Simak 5 Tanda Air Ketuban Rembes, hingga Pencegahannya
Air ketuban rembes sering dianggap sebagai tanda persalinan sudah semakin dekat.
Jika hal ini terjadi, Moms tidak perlu merasa panik karena ada ciri-ciri air ketuban rembes yang perlu diketahui bagi ibu hamil.
Ciri-ciri tidak boleh diabaikan, karena akan berdampak bagi kehamilan dan juga kondisi si janin.
Simak terus artikel ini untuk mengetahui lebih lengkap mengenai air ketuban rembes.
Baca Juga: 5 Perbedaan Air Ketuban dan Keputihan, Perhatikan Moms!
Ciri-Ciri Air Ketuban Rembes
Air ketuban rembes atau bocor salah satu yang menandakan bayi hampir siap untuk dilahirkan.
Tidak ada yang tahu pasti apa yang memicu reaksi air ketuban rembes.
Biasanya ini terjadi sekitar minggu ke-40 kehamilan.
Namun, para ahli menunjukkan sejumlah faktor dan ciri-ciri yang bisa diketahui untuk langkah pertolongan pertama.
Apa saja ciri-ciri air ketuban rembes? Berikut gejalanya.
1. Tetesan Air Tidak Deras
Saat air ketuban rembes, ibu hamil bisa merasakan semburan cairan atau tetesan perlahan, tergantung tingkat robekan.
Jika pecah di bawah kepala bayi, cairan akan keluar deras. Jika rembes terjadi lebih tinggi di rahim, alirannya lebih lambat.
2. Tidak Berbau dan Bening
Ciri air ketuban rembes dapat dilihat dari warnanya.
Mengutip Cleveland Clinic, cairan ketuban umumnya tidak berbau, bening, atau merah muda dengan garis darah.
Berbeda dengan keputihan, yang berbau ringan dan berwarna seperti susu.
Baca Juga: Arti Warna Air Ketuban dan Tanda Kebocoran, Bumil Waspada!
3. Tidak Terasa Nyeri
Beberapa wanita tidak merasakan apapun saat air ketuban rembes ataupun bocor.
Karena biasanya ini tidak terasa nyeri atau sakit pada area perut.
Namun, jika air ketuban rembes menandakan persalinan, nyeri akibat kontraksi dapat terjadi.
Kontraksi juga dapat meningkat dalam frekuensi dan intensitas setelah air ketuban rembes.
4. Terjadi di Kehamilan Tua
Umumnya, air ketuban rembes akan terjadi saat persalinan semakin dekat.
Cairan keluar dari vagina ini menjelang persalinan atau saat ciri-ciri persalinan sudah muncul pada saat usia kandungan sudah cukup bulan.
Normalnya, usia kandungan mendekati kelahiran, apabila sudah mencapai 37–40 minggu.
Moms juga perlu waspada jika air ketuban yang keluar dari vagina terbilang banyak dan terjadi terus-menerus.
Jika air ketuban rembes kurang dari 32 minggu dan berisiko melahirkan dalam beberapa hari ke depan, ibu hamil mungkin akan diberi magnesium sulfat untuk melindungi sistem saraf bayi.
Mengutip Mayo Clinic, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk mencegah infeksi dan suntikan steroid untuk mempercepat kematangan paru-paru bayi.
5. Perut Kencang
Ciri-ciri air ketuban rembes seterusnya adalah perut terasa kencang, serta adanya tekanan pada perut bagian bawah yang semakin lama semakin kencang.
Tekanan pada perut bagian bawah ini seringkali diikuti dengan munculnya cairan dalam vagina.
Moms akan merasakan seperti ada yang pecah, meski tidak disertai dengan kontraksi.
Ibu hamil biasanya akan merasakan seperti ada gelembung yang pecah.
Kondisi ini merupakan pertanda air ketuban rembes dan tanda-tanda persalinan.
Baca Juga: Ukuran XS untuk Berat Badan Berapa? Jangan Sampai Salah
Dampak Air Ketuban Rembes sebelum Waktunya
Dilansir dari Sutterhealth, pada trimester pertama dan kedua, air ketuban yang keluar dari vagina Moms dapat memicu komplikasi serius.
Lantas apa saja dampak bagi kehamilan?
1. Lahir Prematur
Ketuban mungkin pecah sebelum mencapai usia 37 minggu dalam kehamilan.
Ini disebut ketuban pecah dini atau premature rupture of membranes (PPROM).
Dampak bagi kehamilan di sini yakni adanya risiko melahirkan bayi lebih awal dan terjadi infeksi atau komplikasi.
Jika ketuban pecah sebelum minggu ke 37, ibu hamil kemungkinan besar akan dirawat di rumah sakit untuk pemantauan.
Dalam beberapa kasus, kerusakan pada kantung air ketuban dapat menutup kembali dengan sendirinya.
Namun pada kasus lain, sebagian ibu hamil perlu melahirkan prematur untuk mencegah komplikasi.
2. Cacat Lahir
Dampak air ketuban rembes sebelum waktunya adalah keguguran, cacat lahir, hingga yang paling fatal adalah kematian pada bayi.
Sementara jika air ketuban bocor saat usia kehamilan menginjak trimester ketiga, hal ini akan berdampak cukup bahaya, karena akan menyulitkan proses persalinan
Dalam kondisi kekurangan air ketuban akan membuat tali pusar dapat terjepit dan melilit leher bayi, sehingga akan mengurangi aliran oksigen kepada bayi.
