putih.
Namun, rupanya ada pula kondisi mulut kering kronis yang lebih serius dan dikenal dengan istilah medis xerostomia.
Balita yang mengalami xerostomia akan menunjukkan gejala seperti mulut kering, air liur kental, bibir kering dan pecah, lidah kering dan kasar, sulit mengunyah dan menelan, bau mulut, atau sariawan.
Baca Juga: Tahapan Memelihara Kesehatan Mulut Bayi Baru Lahir Sampai Tumbuh Gigi
Penyebab Mulut Kering (Xerostomia) pada Balita
Seperti dikutip dari Pediatrics Education, mulut kering kronis bisa meningkatkan resiko karang gigi dan infeksi gigi, kurang gizi, sariawan, penumpukan plak, juga gangguan indra pengecap.
Yuk Moms, simak dulu beberapa kondisi yang bisa menyebabkan xerostomia atau mulut kering kronis pada balita berikut ini.
1. Sindrom Sjogren
Foto: health.harvard.edu
Dalam sebuah artikel yang dilansir oleh National Institutes of Health dijelaskan kalau mulut kering pada balita bisa disebabkan oleh sindrom Sjogren, sebuah kondisi autoimun langka yang mempengaruhi kelenjar penghasil cairan pada tubuh.
Sindrom Sjogren bisa terjadi dengan atau tanpa disertai kondisi autoimun lain, dan biasanya ditandai dengan gejala khas berupa mulut kering (xerostomia), mata kering (xerophthalmia), dan pembengkakan kelenjar liur parotis.
Penderita sindrom Sjogren juga sering menunjukkan gejala lain seperti ruam tanpa sebab di kulit, lemas dan gampang lelah, pembengkakan atau kekakuan sendi, area kulit kering, serta batuk kering kronis.
Sindrom Sjogren perlu segera ditangani agar tidak menimbulkan masalah kesehatan lebih serius. Biasanya dokter akan menangani kondisi ini dengan memberikan obat oral dan obat tetes, serta merekomendasikan penderita untuk meningkatkan frekuensi dan kuantitas minum.
2. Infeksi Kelenjar Liur
Foto: aboutkidshealth.ca
Mulut kering pada balita rupanya bisa juga disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang menyerang kelenjar liur. Infeksi membuat saluran air liur terhambat atau meradang, sehingga produksi air liur berkurang dan membuat mulut menjadi kering.
Infeksi kelenjar liur paling sering disebabkan oleh bakteri Staphyococcus aureus, tapi bisa juga disebabkan oleh bakteri lain seperti E. Coli dan Streptococcus pyogenes.
Baca Juga: Cegah Infeksi Penyakit dengan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun dan Air Mengalir
3. Gondongan
Foto: mymdnow.com
Seperti dikutip dari laman health.gov.nl.ca, situs web milik departemen kesehatan dan layanan masyarakat Newfoundland, mulut kering pada balita bisa jadi merupakan salah satu gejala awal gondongan.
Jika positif terinfeksi virus penyebab gondongan, biasanya mulut kering akan disertai dengan gejala lain seperti sakit kepala, demam ringan, badan terasa lemas, kehilangan nafsu makan, dan pembengkakan kelenjar liur di kedua sisi wajah.
Prosedur Medis
Foto: studyfinds.org
Menjalankan prosedur medis atau mengonsumsi obat tertentu rupanya bisa menyebabkan mulut kering pada balita sebagai efek samping. Termasuk diantaranya adalah analgesik, antihistamin, dekongestan, obat epilepsi, obat diare, dan obat asma.
Selain itu mulut kering juga biasanya akan dirasakan oleh balita setelah menerima dosis obat bius untuk operasi, atau tengah menjalani prosedur kemoterapi maupun radioterapi.
Rupanya ada banyak penyebab mulut kering pada balita yang tidak disangka ya, Moms. Jadi lebih baik segera berkonsultasi ke dokter jika Moms merasa khawatir dengan kondisi Si Kecil.
Apa Moms punya pengalaman dalam menghadapi balita yang mengalami mulut kering kronis?
Baca Juga: Ketahui Tanda dan Pengaruh Perubahan Rongga Mulut Ibu Hamil di Sini
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.