10 Juni 2024

Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir dalam Adat Jawa

Simak juga primbon anak sulung menikah dengan bungsu

Moms, Anak pertama menikah dengan anak terakhir mitosnya tidak akan langgeng.

Bahkan, baiknya untuk tidak menikah. Namun, benarkah demikian?

Menurut kepercayaan Jawa, terdapat sebuah mitos yang masih dipercaya oleh sebagian masyarakat.

Kepercayaan itu berupa pernikahan "tumbu ketemu tutup" yaitu pernikahan anak pertama dengan anak terakhir.

Ada juga yang menyebutkan sebagai perkawinan yang kedua mempelainya dianggap serasi, cocok dan pas.

Serasi di sini dalam artian karakter gaya hidup, misal serasi, rajin dengan rajin.

Dilansir dari UIN Satu Tulungagung Institutional Repository, kepercayaan ini sudah ada sejak zaman dahulu.

Bahkan, dalam karya-karya Sultan Agung, sang raja Jawa yang mengembangkan primbon, neton, dan perjodohan, istilah “tumbu ketemu tutup” tercatat di dalamnya.

Istilah tersebut mengandung makna yang sama, serasi, cocok.

Semisal orang yang hemat menikah dengan orang yang sama hematnya juga, atau orang yang pekerja keras menikah dengan orang yang sama pekerja keras juga.

Pasangan suami istri yang menikah dan dijuluki “Tumbu ketemu tutup” merupakan mereka yang dalam banyak sisi memiliki kecocokan.

Ibarat timbangan, keduanya bernilai sama, tidak berat ataupun ringan sebelah.

Tidak diketahui secara pasti darimana asal mula istilah “tumbu ketemu tutup”, lho Moms.

Namun, istilah "tumbu ketemu tutup" ini terjadi karena adat kebiasaan masyarakat itu sendiri dan mengalir begitu saja menjadi sebuah peribahasa atau ungkapan.

Dari turun temurun sudah ada istilah tersebut, dan itu menjadi kebiasaan orang jawa.

Baca Juga: Begini Cara Menghitung Weton Jawa untuk Pernikahan, Calon Pengantin Wajib Tahu!

Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir

Pernikahan Adat Jawa (Orami Photo Stock)
Foto: Pernikahan Adat Jawa (Orami Photo Stock)

Dilansir dari Journal Law and Family Studies Al Syakkhiyyah, berikut ini cara mencapai keluarga impian anak pertama menikah dengan anak terakhir menurut adat Jawa:

1. Laksana Mimi Lan Mintuna

Mimi lan Mintuna adalah binatang yang tidak pernah berpisah satu sama lain.

Sebab, sifatnya melekat dan tidak pernah berpisah.

Binatang tersebut dijadikan lambang bagi suami istri untuk selalu bersatu padu secara lahir dan batin.

Tujuannya, agar keduanya dapat hidup tenang, tenteram, dan selamat.

Pasangan suami istri yang menjalani kehidupan berumah tangga harus menerapkan asas setel kendho.

Asas tersebut adalah saling mengendalikan keinginan diri dan pasangan agar hubungan harmonis.

  • Senantiasa serasi
  • Rukun
  • Tentram
  • Bahagia
  • Tidak pernah cekcok, sebagaimana dicontohkan pula dalam kehidupan Kamajaya dan Ratih.

Keduanya merupakan tokoh fenomenal dalam cerita pewayangan yang hidupnya selalu rukun, tidak bertengkar ataupun berpisah.

Baca Juga: Cara Menghitung Hari Baik Pernikahan Menurut Primbon Jawa

2. Sigaraning Nyawa

Masyarakat Jawa secara umum menyebut setiap pasangan suami istri pasca pernikahan dengan istilah garwa (sigaraning nyawa).

Istilah ini dalam bahasa Indonesia diartikan pecahan atau setengahnya nyawa.

Adapun nyawa adalah sumber kehidupan.

Dalam berumah tangga, suami istri harus bersama-sama merasakan suka duka (ringan sama dijinjing, berat sama dipikul).

Jika suami istri memahami peran mereka sebagai pasangan jiwa, mereka akan sukses menghadapi segala tantangan rumah tangga.

3. Gemi Nastiti

Moms, kehidupan berumah tangga secara umum tidak terlepas dari kecukupan sandang, pangan dan papan.

Kecukupan sandang, pangan, dan papan dianggap sebagai kebutuhan primer.

Secara kalkulatif, tiga kebutuhan primer di atas dapat tercukupi melalui pengelolaan ekonomi rumah tangga secara proporsional dan fungsional (gemi nastiti).

Karakter pemboros yang berbelanja tanpa mempertimbangkan kondisi bertentangan dengan prinsip hidup Jawa yang dikenal sebagai gemi nastiti.

Semakin terkelola dalam mencari dan mengatur keuangan dalam rumah tangga, seseorang akan semakin bahagia.

Perihal ini selaras dengan ajaran Asthagina yang berisi delapan kegunaan yang harus diperhatikan dalam kehidupan berumah tangga di antaranya:

  • Panggaotan (pekerjaan)
  • Rigen (teliti)
  • Gemi (tidak boros)
  • 70 titi (tertib)
  • Wruh ing petungan (tahu perhitungan)
  • Taberi tetanya (rajin bertanya)
  • Nyegah kayun (mengendalikan kehendak)
  • Nemeni seja niat (sungguh-sungguh).

4. Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Anak pertama menikah dengan anak terakhir selanjutnya adalah mikul dhuwur mendhem jero.

Mikul dhuwur mendhem jero adalah sikap seorang anak untuk menjunjung tinggi kehormatan kedua orang tua.

Caranya adalah dengan menyimpan aib serta kekurangan orang tua sebaik mungkin, sekaligus mengharumkan jasa orang tua.

Selain diwajibkan bagi setiap anak, sikap ini secara khusus juga harus dilakukan suami-istri dalam keluarga.

Artinya, seorang suami harus menutup rapat-rapat aib, kekurangan dan kelemahan yang dimiliki oleh istri.

Caranya dengan menampilkan kelebihan, keunggulan, serta kehebatan yang dimilikinya.

Begitu pula sebaliknya sikap istri terhadap suami harus mikul dhuwur mendhem jero.

Dengan begitu, perjalanan rumah tangga membuat keluarga harmonis secara lahir maupun batin.

5. Pasang Sumeh Njroning Ati

Pasang sumeh njroning ati berarti suami dan istri dalam menjalankan kehidupan rumah tangga harus selalu sabar, pasrah, ikhlas dalam menerima segala masalah yang dihadapi.

Selain itu, karakter pasang sumeh njroning ati juga dapat diinterpretasikan sebagai melayani pasangan hidup dalam keluarga, idealnya.

Hal ini dilakukan dengan prinsip mendarmabaktikan diri dengan sepenuh hati.

Berusaha melakukan yang terbaik untuk meraih ridha Tuhan, menerima takdir dengan pasrah dan ikhlas.

Dengan begitu, mitos anak pertama menikah dengan anak terakhir tidak akan bisa damai tidaklah benar adanya.

Anak pertama menikah dengan anak terakhir menurut Jawa serasi hingga cocok.

Baca Juga: Cara Menghitung Weton Jodoh, Ini 'Bocoran' Jodohmu!

Primbon Anak Pertama Menikah dengan Anak Terakhir

Seperti yang Moms ketahui, primbon adalah sebutan untuk ramalan atau kepercayaan tradisional yang berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan.

Meskipun tidak memiliki dasar ilmiah, beberapa orang masih memercayainya dan menggunakannya sebagai panduan dalam menghadapi situasi.

Seperti, pernikahan antara anak pertama dengan anak terakhir.

Berikut beberapa ramalan atau kepercayaan yang terkait dengan primbon anak pertama menikah dengan anak terakhir.

1. Keberuntungan

Ilustrasi Menikah
Foto: Ilustrasi Menikah

Beberapa primbon mengatakan bahwa perkawinan antara anak pertama dan anak terakhir dapat membawa keberuntungan bagi keduanya.

Ini merupakan kombinasi dari karakteristik dan pengalaman yang berbeda dari kedua individu ini dapat saling melengkapi dan memperkaya hubungan mereka.

2. Harmoni dalam Keluarga

Primbon juga menyebutkan bahwa perkawinan antara anak pertama dan anak terakhir dapat menciptakan harmoni dalam keluarga.

Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya keseimbangan antara kepribadian dan karakteristik yang berbeda dari kedua individu ini.

Dengan begitu, bisa memperkuat hubungan dan ikatan keluarga.

3. Tantangan dan Ujian

Meskipun dianggap membawa keberuntungan, primbon juga menyinggung kemungkinan adanya tantangan dan ujian dalam hubungan.

Perbedaan dalam pengalaman, harapan, dan pandangan hidup antara keduanya dapat menjadi sumber gesekan dan konflik dalam pernikahan.

4. Komunikasi yang Efektif

Primbon mungkin menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dalam menjaga keharmonisan hubungan antara anak pertama dan anak terakhir.

Kemampuan untuk saling mendengarkan, memahami, dan menghargai perbedaan adalah kunci dalam mengatasi potensi konflik.

5. Doa dan Keberkahan

Dalam banyak tradisi, primbon juga menyarankan agar pasangan ini selalu menguatkan hubungan mereka dengan doa dan mencari keberkahan dari Tuhan.

Doa dan keyakinan dalam kekuatan spiritual dapat menjadi sumber kekuatan dan dukungan dalam menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan pernikahan.

Moms, perlu diingat bahwa primbon hanya ramalan atau kepercayaan tradisional tanpa dasar ilmiah, ya.

Keberhasilan suatu hubungan pernikahan lebih banyak ditentukan oleh komitmen, kerja sama, dan komunikasi yang baik antara pasangan tersebut.

Baca Juga: 5 Pasangan Weton yang Tidak Boleh Menikah, Intip Yuk!

Itulah informasi seputar anak pertama menikah dengan anak terakhir. Semoga menjawab pertanyaan, ya!

  • http://repo.iain-tulungagung.ac.id/18002/8/BAB%20V.pdf
  • http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/1891/
  • http://repo.uinsatu.ac.id/18002/
  • https://www.caknun.com/2016/memahami-tumbu-ketemu-tutup-agar-tidak-3c/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.