Kondisi ini pula akan memicu risiko dilakukannya operasi caesar, serta nantinya bayi dapat mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
Cairan air ketuban normal tertelan oleh bayi, dan biasanya 1 liter per hari.
Jumlah air ketuban normalnya, akan berkurang seiringnya bertambah usia kehamilan.
Baca Juga: 15 Rekomendasi Oleh-Oleh Khas Malang, Bikin Kalap Belanja!
3. Radang Selaput Janin
Studi dalam National Center for Biotechnology Information, dampak bagi kehamilan karena air ketuban rembes yakni peradangan selaput janin.
Ini disebabkan oleh infeksi bakteri dalam aliran darah.
Komplikasi ini terjadi pada 3-12 persen pada ibu hamil yang menderita air ketuban rembes dan terinfeksi.
Jika tidak diobati, dampak bagi kehamilan bisa menyebabkan sepsis atau infeksi darah.
4. Keguguran
Keguguran bisa terjadi akibat dampak air ketuban rembes sebelum waktunya.
Biasanya ini terjadi pada trimester pertama, atau tiga bulan pertama kehamilan.
Sering kali, keguguran bisa terjadi bahkan sebelum tahu bahwa air ketuban rembes.
Jadi, bagaimana cara mengetahui apakah Moms mengalami keguguran?
Berikut beberapa tanda dan gejala yang bisa dirasakan, antara lain:
- Gejala
Sakit punggung atau perut yang parah atau memburuk serta keluarnya cairan dan gumpalan darah yang besar dapat mengindikasikan keguguran.
- Waktu
Keguguran di awal kehamilan bisa disalahartikan. Namun, ini kecil kemungkinannya setelah delapan minggu kehamilan.
- Durasi gejala
Gejala keguguran biasanya memburuk dan berlangsung lebih lama dari satu periode.
5. Operasi Caesar
Hampir setiap wanita menginginkan kelahiran normal ataupun melalui vagina.
Namun, air ketuban rembes dampaknya yakni operasi caesar.
Kelahiran caesar umumnya dihindari sebelum 39 minggu kehamilan sehingga anak memiliki waktu yang tepat untuk berkembang di dalam rahim.
Namun terkadang komplikasi muncul dan operasi caesar harus dilakukan sebelum waktunya persalinan.
Operasi caesar biasanya dilakukan jika komplikasi dari kehamilan mempersulit persalinan vagina atau membahayakan ibu atau janin.
Baca Juga: Informasi Lengkap Biaya Operasi Caesar, Ada yang Gratis!
Ketahui Juga Bahaya Air Ketuban Tertelan Bayi
Moms perlu tahu bahwa air ketuban rembes bisa berbahaya jika bayi menelannya.
Biasanya, bayi tidak menelan air ketuban dalam jumlah berbahaya, namun ada risiko aspirasi air ketuban, yang bisa menyebabkan:
- Sindrom Aspirasi Meconium (MAS): Bayi bisa menelan meconium yang masuk ke paru-paru, menyebabkan masalah pernapasan.
- Infeksi Paru-paru: Aspirasi dapat menyebabkan pneumonia aspirasi, infeksi paru-paru akibat bakteri dalam air ketuban.
- Iritasi dan Peradangan: Air ketuban bisa mengiritasi dan meradang paru-paru bayi.
- Gagal Napas: Aspirasi parah bisa mengganggu pernapasan bayi dan menyebabkan gagal napas.
Aspirasi air ketuban jarang terjadi, dan tim medis akan segera menangani jika ada tanda-tanda.
Konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Pencegahan Air Ketuban Merembes
Menjaga kesehatan janin dan ibu hamil hingga persalinan memerlukan perhatian khusus, terutama untuk mencegah air ketuban rembes:
- Hindari Hubungan Seks: Jangan berhubungan seksual jika ada risiko ketuban rembes, seperti mulut rahim yang lemah.
- Bersihkan Organ Intim: Selalu bersihkan organ intim dengan benar, dari depan ke belakang, terutama setelah buang air.
- Pola Hidup Sehat: Lakukan pemeriksaan rutin, konsumsi makanan sehat, cukup minum, dan olahraga teratur.
- Kurangi Gerak: Hindari guncangan, terutama selama kehamilan pertama, dan saat berkendara.
- Istirahat Total: Kurangi aktivitas atau istirahat total di akhir trimester kedua atau awal trimester ketiga, hindari pekerjaan berat demi kesehatan janin.
Baca Juga: Berapa Lama Bayi Bertahan Setelah Ketuban Pecah? Simak, Moms!
Nah, selain itu Moms juga perlu mengetahui tanda bayi mengalami komplikasi di dalam kandungan.
Tetap berhati-hati memeriksa cairan yang keluar dari vagina saat sedang hamil.
Moms perlu memerhatikan tekstur, bau dan warna air ketuban rembes yang keluar.
Tentunya setelah itu, Moms akan lebih matang ya menghadapi persalinan.
- https://my.clevelandclinic.org/health/body/23310-amniotic-fluid
- https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/labor-and-delivery/in-depth/water-breaking/art-20044142
- https://www.sutterhealth.org/health/labor-delivery/amniotic-fluid
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC7041999/#:~:text=SENESCENCE%20OF%20FETAL%20MEMBRANES&text=The%20inflammation%20observed%20in%20fetal,invasion%20of%20the%20amniotic%20cavity.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.