Selain Lapar Ada Arti Lain Saat Bayi Menangis, Apa Saja?
Menangis adalah cara bayi berkomunikasi sebelum bisa berbicara. Moms harus mencari tahu makna tangisan bayi agar Si Kecil mendapatkan apa yang diinginkan. Percaya atau tidak, tangisannya bisa memberi tahu Moms banyak hal.
Meskipun belum bisa bicara, namun bayi mampu memberi beberapa petunjuk untuk membantu Moms memahami apa yang diinginkannya.
Karena tidak bisa mengatakan dengan tepat apa yang dibutuhkan dengan kata-kata, bayi mengandalkan serangkaian rengekan, tangisan dan jeritan untuk mendapatkan perhatian. Tetapi, dikutip dari American Academy of Pediatrics, semua tangisan tidak diciptakan sama.
“Beberapa bayi menangis lebih dari yang lain, tetapi penelitian menunjukkan tangisan maksimum terjadi selama tiga bulan pertama kehidupan. Dari lahir hingga 6 minggu, bayi menangis kira-kira total 110-118 menit setiap hari. Dan tangisan tertentu dalam hampir 2 jam tangisan sehari-hari dapat menjadi karakteristik kebutuhan bayi,” kata Terry Cralle, R.N., sleep educator, dan penulis Snoozby dan Great Big Bedtime Battle.
Arti Tangisan Bayi
Bayi cenderung memiliki tangisan yang berbeda untuk mengekspresikan kebutuhan atau emosinya.
Meskipun Moms mungkin sudah mengetahui makna beberapa jenis tangisan bayi, sebagian besar orang tua baru belum memahaminya.
Berikut adalah beberapa catatan jenis tangisan bayi untuk membantu Moms mengetahui apa yang mungkin dikatakan bayi.
Baca Juga: Ini 5 Hal yang Menjadi Alasan Bayi Menangis
1. Saya Merasa Lapar
Foto: theconversation.com
Jika bayi lapar, tangisannya akan terdengar seperti teriakan bernada rendah, ritmis, berulang, dikombinasikan dengan sinyal lain seperti gerakan mulut mencari payudara, gerakan menghisap dengan lidahnya, menampar bibir, atau memasukkan jari-jarinya ke mulut.
Tanggapi tangisan dengan cepat agar bayi tidak terlalu kesal. Jika bayi kesal, biasanya saat menyusu Si Kecil juga akan ikut menelan udara yang membuatnya memuntahkan susunya, atau bahkan lebih banyak menangis karena merasa tidak enak perut.
“Ini adalah alasan paling umum mengapa bayi menangis, dan menangis dikatakan sebagai tanda terakhir rasa lapar. Tangisan lapar kadang-kadang digambarkan sebagai berulang dan berirama," jelas Terry.
2. Saya Lelah atau Tidak Nyaman
Foto: freepik.com
Tangisannya akan seperti tangisan cengeng, sengau, dan terus menerus dalam intensitas yang sama. Ini biasanya merupakan sinyal bayi bahwa dia sudah cukup misalnya cukup tidur siang.
“Tangisan ini terkadang disertai dengan sinyal fisik, seperti menguap, menarik telinga, gelisah, tangan mengepal, berkedip, mata tertutup, atau gosok mata,” kata dia.
Moms bisa memeriksa apa yang membuatnya tidak nyaman. Misalnya dengan memeriksa popok kotor, dan bantu bayi tidur sebanyak yang dibutuhkan.
Baca Juga: Yuk Kenali Tanda Lelah Pada Bayi Sesuai Usia Bulannya
3. Sudah Cukup atau Bosan
Foto: parent4success.com
Bersiaplah untuk tangisan cengeng yang rewel.
Bayi mungkin mencoba memalingkan kepala atau tubuhnya dari pemandangan atau suara yang berlebihan yang mengganggunya.
Ketika Moms mengenali tangisan ini, cobalah untuk menjauhkan bayi dari kebisingan, gerakan, rangsangan visual atau apa pun yang membuatnya stres.
Lingkungan yang lebih tenang, white noise dari kipas angin atau penyedot debu, atau rekaman suara alam, seperti gelombang laut, dapat membantu membuatnya rileks.
Selain itu, bayi akan menangis dengan suara sesenggukan saat mencoba mendapatkan interaksi yang baik, dan berubah menjadi rewel ketika perhatian yang diinginkan tidak datang, kemudian menjadi tangisan marah dengan rengekan.
Ini adalah makna tangisan bayi yang menunjukkan kebosanannya. Moms bisa menggendong Si Kecil atau bermain dengannya tanpa distraksi agar bayi tidak lagi menangis.
4. Saya Menderita Karena Kolik
Foto: wattlehealth.com
Dikutip dari Healthy Children, tangisannya akan terdengar seperti ratapan atau jeritan intens, disertai dengan gerakan gelisah.
Kolik sering terjadi pada sore atau malam hari dan dapat berlangsung berjam-jam.
Ini biasanya memuncak sekitar 6 minggu setelah kelahiran dan hilang pada saat bayi berusia 3 hingga 4 bulan.
Walaupun sulit untuk menenangkan bayi yang kolik, Moms dapat mencoba posisi yang menenangkan dengan membaringkannya di perut di lengan bawah atau di atas lutut, menopang kepalanya dan menggosok punggungnya.
Atau coba meletakkannya di atas punggungnya dan mendorong lututnya ke atas perutnya selama 10 detik, kemudian melepaskan dan mengulanginya, dengan harapan gas yang dianggap sebagai penyebab kolik dapat keluar.
Baca Juga: Kolik pada Bayi, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
5. Saya Merasa Sakit
Foto: verywellfamily.com
Rengekan lembut yang lemah dan terdengar seperti sengau dengan nada lebih rendah dari tangisan biasa yang seolah-olah bayi tidak memiliki energi untuk memompa volume suaranya.
Jika Moms mencurigai bayi sakit, berhati-hatilah dengan gejala tambahan seperti demam, diare, sembelit, muntah, ruam, dan hal lainnya.
Bayi terkadang merasa sakit dan seringkali itu tidak perlu dikhawatirkan. Namun, jika Moms khawatir, jangan ragu untuk menghubungi dokter. “Tangisan bayi kesakitan digambarkan seperti tangisan yang keras, tiba-tiba, melengking, dan panjang. Diikuti dengan jeda yang tenang ketika bayi mengatur napas. Teriakan bernada tinggi atau sangat rendah yang bertahan dapat menjadi indikasi penyakit,” tandasnya.
Mencari tahu makna tangisan bayi tentu membutuhkan waktu. Take your time, Moms.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.